Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Beginilah Kalau Istri Dokter Selingkuh

10 Oktober 2012   15:03 Diperbarui: 4 April 2017   16:36 45120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Benarkah hidup sudah sung tuladha? Tidakkah kita sering njabung alus Mulut manis hati najis Demi diri sendiri Seperti ikan yang masuk wuwu Hanya Terang yang kita tahu Padahal sudah diberitahu Bahwa hidup banyak penipu Marah, ya hati-hatiI terhadap kemarahan seorang yang sabar, karena sekali marah bagai geledek di siang bolong,sangat mengejutkan. Namun marah seringkali bukan penyelesaian yg baik, toh marah sdh menjadi naluri manusia yg tak bisa dihindari dlm hidup. Hidup tanpa marah, bagaikan hidup di sorga saja, walau kita belum tahu bagaimana sorga itu, nyatanya TIDAK ADA yang marah bila ada orang yg dimasukan ke sorga. Dokter Klasik, ahli penyakit wanita itu benar-benar terpukul hatinya, dari seorang sahabat yang bisa dipercaya, diberitakan istrinya serong ! Ia masih sabar, belum percaya kabar tersebut. Ia berusaha membuktikannya. Memang ia dokter yang laris, ruang prakteknya tidak pernah sepi pasien. Karena memang keahliannya itu banyak dipuji pasiennya, manjur, ampuh juga berbiaya relatif murah. Oleh sebab itulah kesibukannya setiap hari luar biasa padat. Selain itu ia sering berpraktek di beberapa Rumah Sakit besar di kota tersebut. Tak ayal pertemuannya dengan keluarga relatif sedikit. Sementara sang istri, biasa dipanggil MARISKA, hanya ibu rumah tangga biasa, pekerjaan rutinnya mengantar anak bungsunya sekolah TK, menunggunya sampai usai. Atau sambil menunggu pulang sekolah, biasa shoping di mall bersama ibu-ibu lainnya. Bahkan tak jarang bapak-bapak pun ikut berombongan dolan-dolan kemana aja mereka sepakat. Nah, dari situlah beredar gosip, ibu dokter melakukan perselingkuhan dengan salah seorang bapak yang sama-sama menunggu anaknya sekolah. Pak Dokter sudah menyuruh sang sopir untuk memata-matai sang istri, toh dengan mudah bu dokter bisa mengecohnya. Akhirnya Dokter Klasik tidak tahan untuk menegurnya pada suatu malam. "Apakah benar berita itu?" "Berita apa, Yank?" "Kamu selingkuh!" "Selingkuh? Darimana kebohongan itu kamu dapatkan?" "Dari sumber yang bisa dipercaya. Aku tidak mau hal itu benar-benar terjadi. Kalau sampai terbukti, kamu istri yang memilukan sekaligus memalukan!" katanya datar namun tegas. Sang istri diam saja. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Sang suami sudah masuk ke kamar tidur siap-siap mendendangkan dengkurnya. Sang istri meraih HP-nya, memencet huruf-hurufnya, mengirim SMS, entah kepada siapa? Perselingkuhan kadang hanya sebagai pelampiasan atau selingan atau keinginan untuk mengeksplore rasa bosan yang diakibatkan kurangnya perhatian dari kedua belah pihak karena komunikasi yang kurang harmonis. Tetapi bisa juga karakternya memang petualang cinta, ah kalo ini mah susah sembuhnya. Padahal hasil perselingkuhan hanya mendatangkan kenangan yang tidak bisa hilang begitu saja, mungkin juga malah mengakibatkan penyesalan seumur hidup akibat mengkhianati cinta sang belahan jiwa, bahkan bisa salah satu pihak hanya mengeruk keuntungan materi dengan bonus kenikmatan sesaat. Selingkuh bisa membuat ketagihan dan selingkuh tidak hanya soal percintaan semata, selingkuh dengan sumpah jabatan pun sering terjadi yang mengakibatkan melakukan tindakan korupsi. Setelah bisa korupsi semakin menjadi-jadi keinginannya, cintanya pun ditebar seolah-olah malaikat baik hati. Untuk beberapa minggu gosip perselingkuhan sang istri tidak terdengar kabarnya. Sang dokter merasa lega, ia bisa bekerja dengan lebih tenang. Tiba-tiba Handphonenya berbunyi, dering SMS yang sudah ia hafal benar nadanya. Matanya tercekat, hatinya berdegup, giginya gemeretak ketika membaca pesan tersebut dan ada gambarnya yang ia kenal betul. Istrinya sedang bermesraan dengan lelaki lain. Begitu jam praktek usai, ia pulang dengan rencana berat. Begitu sang istri tertidur pulas, dengan cepat Dokter Setya bangkit, berjingkat turun. Ia menuju rak obat, mengambil sebotol cairan bius yang dituangkan di saputangan. Dengan cepat dibekapnya hidung sang istri, menggeliat sebentar namun akhirnya pulas. Kemudian sang Dokter mengambil perlengkapan bedahnya. Ia hanya mengambil jarum dan benang jahit. Kemudian celana dalam sang istri dipelorotkan dengan perlahan-lahan. Kemudian sang dokter bekerja dengan hati-hati. Lebih hati-hati dari biasanya agar hasilnya benar-benar seperti yang dia inginkan. "Nah, kini kamu tidak bisa berbuat macam-macam lagi !!" gumamnya puas. Jika menyesal itu ada terlebih dahulu, maka orang tidak melakukan segala sesuatu.

***

Illustrasi :kusumawatihumor.blogdetik.com, fotolucu.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun