Sebenarnya JUJUR ITU MUDAH karena mengatakan APA ADANYA. Sebetulnya lebih susah TIDAK JUJUR, karena HARUS BERPIKIR bagaimana ketidakjujurannya itu bisa meyakinkan. TIDAK JUJUR itu harus punya ilmu NGELING-ELING atau MENGINGAT-INGAT, sekali tidak ingat akan ketahuan. Beda dengan bicara jujur, TANPA BEBAN, LEPAS, tapi kita manusia sudah menjadi naturenya bahwa LEBIH SUKA TIDAK JUJUR karena sering menguntungkan diri sendiri dan kadangkala bisa cari aman. Itulah manusia, yang mudah kadang dibikin tidak mudah, yang tidak mudah justru akan mempersulit, tapi disukai. Karena kenyataanya LEBIH MUDAH memperoleh keuntungan dari KETIDAKJUJURAN daripada KEJUJURAN. Misalnya, KORUPSI. Bukankah dosa berawal dari ketidakjujuran? Barangkali kita bisa sependapat kalau jujur itu perlu dan penting. Jujur dalam arti tidak berdusta kepada diri sendiri. Para dalang wayang sering memberi contoh Yudistira atau Puntadewa sebagai tokoh yang teramat sangat LEGA LILA LAHIR BATHIN, JUJUR, TEMEN ,LANTIP, GETIH PUTIH, TANPA NAFSU, dsb. Bahkan tanpa mati langsung aja masuk sorga, bukan main! Yesus saja sebelum masuk sorga merasakan mati dulu kok. Tetapi apakah Puntadewa benar-benar jujur 100 %? Saya terus terang mengatakan : "TIDAK!"
http://komunitaspaundra.files.wordpress.com/2010/11/pandawa-lores.jpg
Sedemikian langkakah "mahluk jujur" di dunia ini, sehingga Puntadewa saja masih belum murni kejujurannya. Kalian yang pernah baca kisah Mahabarata, khususnya episode
Pandawa Dadu , akan mendapatkan bukti bahwa Puntadewa PERNAH tidak jujur. Diceritakan dalam episode tersebut, Puntadewa (Sulung dari Pandawa) bermain judi dan menderita kekalahan total. Akibatnya semua harta habis-habisan dan mengalami penderitaan dahsyat. 12 tahun hidup di hutan dan 1 tahun menyamar di Wirata, Puntadewa menyamar dengan nama Dwijakangka. Dari ringkasan cerita yang masih saya ingat tersebut, semoga kalian bisa menangkap makna yang tersirat dalam kisah tersebut. Jadi, apakah
kejujuran diperlukan dalam perjudian? Ataukah perjudian tidak membutuhkan kejujuran ? Ah rasanya tidak perlu kita jawab. Yang jelas, kejujuran tidak butuh judi! Artinya, kalau kita sudah terlibat dalam perjudian, kita sudah BERDUSTA kepada diri sendiri. Lantas, apa hubungannya saya mengatakan jangan mau hanya jujur saja dalam hidup ini, ya karena JUJUR ITU BISA MEMBUAT HIDUP INI SEPI.
http://4.bp.blogspot.com/_1LaZyPDnF6g/TEfcXRUdYBI/AAAAAAAAAGM/A2vSs4hQMoQ/s1600/sepi.jpg
Pada kenyataannya, orang jujur itu sepi, dalam arti sepi dari pergunjingan, sepi dari pemberitaan dan mungkin juga sepi dari pergaulan. Aneh memang, orang jujur kok sepi, bahkan bisa juga kesepian kok. Buktinya, kita lihat saja tokoh Puntadewa di atas, karena terkenal jujurnya, "hampir" tidak ada pakem wayang yang spesial menceritakan sepak terjangnya dengan panjang. Kenapa? Ya karena jujurnya. Kejujurannya tidak membuahkan kisah-kisah menarik, semuanya berjalan seperti kereta api di atas rel! Dan masih banyak contoh-contoh kejujuran kita sehari-hari tetapi sulit diterima oleh sebagian besar masyarakat kita. Bahkan tokoh besar yang sulit ditemukan dosanya pun "dianggap" tidak jujur ketika mengatakan kejujuranNya, beliau adalah Yesus Kristus sendiri. Kita hidup memang tidak hanya jujur saja.
Kejujuran belumlah cukup menjadi modal untuk hidup.
http://28.media.tumblr.com/tumblr_lf8ujpKFGs1qgum3oo1_500.jpg
http://2.bp.blogspot.com/_jjgksVeNn3c/Sgi_VNa394I/AAAAAAAAFmA/Y7nQJ7VLKeo/s320/dwight%2520eisenhower.gif
http://4.bp.blogspot.com/_ArDRk76TPes/TCwiiyWCIuI/AAAAAAAAAIA/zHyfv_gLJHI/s1600/lenin1.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e2/Portrait_of_Niccol%C3%B2_Machiavelli_by_Santi_di_Tito.jpg/200px-Portrait_of_Niccol%C3%B2_Machiavelli_by_Santi_di_Tito.jpg
Kalau
Napoleon dan
Eisenhower bicara tentang
moril, Lenin bicara tentang
Masa, Baumgarten bicara tentang
Estetika, Machiavelli bicara tentang
Disiplin, Tollkey bicara tentang
Spirit, Jenderal Jomini bicara tentang
Karakter, Jenderal Nasution bicara tentang
Kemujuran, Ideologi yang kuat, Batin yang teguh, Jenderal Simatupang bicara tentang
Semangat Kemerdekaan, Prabu Ramawijaya bicara tentang
Menegakkan Keadilan atas Dasar Kebenaran, Puntadewa bicara tentang
Suradirajayaningrat, lebur dening pangastuti, sedang Yesus bicara tentang
KASIH. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang berbicara serta ada kaitannya dengan kehidupan di dunia ini. Yang pada hakekatnya tidak lain daripada
manifestasi dari budiluhur manusia.
http://www.swatt-online.com/wp-content/uploads/2010/12/Tahi-Bonar-Simatupang.jpeg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/5f/Antoine-Henri_Jomini.jpg
http://3.bp.blogspot.com/--N4lpoWcPVk/TcKl6Oz2xdI/AAAAAAAAACI/EFlAwNEZqlk/s1600/ah-nasution.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_uSoYJe2T1rE/SQgwIc5gZJI/AAAAAAAAC0A/TVf9u4aFZ44/s200/RAMA+WIJAYA.jpg
Ketika orang sudah meninggal dan masuk ke alam lain, bisa jadi ke NERAKA atau SURGA, mereka tidak bisa BERKATA BOHONG, apa yang dikatakannya adalah apa adanya tanpa rekayasa baik atau buruk. Simaklah sebuah percakapan di alam sana ini.
Manusia yg baru mati : "Oh surga memang tempat yang luar biasa indahnya, serta ajaib!"
Malaikat Langit : " Ajaib? Maksud anda?"
Manusia yg baru mati : "Bayangkan, baru lima menit aku tiba di surga, dompetku lenyap!"
Malaikat Langit : "Oh, anda salah alamat, ini PINTU MASUK NERAKA!"
http://www.designowntattoos.com/images/angel-tattoo-design-woman.jpg
Atau simaklah pernyataan jujur dari seorang manusia yang masih hidup di bumi dengan keterbatasan informasi dan teknologi di bawah ini. Ceritanya demikian : Seorang KEPALA SUKU KANIBAL di ajak seorang Pendeta dari Indonesia ke Irian, maksudnya untuk studi perbandingan, agar kanibalisme sukunya bisa dihilangkan dengan melihat langsung kehidupan suku-suku di Irian yang sudah lebih baik dan manusiawi. Ketika naik kapal, pada saat makan, seorang petugas kapal memberikan daftar menu. Kepala suku Kanibal yang berwajah hitam itu hanya meneliti sebentar daftar menunya, lalu memberikan kembali pada petugas kapal sambil mengatakan : "Berikan saya DAFTAR PENUMPANG SAJA!" Kepala suku itu telah berkata jujur, namun membuat pendeta dan petugas kapal itu KAGET dan pastinya KUATIR! Jelaslah, kejujuran ternyata belum lengkap jika tidak dibarengi dengan budiluhur dan kepandaian atau ilmu pengetahuan. Budiluhur artinya memiliki moral, moril dan mental yang baik dan kuat, Kapandaian artinya memiliki ilmu pengetahuan yang baik dan berguna. SEKIAN
Illustrasi :Â komunitaspaundra.wordpress.com,maliyamiracle.blogspot.com,eurohist.tumblr.com,designowntattoos.com,lintasberita.com Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya