Sekarang ini DEMONTRASI bak gagasan yang mengaitkan signifikansi moral, sosial atau politik dengan garis keinginan kolektif dari pihak-pihak yang mengincar kekuasaan. Menggulingkan kekuasaan di tengah jalan bagai doktrin dari, oleh dan untuk orang-orang kejam yang siap mematikan daya rasionalitas dari dua aspek kehidupan manusia. Kriteria moral-intelektual akhirnya menjadi banjir darah akibat kekerasan brutal yang dianggapnya sebagai tindakan yang terbuka sebagai agregat kimia tanpa pikiran. Dan Presiden Indonesia selalu menjadi tontonan historis, di mana hidupnya dicemooh, dikecam, dihambat oleh orang-orang yang berseberangan maupun didekatnya, dan kemudian, beberapa tahun setelah kematiannya diabadikan di sebuah monumen nasional dan disanjung-sanjung sebagai bukti kebesarannya. SBY yang menjadi Presiden Indonesia saat ini harus menghadapi derasnya demo dengan tema "Turunkan BBM" dari banyak mahasiswa maupun rakyat yang didukung beberapa partai politik yang bertindak sebagai oposan pemerintah. Spanduk TURUNKAN SBY sudah bukan barang baru lagi bila ada demo yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Sistem demokrasi memang tidak menjamin suatu negara ekonominya bagus, semua harus dilakukan step by step. Tapi sejak turunnya ORBA tahun 1998 dan sekarang sudah 14 tahun (2012), belum banyak signal untuk praktek demokrasi Pancasila yang diharapkannya. Namun DEMO semakin tahun semakin marak saja, apakah demo tersebut efektif ataukah malah sia-sia? Ada yang menganggap demo turunkan BBM adalah KEBODOHAN, bahkan MENGUTUK tatkala demo sudah BERTINDAK ANARKIS dengan melakukan tindakan dengan MENJARAH, MERUSAK, MENUTUP BANDARA atau JALAN VITAL, MENGHAMBAT akses ke Rumah Sakit, membuat takut anak-anak sekolah. Jika demo seperti itu yang terjadi adalah tontonan yang SANGAT MENJIJIKKAN. Lebih menarik DEMO menurunkan PEMIMPIN yang tak mampu menyediakan energi dan transportasi yang baik dan terjangkau oleh rakyat, sebab ini lebih mendesak dan penting daripada demo TURUNKAN BBM.
Illustrasi :news.okezone.com, suryowibowo.blogspot.com,menjelma.com,wa2010.ee.itb.ac.id,antarafoto.com, menjelma.com,pesatnews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H