Untuk mencari simpati Nachrowi Ramli Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menebar kata-kata yang mencerminkan watak sejatinya. Sebagai orang Pemalang yang suka SOTO GROMBYANG sering mengaku asli Betawi, Nachrowi memang berani mati demi ambisi perjuangan suci membangun DKI. Simak saja pernyataannya yang pernah dikutip banyak media : "Tolong kalau mereka berikan suara-suara yang kurang baik, saya perintahkan lawan, saya yang tanggung jawab nanti," kata Nara saat pidato kampanye di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Kita mah sopan, tapi kalau ada yang kurang ajar bukan kita beli lagi, tapi kita borong, Habisin sampai ampas-ampasnya. Yang kurang ajar, Hajar. Yang bandel, Beri. Masak kampung kita di pencundangi sama orang lain," kata dia menggebu. (http://jakarta.okezone.com/read/2012/06/27/505/654613/nachrowi-habisi-orang-yang-bilang-foke-bohong)
Begitulah model calon pejabat Indonesia mendatang? TAAT BERAGAMA namun KALAP bila sudah menyangkut jabatan. Apakah harus begini calon pemimpin Indonesia masa depan? Mengaku beriman namun tindakan tak kalah dengan preman. Jangan buru-buru bilang mengerikan, sebab bang Nara bukan tengah kesurupan, tapi untuk mencari simpatisan. Ada yang mengatakan, Kerbau liar dari Pacitan Apakah semua bawahannya harus bertindak kampungan? Teriak kebanjiran Teriak kebakaran Ujung-ujungnya nilep bantuan.
http://www.jakarta400.com/wp-content/uploads/Parodi-Tong-Fang-versi-Foke-3.jpg
"Sejak awal kami dituduh melakukan kecurangan-kecurangan. Isu itu dikembangkan dengan massif dan seolah menjadi kebenaran. Tapi saya yakin masyarakat Jakarta yang cerdas mampu membedakan mana yang fitnah dan mana yang benar karena kebenaran itu adalah satu keniscayaan.Lihat saja dan bandingkan keberhasilan Fauzi Bowo dengan lainnya, apakah semua tudingan itu benar," ujar Nachrowi dalam kesempatan yang lain lagi. Ya benar, rakyat memang sudah pintar, tahu mana KEGAGALAN mana KEBERHASILAN yang telah dicapai pemimpin wilayahnya.Celakanya, apakah KORUPSI dianggap juga salah satu keberhasilan bila lolos dari KPK? Kekalahan sudah di depan mata, tapi KENGEYELAN harus dikedepankan, mumpung banyak anggaran yang bisa dikeluarkan. Kebusukan-kebusukan seorang pemimpin selalu ditutupi dengan ayat-ayat suci, senyum manis dan janji sorgawi, namun dibaliknya penuh dengan iri dengki dan EMOSI. Kekalahan pertama sudah membuatnya membabibuta. Menghadapi kekalahan dengan kepanikan. Isyu SARA dijadikan senjata hingga jadi bahan cemoohan. Sangat menyakitkan kalau akhirnya jadi pecundang. Warga DKI Jakarta, pilih saja pemimpin yang memberi kesejukan. Warga DKI Jakarta, coblos saja pemimpin yang terbukti kejujurannya. Warga DKI Jakarta, silahkan membantu pemimpin yang BERSERI tanpa KORUPSI! Warga DKI Jakarta SELAMAT MEMILIH.
http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2012/05/06/54060_20120506070335.jpg
Illustrasi : indonesia.faithfreedom.org,Facebook.com, kaskus.co.id,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya