Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bapak Presiden, Lihatlah Umat Beragama Saling Bantai

24 Mei 2012   23:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:50 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://indonesia.ucanews.com/wp-content/uploads/2012/01/fkub-nunukan1.jpg

Dimana hatimu Indonesia? Sedihkah bila hatimu sudah mati? Terbawa terbang Sukhoi? Lihatlah, airmata kepahitan Terus mengalir mengikuti ombak lautan Bapak Presiden tidak mau mengerti Ada pantai melambai Bertobatlah, sudah dekat kiamat Tengoklah, banyak lidah tak terkendali Tajamnya seperti pisau Menusuk tanpa mengeluarkan darah Banyak ayat-ayat suci diteriakkan Dari lahir hingga kematian Sampai lupa diri berbuat baik Hal yang tak pernah usang sebagai kenikmatan Bapak Presiden apakah ingin meniru burung Merak? Memiliki bulu yang indah namun bersuara serak Menebar pencitraan lupa kesengsaraan rakyat Lihatlah, umat beragama saling bantai Lihatlah, beribadah semakin susah Lihatlah, kemiskinan seperti setan Lihatlah, kekerasan tanpa memiliki argumen Lihatlah, hukum di tangan orang tidak baik Lihatlah, lihatlah sekali lagi, Anda tidak rugi bapak Presiden Bapak Presiden, Anda bisa melupakan rasa malu Dan negara utang melulu, jangan lupakan itu Bapak Presiden, berteriaklah satu kali Daripada mengeluh berkali-kali Bapak Presiden, marahlah dengan alasan Bertindaklah demi ketentraman Agar Romo Pendeta kembali ke Gereja Agar para alim ulama kembali ke Masjid Agar para pedagang kembali ke toko Agar para pelajar kembali ke sekolah Agar para politikus kembali bercermin diri Agar para rakyat kembali mendengarkan Agar kami memuji lautan tapi tetap di darat 25.2.12

Illustrasi : beritahr.com,indonesia.ucanews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun