Gambar :Â www.negarahukum.com
Awal tahun 2016 ini dunia maya membuka lembaran baru dengan kehebohan yang cukup menarik dicermati yaitu fenomena LAPOR MELAPOR akun di sosmed yang menulis sesuatu dan diindikasikan oleh beberapa netizen melanggar undang-undang ujaran kebencian atau hate speech, maka layak dilaporkan ke POLRI unit Cyber Crime.
Walau saya terlambat tapi masih bisa membaca tautan dari artikelnya Gunawan yang nongol di wall FB berjudul "Netizen ini Bakal Susul Ongen di Penjara", ternyata yang dibahas tritnya Kompasianer Iramawati Oemar yang pernah jadi TERKAPORIT 2013 untuk kanal politik itu, saat membahas berita yang dimuat di web ISLAMNUSANTARA.NEWS dalam topik berjudul "Sudah 122 Juta Rakyat Menelpon Jokowi Minta Puan Gantikan Setya Novento".
Begitu saya baca langsung bisa diduga kalau itu Web ABAL-ABAL apalagi terbaca dari judulnya yang TIDAK MASUK AKAL dan nulisnya keliru total, masak nulis SETYA NOVANTO saja keliru jadi SETYA NOVENTO?
Celakanya si Iramawati Oemar kali ini TIDAK TELITI dan HATI-HATI langsung menelan mentah-mentah, entah dengan tujuan apa? Langsung menulis panjang lebar seolah lebih tahu dari penulis web abal-abal itu. Daya kritisnya langsung tumpul, nalarnya ambles bumi, apa karena malas mencari referensi seperti kebiasaannya dulu?
Kalau Kompasianer Anhus Anhas Anhis dan tuyul-tuyulnya serta Kompasianer Alex Laksana dulu sering mengkritisi tulisannya Iramawati Oemar yang hanya KLIPING BERITA dan dibumbui sedikit opini, kali ini Iramawati Oemar tidak melakukan itu, jadinya BLUNDER dan menjadi santapan netizen yang tidak sepaham dengan tulisannya itu.
Foto : Penyebar fitnah dengan link situs hoax (sumber Capture facebook Rizky Dwinanto)
Tidak Masuk Akal
Saya sendiri TIDAK PERCAYA sekilas membaca berita itu, apalagi dari web yang tidak kredibel, sudah nulisnya salah, beritanya TIDAK MASUK DI AKAL. Mana mungkin ada 122 juta rakyat menelpon Jokowi hanya melaporkan soal itu? MUSTAHIL!
Semua telpon yang masuk ke Presiden Jokowi, biasanya sang ajudan yang menerimanya dan sang ajudan berhak menjawabnya, tentunya bila ada telpon penting PASTI akan disampaikan atau disambungkan ke Presiden langsung, jadi MANA MUNGKIN 122 juta menelpon Jokowi? Apa Presiden itu operator telpon kok sempat-sempatnya melayani 122 juta telpon? Mana ada di dunia ini seorang Presiden bisa menerima telpon 122 juta dalam sehari?