Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Di Kompasiana Jodoh Datang dan Pergi

30 September 2012   17:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:26 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
data:image/jpeg;base64,/9j/4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD/2wCEAAkGBhQRDxASDw0TEBQUFRkQEhQQEBoQFBAWHxcYIBkcHhMYGygiHCUvGR4aIjsgLzMpODgvIR40QTwtODIuLikBCQoKBQUFDQUFDSkYEhgpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKSkpKf/AABEIAE0AggMBIgACEQEDEQH/xAAaAAEBAQADAQAAAAAAAAAAAAAABgUCBAcD/8QAORAAAgEDAgQEAwQIBwAAAAAAAQIDAAQREiEFBhMxBxRBUSJhcSMlMpJCYoGCkbGztBUWFyRjc3T/xAAUAQEAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA/8QAFBEBAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAP/aAAwDAQACEQMRAD8A9xpSlArNtOY7eW5ltorhHmhGqWNTlkGcb+nfH8RWlULyRwJBxXjd3j7RrgWw/VQRRO23zLL+WguqUpQKUpQKUpQKVB+JMF0txwqaxuZI3N0tq6BvspEf4mLp64VG/ZmtXxCkkNj0YJTFJcyxWayL3jEjgOR+5qoKelQPgjfPJweNJW1NBLJb7nJAVsgfLAbGPYCr6gUpSgUpSgVEXXizaR3qW5EhiZZT5sIxgLxjLqrBftMAHLLkA4qxu7fqRuhZl1qU1IcMuQRkH0NQUPK1+oggSeGWKAdJJLqwjTRFpCkLpcsSU+HsmfegrbDmq1mt47mO7jMMjCNHZtAZycBcNg6s7Yqal5tt+Gx8RmlDuWvJGKRLqc6Y4QT3wABoyxxuQO5AMny14f3qNHZvEsUfD7w31tcyfHHcgldKaVII21MT6HArm3h7fz3l/OVWNo7xLm2E+Db3wAOpXjUnC7KQe41MNzuA9Itub4W4cvEJdVvCY+sRMNLqPQY9ST2x3yMd6j/Czxbbis88FxAkUigyw9LVho8gENkn4hkb7A5Owxv2+YVPE2tYHtUDRt1bizvJmhy2MKwKgrOgJO65H0Ow7nD/AA9NrfQXlrOiv0/L3UbRBY5lL6iyBCOmQew3GAB7khR3vMEMNzb20kmmW41dFdDHXpUlviAwMAfyrtwX0bs6pKjshw6q4YofmAdqyeZ+U0vjbl55YTC7OGgYI7K0bIy68ZUEHuN/p3Er/pYbe7uH4YUso5bFrUMHd3E5Zvi0nP6Oj4s577Z3oMrnfxxMN0lrwqFLtw4SR2DOrMTjRGEI1HO2rcZ96oucPEd+H8PgkmtAt7cDEdrr6oV/Usy4JAyO3qQPnWJwHkX/AA6fgsMqwFvMTOxiQsZXFtIVZpH3JGNgAAPmd61uZuVbh+KG6j4dbXqGBIU8xcGAwOGfUcBGzlSB9Big+3E+aEksuEX8y9BGnimcMC2jVDMuAAMndtvfautxbnu1umtlj6wMF7D1hLaywiE5YYdmUKpzjYkGupz5Pc2tnazXE0IeO5jlCQxlLeAAhVAJyzY15LHHYYA9cfivJ809pxR7ArLbySQyKCOo995dIwxUjY65BIdY/EVGMhs0Ff4V2C23B0mKspnMl9Jkb/GcjCj/AIwlffk3ns3r3azRR2/REcy6bhZfsXUlS5XZGAGSvpkfU8hzHHfcOkHCbyGOYwlY0JUPA+k6VaMkFCDgZI2771JcO8JnPDbxIlPD57lY4tJuGlUogXWZNJKkueods4BHzoOvxfxzlk4jHa8IskvE1aCW1Brg+ugggKoH6RB99hXr1u7FFLroYgFlDatJxuNXrv6157yvystlxKxhZIVMdjOQIUONXWgDN1G+JmIO7HHsAB39GoFKUoFKUoFKUoODwqSCVBKnKkjOk/L2rnSlApSlBM8yj7x4N/3z/wBrLVNWFzBH/uuGN7XLg7+9tP6etbtBl8xctwX8HQukLx6lkwGKnKnI3H8PoTWlHGFAVQAAMAAYAHoAK5UoMniHKdncNrnsLeVu+qSBGb8xGa0ba2WNFSNQiqNKqNgo9hX1pQTNyPv22/8ABcf17eqasK8j+9bRvTy1wvf9e3Pat2gUpSgUpSgUpSgUpSgUpSgyuNbS2R1YAuMEb75hlA9ffHvWrUJzpzOsfFeEWerJkl6rANgqchUyPYgyftFXYoFKUoFKUoMq82vrQ6tjHOuN9zmIg98dga1ahLvmdX5kt7INnpwM+zbK7KxZSPfQEP0NXdApSlApSlApSlApSlApSlBnXnL1tNPFPLaxSTRYMcjRgumDkYbvsd60aUoFKUoFKUoM7/L1t5nzXlYvMY09bpjqYxj8Xf8ADt9Nq0aUoFKUoP/Z

Illustrasi : PHIfacebook.com Ketika Johan Wahyudi menuliskan tentang Asmara di Kompasiana dan sering mengatakan Kompasianer Ini didoakan atau kasihan bener, secara tersirat mau mengatakan bahwa Revangga Dewa Putra lagi jatuh hati sama Arab Kere! Celakanya Arab Kere tidak tahu ada DEWA mencintainya dengan tulus sekali, sebab sang Dewa sedang menguji sebuah pameo bahwa "Seorang pria di uji ketika laki-laki tidak punya apa-apa", dan Arab yang Kere lah tempat ujian yang tepat baginya. Sayangnya si Arab malah lagi jatuh cinta sama Rhatam Alvarizi, apesnya cintanya bertepuk sebelah pantat, terbukti si Rhatam begitu getol merayu Hawa, walau sudah menggunakan jurus Pemikat Jiwa, Pemanggil Hawa (Jurus 58 hal. 105), tak membuat nona Hawa KLEPEK-KLEPEK dan mengangguk pasrah walau kelihatan mesra kepadanya, eh malah melempar piauw sakti hingga menghujam si Rhatam dan membuatnya terkapar menggelepar di bawah kaki Ngademin. Si Rhatam ini juga kagak tahu, kalau Hawa lagi bermesraan sama Mas Wagiman, yang kalau malam berganti nama jadi Wagince itu. Adalagi si Jebe sebelum dialmarhumkan Ngatminto sangat getol mengejar Ira Oemar dan Auda Zaszhkya dengan komentar-komentar yang menyengat hati nurani, sayang umurnya nggak panjang dan keburu bereinkarnasi jadi Preman Simpang, akhirnya ia asyik sendiri menulis tentang dunia entepreneurnya. Begitulah adanya di Kompasiana ini, saling lempar jurus tanpa disadarinya bahwa mereka tengah mempraktekkan sebagian dari 66 jurus mabuk buat ngeblog dan di bawah ini cover kitab sucinya :

Tak sedikit Kompasianer yang berharap dalam enam bulan tulisannya mampu merayu si dia, bukan berharap masuk headline atau terekomendasi, buat apa masuk headline dan terekom kalau cinta tak didapat?

Tujuan nge-blog kalau mau cari jodoh tidak bisa kita salahkan, sebab media online memang punya peluang untuk tujuan itu. Bahkan ada yang mencari selingkuhan juga kok, maklum namanya juga manusia, soal cinta kadang bisa bikin lupa anak bini atau kekasih hati. Itulah hal yang paling indah dapat kita alami, bahkan kadang begitu misterius. Cinta memang bisa menjadi sumber dari semua kekuatan ngeblog. Jadi jangan kaget, kalau ada Kompasianer sibuk ngeblog di tempat kerja demi ngomentarin si dia dambaan hatinya, bahkan kalau ketahuan sang bos, ia akan menjawabnya dengan enteng, "Maaf bos, aku lagi konsentrasi ngomentarin blognya pacarku, laporannya nanti aja setelah ane nulis koment ini ya bos!" Para pembaca yang terhormat tanpa mengurangi rasa hormat, yang saya tulis di atas itu terinspirasi setelah malam minggu kemarin, sepulang kerja, di meja kompiku tergeletak amplop coklat, setelah kubuka isinya buku 66 jurus mabuk karya Fary SJ Oroh alias Suka Ngeblog alias Padepokan Rumahkayu, dua nama terakhir sebagian nick namenya di Kompasiana. Seperti yang sudah saya duga, si Fary ini memang jagonya jurus-jurus ngeblog, sesuai dengan kesukaannya  membaca cerita silat. Tulisannya yang renyah dalam buku tersebut tak terasa cepat habis dikunyah. Maklum saya juga penggemar cersil, jadi seperti bernostalgia dalam masa-masa kejayaan cersil dulu saat membaca tulisannya.

Illustrasi : Kotakhumorfacebook.com Saya jadi teringat Jenderal Souw Teng Wi, salah satu murid Kun Lun Pay yang diburu pemerintah karena tak sepaham dengan para durno yang mengendalikan kerajaan hingga mampu mempengaruhi kaisar dan pemerintahan terbengkalai karena banyaknya pejabat korup. Dalam pelariannya Sou Teng Wi terdampar ke GUA SILUMAN hingga menemukan jurus-jurus aneh, sayang hatinya yang tengah guncang ditinggal pergi Namilana, istrinya, membuat ia tak maksimal dalam mempelajari jurus-jurus Gua Siluman. Baru setelah anaknya, Souw Lee Ing, dengan peta dari sang ayah bisa menemukan Gua Siluman, hatinya yang bersih, belum terkena virus cinta, ia mampu menuntaskan semua Pusaka Gua Siluman itu dengan sempurna ( Karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo). Jurus-jurus Pusaka Gua Siluman tak beda jauh dengan jurus mabuk, gerakan-gerakannya seperti orang sempoyongan namun sulit diduga arah serangan baliknya.

Illustrasi : PHIFacebook.com Nah Fary SJ Oroh ini seperti Souw Lee Ing atau yang mudah diingat bagi penggemar film kungfu ya seperti Jacky Chan dalam filmnya drunken master itu, mampu menguasai 66 jurus mabuk buat ngeblog dalam zaman modern ini dengan baiknya. Sebagai seorang pendekar blog, ia tak pelit berbagi ke dunia persilatan, begitu banyak jurus ia bagikan dalam bentuk buku terbitan PT Elex Media Komputindo itu, silahkan mempelajarinya, sebab banyak jurus yang tanpa sengaja sudah Anda praktekkan atau malah baru Anda ketahui saat membacanya. Saya senang membaca buku ini, benar-benar menambah wawasan kita buat ngeblog, dan Anda tak akan rugi memilikinya, silahkan berburu di toko buku terdekat, sebelum kehabisan. Judul di atas saya ambil dari Jurus Jodoh Datang dan Pergi terdapat di halaman 77. Maju terus Fary SJ Oroh (Suka Ngeblog, Padepokan Rumahkayu), Anda memang pendekar yang rendah hati dan berisi walau tanpa mabuk sekalipun!

Illustrasi : PHI dan kotakhumorFacebook.com

Resensi Kompasianer yang lain tentang buku tersebut ada di sini :

- 66 Jurus Mabuk Buat Ngeblog, Buku yang Pas Untuk Blogger

-  Ngeblog dan Ilmu Silat, Apa Hubungannya?

-  “66 Jurus Mabuk Buat Ngeblog,” Pedoman Menjadi Blogger Sukses

-  Mempraktikkan Jurus “Seribu Tebasan, Sekali Tikaman”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun