Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akibat Cinta

26 Februari 2012   23:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:59 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika cinta tumbuh bersemi di dalam hati keceriaan kegembiraan kesedihan tercampur di dalam hati penuh keinginan bersama berdua meraih tujuan. Terlintas dalam benak kutemui dalam balutan serta keramaian sebuah kesucian berlari dengan harapan di genggaman tangan berhiaskan emas tanda cinta dan kepastian Tuhan yang memberkati dan mengabulkan setiap sisi kehidupan yang dilandasi cinta. Istri ya istri adalah kekasih bagi lelaki muda teman hidup bagi lelaki usia menengah dan perawat bagi lelaki tua. Menjadi kebenaran umum bahwa seorang laki-laki yang memiliki keberuntungan pasti memerlukan seorang istri. Menikah adalah awal menikmati kemalangan sebagai suami istri Sebab cinta itu perkara ideal namun perkawinan adalah hal yang real percampuran menjalani sebuah hukuman yang campur aduk rasanya. Banyak yang salah mengerti sesungguhnya cinta hanyalah muslihat kotor yang dimainkan alam pada kita untuk mempertahankan kelangsungan jenis Akhirnya cinta sering merupakan buah dari perkawinan Itulah mengapa buah begitu berarti dalam cerita di taman eden itulah salah satu misteri yang banyak tidak kita mengerti. Yang harus kita pahami adalah bahwa orang yang tidak pernah mencintai maka dia tidak akan pernah merasa hidup. Untuk itulah Adam memperdaya Hawa agar dapat merasakan apa yang namanya cinta tanpa Hawa mustahil Adam dapat merasakan kebahagiaan akibat cinta. 30111 Illustrasi :er35.com,Facebook.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun