Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bagaimana Kalau Kita Tak Pernah Bermimpi?

17 Desember 2010   14:51 Diperbarui: 4 April 2017   18:26 10292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://learninginsight.files.wordpress.com/2008/11/power-of-the-dream.jpg

MIMPI memang kita miliki, mimpi ada yang mengatakan bunga tidur, dan mimpi sering terjadi malam hari, mimpi sering tak kita mengerti artinya, dan mimpi bisa jadi ilham Ilahi dalam menyampaikan firman-Nya. Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila terbaring di tempat tidur, maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran, untuk menghalangi manusia dari pada perbuatannya, dan melenyapkan kesombongan orang, untuk menahan nyawanya dari liang kubur, dan hidupnya daripada maut oleh lembing, demikian kata Ayub. Lalu bagaimana kalau kita tak pernah bermimpi? Gaby belakangan kebingungan, masalahnya sederhana saja, sudah hampir dua  bulan ini ia tak pernah dihinggapi mimpi, padahal sebelumnya ia termasuk orang yang sering bermimpi. Semalam saja mimpinya bisa berkali-kali, bersambung terus. Apalagi kalau mimpinya asyik, pasti akan marah besar kalau ada yang membangunkannya. Gaby yang masih kelas 3 SMU itu boleh dikatakan belum punya kekasih, apakah itu ada kaitannya dengan susahnya dia memperoleh mimpi? Ataukah karena akhir-akhir ini ia sulit untuk tidur, jadi mimpi enggan mendekati? Problem ini tak ayal membuatnya kebingungan, tapi ia tak berani menceritakan pada siapa saja. Justru karena itu bebannya semakin berat, akhirnya ia tak kuat dan menceritakan pada mamanya.

http://1.bp.blogspot.com/_oFUQ1zQcjgQ/S_4lsM5IndI/AAAAAAAAATI/c2drYZgC6IA/s400/CEWEK-CANTIK-DUGEM.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_oFUQ1zQcjgQ/S_4lsM5IndI/AAAAAAAAATI/c2drYZgC6IA/s400/CEWEK-CANTIK-DUGEM.jpg
"Ma, saya punya persoalan," katanya, "Belakangan ini aku tak pernah bermimpi kalau tidur, apakah ini membahayakan masa depan Gaby ya mam?" Mamanya memandang dengan serius, sepertinya ingin mengatakan bahwa hal itu bukan persoalan yang serius. "Barangkali tidurmu sangat nyenyak, hingga tak sempat buat bermimpi," kata sang mama. "Kebalikan mam, Gaby  malah susah tidur." "Yah mungkin kesulitan tidur itulah yang membuat mimpi jarang singgah padamu," jawab sang mama masih datar. Sepertinya hal itu bukan persoalan besar. "Mama juga pernah tak bermimpi." Gaby kaget dan memandang dengan dahi berkerut, hingga alisnya bertemu. "Jadi mama pernah mengalami persoalan yang Gaby alami ini ya?" "Iya. Bahkan semua orang pernah mengalaminya. Sudahlah, anggap saja itu dinamika kehidupan. " kata sang mama sambil mengajak ke ruang makan, untuk makan bersama papa yang sudah menunggunya. Usai makan malam, masing-masing masuk ke kamar tidurnya. Sang mama menceritakan persoalan anaknya kepada papanya. "Oh, jadi Gaby sudah dua bulan tidak pernah bermimpi?" tanya sang papa serius. "Betul, saya sendiri kaget mendengarnya. Untuk menenangkan, aku membohonginya kalau aku juga pernah mengalami hal semacam itu." "Wah, kalau begitu besok kita bawa ke dokter saja!" "Ke dokter? Apa sudah tepat pah? Bukankah Gaby tidak sakit fisik, untuk apa diperiksakan ke dokter? Gaby itu mengidap penyakit aneh, mestinya harus kita bawa ke psikolog atau ke dukun sekalian." Hingga mata mereka terpejam, belum ada kesepakatan dalam mengobati anak tunggalnya.
http://cdn.indowebster.com/www38.indowebster.com/9c27629585ed7279b60eda22f615407b_thumbnail.jpg
http://cdn.indowebster.com/www38.indowebster.com/9c27629585ed7279b60eda22f615407b_thumbnail.jpg
Esok paginya sang mama menceritakan persoalan anaknya kepada teman-temannya, salah seorang temannya merekomendasikan kepada seseorang yang sering menjual mimpinya. Dan kedua orangtua Gaby setuju untuk bisa membeli mimpi, berapa pun bayarnya. Sang tetangga membawa mereka kepada seorang kakek tua yang rumahnya di tepi hutan jati, sangat sepi dari keramaian manusia. Ia seperti hidupnya terkucil, karena memang para tetangganya menjuluki sang kakek sebagai tukang mimpi. Mimpi jadi orang kaya, mimpi jadi orang hebat, mimpi jadi selebriti, mimpi jadi presiden dan segala macam mimpi yang indah-indah. "Betul, saya ini tukang mimpi nomer wahid. Kalau kalian mau beli, boleh-boleh saja. Tapi tak kalian bayar pun akan saya berikan gratis mimpi-mimpi ini." "Lho mah, pah, masak Gaby harus beli mimpi?" "Nak, kakek ini juragan mimpi! Zuragan qripik mah lewaaat! Kalau kau mau marilah bermimpi sama-sama. Mimpi pengin terkenal? Mimpi jadi konglomerat? Mimpi jadi artis terkenal? Mimpi tulisannya masuk Headline di Kompasiana setiap hari? Atau mimpi yang enak-enak lainnya? He he he he....karena hidup bagiku adalah mimpi, nak......." Semua terbelalak.
http://1.bp.blogspot.com/_cOOqfuJlnmY/TGWsAgX72KI/AAAAAAAAApo/vhvRH7SeYw8/s1600/Bantal.jpg
http://1.bp.blogspot.com/_cOOqfuJlnmY/TGWsAgX72KI/AAAAAAAAApo/vhvRH7SeYw8/s1600/Bantal.jpg
Illustrasi : learninginsight.wordpress.com, oyinayashi.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun