Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Puisi) Soal Payudara, Aku Protes Padamu Tuhan

20 Februari 2012   17:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:24 1738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Payudaranya bisa sebesar semangka Payudaranya bisa seukuran pepaya Payudaranya bisa juga sekecil buah mangga Namun tersimpan air susu kehidupan Yang memberi gizi tinggi untuk para bayi Apakah aku tidak bisa memahami-Mu Ketika aku tuliskan protes pada-Mu Tuhan Kenapa Kau berikan kanker pada payudara itu Kenapa Kau izinkan kanker menyerang payudara itu Tuhan, aku protes pada-Mu Jangan kau beri kanker pada payudara Pindahkan saja ke ujung rambut Tapi jangan ke payudara Tempat bersemayam air susu kehidupan Bahkan para nabi pun menikmatinya Tidakkah Engkau tahu itu? Aku tidak tahu, aku bertanya pada-Mu Aku protes padamu bukan untuk aku Berikan kebebasan pada payudara para wanita Agar menikmati kesehatannya sampai tua Singkirkan semua penyakit kanker dari payudaranya Biarkan para suami menikmati wadahnya Saat kangen bernostalgia menjadi bayi Tuhan, kadang-kadang Kau sulit dimengerti Tuhan, kadang-kadang Kau tidak perduli Tuhan, tolong dengarkan Kau Tuhan semua nabi Kau tahu pasti banyak yang protes pada-Mu Mengapa Kau tidak mengusahakannya lebih mudah dimengerti Mengapa Kau tidak membuatku bisa mengerti Jika kanker payudara itu benar-benar Kau inginkan? Dan aku tertunduk berusaha memahami anugerah terbesar-Mu yang tidak mendikte semua ciptaan-Mu, melainkan harus kreatif sendiri mencari apa yang harus diselesaikan. Kebebasanku adalah kesenangan-Mu bukan karena pemenuhan-Mu. 210212 Illustrasi :klikunic.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun