Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Malaysia Sia-Sia

26 Agustus 2010   23:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41 2250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://i981.photobucket.com/albums/ae300/man_one21/Malingsia_claim_koteka.jpg

Presiden Soekarno meledak amarahnya ketika fotonya dirobek-robek di depan KBRI di Malaysia, bahkan lambang negara Garuda Pancasila dibawa para demontrans untuk diinjak-injak, kejadian 17 September 1963 ini memunculkan gerakan GANYANG MALAYSIA, dan ini saya kutipkan pidato Soekarno yang  berkobar penuh semangat membara itu. Kalau kita lapar itu biasa Kalau kita malu itu juga biasa Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar! Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya. Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat. Yoo...ayoo... kita... Ganjang... Ganjang... Malaysia Ganjang... Malaysia Bulatkan tekad Semangat kita badja Peluru kita banjak Njawa kita banjak Bila perlu satoe-satoe!

http://nizar6189.files.wordpress.com/2009/06/thumbsoekarno_bio.jpg?w=193&h=250
http://nizar6189.files.wordpress.com/2009/06/thumbsoekarno_bio.jpg?w=193&h=250
Konflik pun berlangsung seru, namun mereda tatkala Jendral Soeharto harus mengatasi konflik G30SPKI di dalam negri. Dan 11 Agustus 1966 penjanjian perdamaian pun ditandatangani. Barangkali melihat konflik Indonesia yang cukup rumit itu, Malaysia tak tinggal diam, bukan turut campur tetapi memacu negrinya agar maju di segala bidang. Terbukti setelah 53 tahun merdeka, ia menjadi salah satu macan ekonomi Asia yang disegani. Dan 2 presiden Indonesia yaitu Abdul Rahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri mengagumi kemajuannya. Maka tak sedikit para pelajar Indonesia yang punya biaya maupun anggota DPR berbondong-bondong untuk belajar ke sana diikuti mereka yang tak punya duit yaitu para TKI yang mencari rejeki dengan cara apa saja, maklum di negri sendiri susah cari pekerjaan.  Kemajuan Malaysia tentu membutuhkan banyak tenaga kerja, beruntung tetangganya melimpah rakyatnya yang butuh kerja, disambutlah mereka dengan suka hati, soal kesejahteraan soal nanti. Yang jarang dimengerti oleh rakyat Indonesia, bahwa Malaysia rupanya sangat rajin membaca buku-buku terbitan dan karangan penulis Indonesia, yang mampu membangkitkan semangat mereka untuk berjuang demi kemajuan negrinya. Sementara di Indonesia, buku-buku itu lebih banyak terpajang dengan manisnya di rak-rak perpustakaan tanpa banyak yang menyentuhnya. Era Perdana Mentri Badawi sangat keras dalam PEMBERANTASAN KORUPSI di departemen-departemen basah, seperti Imigrasi, Bea Cukai, kantor Pendaftaran, departemen Transportasi, dan Kepolisian. Sementara di Indonesia pemberantasan korupsi hanya sekedar wacana yang masih tebang pilih dalam tindakannya. Semua departemen basah di Indonesia tetap selalu basah untuk berkubang dengan nyaman sebagai ajang melakukan tindakan korupsi dengan penuh sopan santun sebagai negara berbudaya dan berpancasila. Bahkan pejabat eksekutif maupun yudikatif serta para wakil rakyat yang terhormat lainnya justru seperti "berlomba" menumpuk kekayaan di tengah rakyatnya yang masih saja kesulitan untuk cari pekerjaan demi sesuap nasi. Indonesia memang belum pernah punya presiden yang TEGAS dan GANAS dalam memberantas korupsi, lalu apakah koruptor di Indonesia lebih "berkuasa" daripada presiden? Masyarakat Malaysia akan selalu berteriak : "Hidup Malaysia, bumiku yang bertuah!!!" Masyarakat Indonesia bisa juga berteriak : "Hidup Indonesia, TKI-ku memberi berkah!!!" Kalau Jepang punya semangat untuk mengalahkan Amerika, sebagai doktrin kecil akibat kekalahannya dalam perang dunia II, nyatanya berhasil juga produk Jepang menggempur Amerika tanpa perlu menumpahkan darah dan airmata. Lihat saja, Toyota, Honda, Yamaha, Sony, berhasil"menguasai Amerika". Cina juga mempunyai semangat yang sama, ingin menaklukkan dunia dengan semangat kuat dan usaha keras serta nyata, akhirnya produk-produk Cina mampu mengguncang dunia. Mungkin di Malaysia ada doktrin untuk mengalahkan Indonesia atau mungkin juga Singapura, maka mereka tak perduli lagi dengan segala budaya dari Indonesia yang masuk ke sana. Dari mulai lagu daerah sampai lagu pop, dari seni tari sampai kuliner asli Indonesia dicaplok begitu saja demi keindahan negerinya. Pulau-pulau yang dekat dengan negerinya, sebisa mungkin masuk wilayahnya dengan cara apa saja. Kalau perlu pulaunya di kosongkan, penduduknya dipekerjakan di negerinya, selanjutnya warga Malaysia di tempatkan di pulau kosong itu dengan diberi aktivitas yang menghasilkan, mengeruk pasir, menjaring ikan, dan menebang pohon misalnya. Klaim-mengklaim pun terjadi ketika api telah berasap, ketika berita muncul di media. Rakyat Indonesia pun hanya bisa protes saat mendengar beritanya, demo merebak dimana saja, pejabat terkait segera ambil tindakan, diplomasi penuh tawa. Setelah reda dengan diplomasi cinta damai, Malaysia pun bergerak kembali memacu kemajuan negrinya dengan tak perduli lagi makna diplomasi tadi. Memang Indonesia sering telat dalam menyikapi persoalan ini, namun sedikit demi sedikit dengan falsafah Jawa ALON-ALON WATON KELAKON, akhirnya ada juga yang mendaftarkan beberapa kebudayaan asli Indonesia ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan. Warisan budaya yang telah diakui UNESCO tersebut antara lain : 1. WAYANG KULIT. 2. KERIS. 3. BATIK. 4. LAGU RASA SAYANGE. 5. REOG PONOROGO. 6. TARI PENDET. Banyak tokoh mengatakan Indonesia bangsa besar, luas dan kaya raya, karena memiliki potensi. Namun mengapa Malaysia sering menganggap remeh Indonesia? Mengapa Malaysia cenderung arogan terhadap Indonesia? Mengapa pihak Malaysia sering menciptakan eskalasi ketegangan-ketegangan dengan Indonesia? Mengapa semua itu sering dilakukannya dengan negara serumpunnya sendiri? Apa karena "doktrin" untuk mengalahkan Indonesia sebagai "dendam" masa lampau saat ketegangan di zaman Soekarno? Dengan tenangnya seorang pejabat di Malaysia berkata ketika menanggapi maraknya demo anti Malaysia beberapa waktu lalu :  "Warga Malaysia berkepala dingin dan sabar. Sesuatu harus dilakukan untuk memastikan demonstrasi di sana terkendali sebelum warga Malaysia kehilangan kesabaran mereka,” Apa yang terjadi nanti kalau Malaysia hilang kesabarannya? Atas dasar PERSAHABATAN akankah semua itu bisa dihentikan dengan baik, tanpa terulang kembali. Sekali lagi, tanpa terulang kembali? Apakah karena namanya sama-sama berakhiran SIA jadi semuanya akan SIA-SIA? Entahlah, barangkali kita cuma bisa mengumpat : SIA-lan!!" I N D O N E S I A Indonesia tubuh kita satu Dalam jiwa sepenuhnya merdeka Semangat ayunkan seluruh raga Berdegup, berderaplah bersama Berpacu kaki dengan waktu Tegarkan karang di lautan Melesatlah jauh ke langit zaman Berdegup, berderaplah bersama Indonesia.....Indonesia.....Indonesiaaaaa.... (Lagu : Franky Sahilatua, Lirik : Yudhis AM). Illustrasi : 1. man-one.blogspot.com 2. nizar6189.wordpress.com  3. fantom-xp.com 4.bungaliani.wordpress.com 5. fjrab.multiply.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun