Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bukan Iklan, Hanya Salah Kamar

26 Juni 2012   17:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:30 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://wb13.files.wordpress.com/2007/09/salah-kamar.jpg

Sudah bukan rahasia lagi kalau VIRUS KAMPANYE akan sampai di genggaman tangan kita lewat media elektronik ini. Kiblat trend kampanye elektronik ini nyatanya sangat efektif untuk mendulang suara dengan gemilang, buktinya Obama melakukan iklan besar-besaran di banyak stasiun televisi dan dunia maya akhirnya berhasil terpilih sebagai Presiden Amerika pertama dari warga kulit hitam AS.

Demikian juga dengan SBY dan Boediono lewat agen iklan Fox Indonesia pimpinan Choel Mallarangeng yang termuda dari tiga orang tokoh marga Mallarangeng ini mampu meraih suara terbanyak dari rakyat Indonesia berkat IKLAN MIE INSTAN yang mengiang di telinga pendengarnya dengan akrab. Bagaimana dengan IKLAN KOMPASIANA yang BERBAU politik dan tengah jadi perbincangan beberapa Kompasianernya, walau akhirnya diralat adminnya dengan penuh rasa PERIKEADMINAN itu?

http://rezamr.files.wordpress.com/2010/01/pic_virus.jpg
http://rezamr.files.wordpress.com/2010/01/pic_virus.jpg
Ada produk hukum Indonesia yang sudah kita kenal singkatannya yaitu KUHP  (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), namun masyarakat kita rupanya banyak yang punya kegemaran MAIN TAFSIR dan terus tumbuh berkembang ILMU TAFSIR-nya, bahkan sudah ada yang dibukukan juga dengan judul 1001 TAFSIR MIMPI. Kegemaran membuat singkatan seenak udelnya ini juga sudah jadi VIRUS di banyak kalangan, dari kalangan PARIA sampai BRAHMANA, dari yang tidak pernah sekolah sampai yang gelarnya lebih panjang dari namanya, sangat menggemari ilmu tafsir singkatan yang SANGAT berlainan dengan arti singkatan sesungguhnya. Coba saja Anda bertanya pada rakyat dimana saja berada, ketika ditanya singkatannya KUHP barangkali yang diingat kepanjangan dari KASIH UANG HABIS PERKARA. Ada lagi yang menafsirkan dengan KURANG UANG HAKIM PULANG. KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) diartikan Kasih Uang Hilang Arsip Perkara. Dan masih banyak lagi JURUS TAFSIR yang menyelewengkan dari arti sebenarnya. Apakah ini menunjukkan rakyat Indonesia itu gemar bergurau? Bisa jadi, namun bisa juga menunjukkan PANDANGAN KRITIS yang disampaikan dengan cara bergurau, orang Jawa bilang GUYON PARIKENO, bercanda dengan makna ganda.

13407326731396765440
13407326731396765440
Contoh Dashboard : Salah Kamar Tentu saja kalau KUHP diartikan KOMPASIANA UNTUK HUMOR PERIKLANAN, artinya memang begitulah cara berhumor Kompasiana dalam menayangkan iklannya, pro kontra pun terjadi seperti biasanya bila ada yang baru. Dan musim politik memang jadi kue yang sering jadi incaran media untuk mencicipinya, Kompasiana rupanya tak mau ketinggalan, walau hasilnya belum tentu seindah harapannya. Yang jelas Kompasiana memang lagi sering ERROR, kena BUG atau dalam rangka pembenahan servernya demi meningkatkan mutu. Nyatanya beberapa Kompasianer merasakan hal yang sama, SALAH KAMAR. Seperti yang saya alami ini, ketika masuk DASHBOARD eh ada wajah cantik (lumayan deh, kemarin malah yang muncul wajah sangar kagak terkenal lagi, biuh!) seperti di bawah ini :

1340725705495442046
1340725705495442046
Wow saya bisa melihat FRIEND REQUEST dengan jelas dan dapat meresponnya, otomotis dengan sangat lancang langsung aku KLIK CONFIRM tanpa permisi lagi hahahahahahaha..................Coba kalau pengin mengadu domba, tentu saya KLIK IGNORE, biar si pemilik akun kena dampak yang kurang enak. Saya berpikir, kalau ada Kompasianer yang ISENG melakukan hal demikian apa jadinya? Yaitu tadi MENGADU DOMBA! Malah kemarin saya bisa melihat ke akun yang lain ruang MESSAGE-nya, dengan tanpa permisi saya baca dikit saja, tapi langsung saya LOG OUT dari Kompasiana, nggak enak ngeliat kamar pribadi sahabat yang aku kenal itu. Coba kalau ada Kompasianer (apalagi yang sedang "bermusuhan") bisa melihat kamar rahasianya, apa jadinya? Suatu kali pasti dipasang dengan SCREEN SHOOT besar di artikelnya, dengan tujuan mempermalukannya sekalian MENGADU WEDHUS!

Bagaimana kalau profil saya juga tertukar dengan Kompasianer yang lain? Ah yang terjadi terjadilah, kamar pribadiku kagak ada isinya yang menarik buat digosipin, isinya cuma SALING SALAM, MINTA KENALAN, MINTA MAAF dan KANGEN-KANGENAN, jadi cukup aman bila orang lain bisa masuk buat membacanya. Jadinya, tulisan ini memang BUKAN IKLAN HANYA SALAH KAMAR yang entah sampai kapan bisa aman? Dan, iklannya bisa jadi seperti di bawah ini :

Illustrasi : wb13.wordpress.com,klikunic.com, facebook.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun