Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indonesia Kekurangan Virus...

8 Januari 2015   05:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:34 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan yang selalu mengusik dan selalu saja jawabannya hanya teori belaka, namun dalam implementasinya sungguh mengenaskan yaitu kenapa Indonesia yang KAYA RAYA malah banyak pinjaman luar negerinya? Jika dibandingkan dengan negara lain, misalnya Jepang atau Jerman Barat yang pernah hancur dalam Perang Dunia 2 kini bisa jadi dua raksasa dalam perekonomian dunia, lalu kenapa Indonesia yang tidak pernah hancur, walau dijajah Belanda hingga 350 tahun dan Jepang 3,5 tahun, masih terseok-seok tanpa bisa tinggal landas dalam waktu singkat? Sampai Presiden yang ke 7 bangsa kita masih sibuk mengurus prasarana perekonomiannya dengan BANTUAN dan PINJAMAN luar negeri. Padahal ada anak bangsa yang memberi contoh cara tinggal landas yang begitu lancar, lihatlah Bob Sadino yang bekas penjual telur keliling itu bisa sukses sebagai pengusaha yang mengelola banya perusahaan itu. Atau yang lagi seru, Menteri Kelautan dan Perikanan era Presiden Jokowi, Susi Pudjiastuti, walau hanya punya ijasah SMP, namun sukses sebagai pengusaha ikan dan memiliki puluhan pesawat. Dua contoh anak bangsa di atas sebagai bukti, Indonesia mempunyai banyak anak negeri yang mampu memberi IMPULS atau dorongan yang merangsang manusia ke arah kemajuan, mampu membuat orang bergairah untuk berprestasi dan BEKERJA GIAT. Apakah kita kekurangan virus mental yang mendorong orang untuk melakukan suatu pekerjaan dengan baik, dan semakin lebih baik? Rakyat kita perlu terus didorong untuk memiliki impuls dasar yaitu KEBUTUHAN UNTUK BERPRESTASI, dengan cara dirangsang untuk bekerja lebih cepat, lebih efisien dengan hasil maksimal. Lalu apa yang bisa mendorong bertumbuhnya gairah berprestasi dalam masyarakat? Hanya satu jawabannya PENDIDIKAN dan bukan faktor keturunan. Dan pendidikan bukan hanya di sekolahan saja, MEDIA pun punya peran cukup besar untuk mendorong manusia-manusia agar menjadi sumber daya yang bisa saling mempengaruhi untuk tumbuh gairahnya akan prestasi. Apakah media kita sudah bisa diharapkan untuk itu? Jangan-jangan media kita malah menjadikan orang-orang penuh ILUSI, KONSUMTIF, dan TIDAK KREATIF, lalu kapan tinggal landasnya bangsa ini jika yang terjadi demikian? Salam NKRI Raya! Sumber gambar : 1. dunia.inilah.com 2. pascasarjana-stiami.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun