Dalam hidup selalu saja ada pro dan kontra ketika memperbincangkan tentang suatu pemikiran. Pro dan kontra seperti dua kaki yang saling melangkah mendahului demi suatu tujuan, ada kalanya bertemu tapi lebih sering siapa dulu yang di depan, keduanya memang berusaha mencari kebenaran, namun kebenaran kadang dilanggar oleh DUSTA, mungkin juga malah diperkosa oleh SIKAP. Namun bila kebenaran sudah ada, tinggal dustalah yang harus diciptakan. Kemenangan salah satu tokoh dari NEGERI NGOTJOLERIA menjadi kebanggaan rakyatnya, menjadi kebanggaan nasional yang bisa menjadi cermin bentuk kesukuan di zaman modern ini. Apa para pesaingnya menyambut dengan LEGA LILA LAHIR BATHIN atau ada rasa ketidakpuasan? Itu wajar, dalam alam demokrasi memang selalu terjadi hal demikian, para lawan pun selalu bisa berkelit dengan metafora bahasa politisnya untuk menutupi kekalahannya. "Kita harus menjaga tanah air NGOCOLERIA ini, dijaga kebenarannya, dan bila ada yang salah, akan kita buat benar, bukankah demikian saudara-saudara?!" Pidato sang pemenang Kompasiana Award 2010 kategori TERPOPULER, Andy Syoekri Amal di Alun-alun yang cukup luas itu menggema penuh semangat 45. Pidato itu disambut sorak sorai pendukungnya, entah mereka tahu maknanya atau tidak yang jelas pada bertepuk tangan keras sekali. Kebanggaan sebagai putra daerah yang berhasil melibas tokoh-tokoh dari kota besar dan mengalahkannya dengan angka mutlak, membuat arti tersendiri bagi warga Negeri Ngocoleria itu. "Kalau musuh lengah, kita serang. Musuh mundur, kita kejar. Musuh berhenti. kita mengusik. Musuh maju, kita mundur. Itulah kunci kemenangan kita!!" katanya lagi semakin bersemangat. Namun tiba-tiba ajudan di sebelahnyanya membisiki, "Bang Asa jangan salah pidato, ini bukan tentang perang. Kita cuma menang point doang lho, votenya tertinggi!" "Walah, ini yang ngetik naskah pidatonya siapa? Makanya tadi rada bingung aku ketika ada kata-kata musuh maju kita mundur, kok kayak main catur?" tanya Asa rada bingung. "Engkong Ragile!" jawab ajudannya mantap. "Halah! Itu kan calon dari Planet Kenthir yang kalah, kok naskah pidatonya yang membuat dia? Ada apa ini?!" "Maaf bang, tadi waktu mau foto copy buat arsip rupanya ketukar, petugasnya salah ambil." "Aduuuh biyuung-biyuuuuung.........tobat-tobaaaaat........ punya tim sukses pada ikutan KENTHIR semua! Kita itu ngocol, ingat NGOCOL bukan kenthir!" Akhirnya pidato dilanjutkan dengan improvisasi saja, artinya tanpa teks. Dan pendukungnya pun tak tahu kekeliruan itu, mereka sudah terlanjur terpesona dengan hiburannya, pada saat itu permaisuri INGE tengah bergoyang ndangdut menyanyikan lagu KEONG RACUN dan TOKEK BELANG, soal pidato yang keliru, mana mereka tahu? "wahai rakyatku," usai bernyanyi permaisuri INGE yang kebetulan bulan ini pas hari ultahnya, ikut juga berpidato dengan wajah berseri-seri. "Kalian masih ingat dengan slogan permaisuri Inge?" "Ingaaaaaaaaaaaaat!" jawab mereka serentak. "Apa itu?!" tanya Inge lagi. "Jika anda bermasalah dengan HA HA HA HA cobalah dengan HE HE HE HE.........!" "Iya betuuul!! Tapi kalau kalian ada yang jadi BLOGGER, slogannya harus ditambah, kalau sudah bosan dengan HE HE HE HE ganti saja dengan XI XI XI XI XI XIPEDIA yaaaa....?!" Tepuk tangan pun semakin riuh bercampur tawa renyah meriah.Mendadak seorang kakek tua mendekati salah satu tim sukses NN dan berbisik cukup keras. "Nah cu, aku kemarin nge-vote orang itu, bisa menang kan? Sekarang mana hadiah pulsanya kok belum masuk?" Anak muda yang biasa disapa EDI SANTANA SEMBIRING itu gelagapan, namun dengan cerdas mampu memberi jawaban yang cukup meyakinkan. "Aduh mohon maaf tanpa mengurangi rasa hormat ya kek, pulsanya udah habis. Tapi jangan kuatir, nih kek tak kirimin gambar MIYABI yang cantik saja ya?" dengan segera Edi memencet BB-nya dan mengirimkan ke nomer HP-nya sang kakek. Dengan segera sang kakek menerima dan membukanya, karena penasaran. "Waow! Ini mantap cu! Maklum kakek tuh anggota STMJ (Sudah Tua Masih Jomblo) hehehehehehe......." kata sang kakek sambil matanya melotot tak berkedip melihat gambar Miyabi yang cantk dan terbuka indah itu. "Eh cu, ngomong-omong Bang ASA bisa nanyain tarifnya si Miyabi ini nggak ya?" Yang di tanya pun hanya celingukan tak bisa ngomong. "Alaaa jangan STM laah..... (Seneng Tapi Malu)." Di tempat lain, cafe Planet Kenthir tengah berkumpul ENGKONG RAGILE dan pak Camat NURAZIZ WIDAYANTO dan beberapa tim sukses yang lainnya, seperti FLORENSIUS MARSUDI , TYAS SANTOSO, ARIF SANTOSO, JOE WICAKSONO, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sedang membahas kekalahannya. "Salam TUL JAENAK!" buka Engkong Ragile seperti biasanya. "Salam JAHE JATUL JAENAK!!" jawab mereka serentak. "Kita tidak kalah, tapi hanya kurang suara!" kata si Engkong meyakinkan pendukungnya. "Betul bos! Suara kita kalah," jawab Pak Marsudi mantep. "Kita memang kalah suara," sahut pak Camat sambil minum kopinya. "Suara kita kemana ya?" jawab Tyas seolah bertanya pada diri sendiri. "Katanya pas pemilihan ada pemadaman dari PLN, jelas suara pendukung kita tak bisa masuk," prediksi Arif mengurai isyu. "Memang PLN itu Pusat Lebay Nasional, selalu bilang rugi padahal sudah memonopoli listrik seluruh Planet ini. Terus ruginya karena apa? Telat bayar saja langsung bisa di putus, kelebihan bayar tidak mau mengembalikan uangnya kok selalu bilang rugi,rugi, rugi....ganti presiden berkali-kali rugi melulu. Terus untuk apa uangnya?" Engkong mulai naik tensinya. "Paling di korupsi tuh Kong!" jawab yang lain hampir berbareng. "Korupsi memang mengenaskan di negeri ini, banyak pemimpin yang mengaku sehat padahal kenthir beneran, kita yang kenthir saja bisa berpikir waras, mereka kok malah kenthirnya menjadi-jadi!" "Begitulah kalau pejabat memisahkan politik dan moralitas, selalu tidak pernah memahami salah satunya." "Lalu langkah berikutnya apa bos?" seseorang bertanya. "Ya sudah, kita tidak perlu banyak alasan, mari kita ke Negeri Ngocoleria, tapi mampir dulu ke negeri Ngayojakarto, soalnya saya sudah ngurus visa baru, pengin tahu ada apa di Jogja sono." jawab Engkong yang disetujui semua pendukungnya, dia pun menunjukkan visa barunya itu. "Kita ikut makan-makan bersama Baginda ASA di negerinya, siapa tahu ada yang bisa kita bawa buat oleh-oleh!" sahut pak Camat sambil ngakak. "Oke, salam TUL JAENAK!" "Salam JAENAK JAEJATUL!" Dan rapat berakhir dalam damai dan mereka berangkat menuju Negeri Ngotjoleria. Di tempat lain yaitu Balai Desa Rangkat sudah penuh para pendukung Mommy tengah melakukan pembubaran panitia Tim Sukses Kompasiana Award 2010. Tampak Mommy berkebaya jingga, ditemani putrinya yang cantik, ada juga REFO, JINGGA, KATE RAJ, CINTA, TOPAN, ULENG TEPU, IBAY, LALA SANGKAK, NYIMAS HERDA, HIKMAT, SABRINA SHELLBY, ANDEE, DEASY, ARIF HIDAYAT, BUDI VAN BOIL, ADE SUPRIADI SELSA, BAIN, NADES MEDAN, ODI SHALLAHUDIN, RAWA EL, MISS ROCHMA, AZLAN Z, ESP24, LINDA AZALEALISTIN, ASTOKO DATU, PRINCESS E DIARY, TRIANA, TRIASYAH PJ, ANAK KOST, dan masih banyak lagi deh. "Mommy maafkan kami yang tidak bisa menyelesaikan tugas dengan sempurna," buka pak Odi penuh nada penyesalan. "Hahahaha.......jangan bersedih saudara-saudariku semua, menang kalah itu hal biasa. Ketauhilah bahwa kesempurnaan sejati manusia tidak terletak ada apa yang dia miliki, tetapi pada sebagaimana manusia itu adanya. Toh masih ada warga kita yang menyabet penghargaan yang lain kan?" jawab Mommy berfilsafat. "Wah bijak sekali Mommy kita ini," bisik Arif pada Lala, Lala berbisik pada Tinky Winky, Tinky Winky berbisik pada Poo dan mereka pun berpelukaaaaaaan......... "Peluang kita menang sebetulnya besar lho, kalau hanya berdasarkan suara terbanyak, seluruh desa Rangkat ini sudah pada punya BLOG, kalau dikumpulkan vote-nya jadi berapa ribu coba?" kata Rawa El mengurai thesis. "Betul mas Rawa," sahut Nades Medan cepat. "Mestinya itu dipertimbangkan, suara rakyat suara Tuhan, masakan suara Blogger dianggap suara Klenger?" "Masalahnya begini bapak ibu sekalian," Anak Kost mengacungkan jari untuk minta waktu didengarkan pendapatnya. "Banyak yang belum punya KTP di Desa Rangkat ini, termasuk saya kemarin belum punya KTP-nya, jadi nggak punya hak pilih." "Wah itu dia masalahnya!" Sahut Uleng Tepu cepat. "Ya sudahlah, everything is okey. Masih ada kesempatan tahun depan untuk merebut semua kategori, oleh sebab itu para wakil dari Desa Rangkat agar mempersiapkan semua potensi dengan sebaik-baiknya. Sayang sekali, walau Mommy STNK......" pak Ode Shallahudin menghentikan bicaranya untuk menghisap rokoknya. "Teruskan dong pak Odi, apa maksudnya STNK?' tanya Cinta penasaran. "Setengah Tuwa Ning Kenceng!" Yang mendengar pada ketawa ngakak dan Mommy pun tak kuat menahan tertawanya. Sesaat kemudian. "Sudahlah, orang yang terlalu mencurahkan perhatian pada hal-hal yang kecil tidak akan mampu menangani masalah-masalah besar." ujar Mommy setelah perdebatan sejenak terhenti. "Saudara saudariku se-desa Rangkat yang kukasihi, masyarakat bebas adalah masyarakat yang merasa aman untuk menjadi tidak populer. Mommy tidak menang dalam pemilihan Kompasiana Award 2010 tidak masalah, untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada kerja keras kalian semua yang begitu tulus itu. Yang penting dari itu semua, hal yang terindah di dunia ini adalah KEBEBASAN UNTUK BERBICARA. Teruslah kalian warga Desa Rangkat menyuarakan kebenaran dan keadilan, sebab orang yang baik adalah bebas, meskipun dia seorang SUDRA hina papa. Sementara orang yang JAHAT adalah seorang BUDAK, meskipun dia seorang RAJA!" Suasana menjadi hening, mendengarkan wejangan Mommy yang lembut dan menentramkan hati itu. "Mari kita ke Negeri Ngotjoleria untuk mengucapkan selamat, bersaing boleh tapi bersahabat itu wajib!" "Wokeee....kebetulan saya mau NARIK BECAK ke sono, siapa tahu dapat penumpang bahenol dan tidak pelit!" teriak Erdhiebone langsung ngebut dengan becaknya. Pertemuan pun berakhir dengan damai tanpa ada demo apalagi mogok makan, maklum desa Rangkat sudah disiapkan 4 penembak jitu bagi para pengacau. Kata George Bernard Shaw, kekuasaan tidak merusak manusia. Namun, apabila orang bodoh berkuasa, mereka akan merusak kekuasaannya. Maka jangan memilih orang bodoh bila suatu bangsa ingin maju, sebab kekuasaan itu dapat diibaratkan sebagai obat perangsang nafsu birahi, bayang kan saja kalau orang bodoh selalu minum obat perangsang itu dalam kekuasannya, apa yang akan terjadi nanti? Kebebasan pers pun memanfaatkan suasana damai itu dengan bertebarnya para kuli disket untuk mewawancarai banyak sumber berita dengan pertanyaan utama tentang penyelenggaraan Kompasiana Award 2010, biasa untuk mencari sensasi atau sekedar melengkapi beritanya. Wartawan : "Bagimana pendapat anda tentang Kompasiana Award itu?" Yusran Darmawan : "Gak ada untungnya mencari mana yang terbaik dan mana yang tidak. kalaupun ini dilakukan, toh akan jatuh juga pada kategori siapa yang paling memikat hati kita. dan kriteria ini tentunya sangat subyektif. gak ada bedanya dengan Admin yang juga punya kriteria sendiri. Mendingan upaya kayak gini distop aja deh. akan jauh lebih baik jika kita sama-sama produktif menulis. Wartawan : "Kalau menurut mbak ML?" Mariska Lubis : "Menurut saya pribadi, lebih penting menjadi seorang penulis sejati daripada hanya menjadi seorang pengobral kata tak berarti dan tak bermakna hanya karena ingin menjadi yang ter dan paling. Biasa sajalah. Semua ada proses dan waktunya. Semua juga ada hasilnya, toh, di dalam setiap aksi pasti ada reaksi." Wartawan : "Kalau pendapat anda gimana mas Herman Hasyim?" Herman Hasyim : "Ada beberapa penyebab, mengapa saya gagal jadi salah satu pemenang. Ini pasti akibat keteledoran saya. Saya telat ikut lomba.!" Wartawan : "Kalau tidak telat ikut lomba yakin akan menang?" Herman Hasyim : "Tentu berdasarkan kriteria yang aku patok sendiri." Wartawan : "Anda tidak puas dengan hasil Kompasiana Award 2010 itu Zuragan?" Zuragan Qripix : "Tidak perlu ada rasa iri dan tersaingi, apalagi sampai harus saling sikut hanya untuk berebut gelar tersebut. Ingat saja bahwa siapa yang menanam kebaikan secara ikhlash maka akan menuai hal yang baik pula, dan begitu juga sebaliknya." Wartawan : "Menurut pak Thamrin Dahlan bagaimana?" Thamrin Dahlan : "Dengan METODE SOSIOMETRI saya Secara objektif setelah 100 hari lebih bergabung di kompasiana, izinkan saya memberikan penilaian objektif atas 5 Penulis Kompasiana.com sebagai penulis terbaik yaitu : 1. Johan Wahyudi 2. DH Ismail 3. Endah Rahardjo 4. Wijaya Kusuma (Omjay) 5. Odi Shalahuddin Wartawan : "Apakah anda tidak mendahului Admin dengan standar yang anda terapkan itu? Mau main Fait a Compli nih?" Thamrin Dahlan : "Ah saya kan sudah mengatakan dengan kerendahan hati dan minta ampun kepada Admin Kompasiana." Wartawan : "Kalau menurut mas Erianto Anas?" Erianto Anas : "Saya punya pilihan sendiri yaitu Kompasianer olok-olok terbaik dan Kompasianer jagoan debat tahun 2010 ini!" Wartawan : "Wah menarik sekali, tentang Kompasiana Award 2010 kemarin?" Erianto Anas : "Yah semoga saja tidak ada yang menolak Awadnya! Kalau ada yang menolak, Erianto Anas siap menerimanya he he he he......." Wartawan : "Menurut ibu LH bagaimana?" LH : "Himbauan saya pada Admin, TOLONG DONG KEMBALIKAN KOMPASIANA PADA MODE YANG DULU, sebab mode yang sekarang membuat saya bingung!" Wartawan : "Kompasiana Award 2010 membingungkan ya?" LH : "Yang pasti-pasti sajalah Admin harus memberi perhatian pada hal ini! Demi kemajuan kita semua." Wartawan : "Menurut mbak Nunik Utami bagaimana nih?" Nunik Utami : "Wah maaf, PAYUDARAKU TERASA SAKIT jadi WAJAR KALAU TADI PAGI IBU MARAH padahal aku BUKAN WANITA KEDUA lho?!" Wartawan : "Lhah hubungannya dengan Kompasiana Award?" Nunik Utami : "Hubungannya baik-baik saja tidak ada masalah!" Wartawan : "???????????" Wartawan : "Pendapat Mamak Ketol gimana?" Mamak Ketol : "OBAMA PAHLAWANKU karena dia tahu KHASIAT TODDY DAN BANDREK ketika mampir ke RUMAH SHAKESPEARE." Wartawan : "Wah makin ke bawah kok jawabannya makin kacau ya? Coba tak tanya Tante Paku ah. Bagaimana menurut Tante Paku yang cantik kayak Miyabi ini, pendapat anda dengan adanya Kompasiana Award kemarin?" Tante Paku : "Yaaaah, siapapun pemenangnya, siapapun pemilihnya minumnya tetap TEH BOTOL!" Wartawan : "Walah tambah runyam bwa ha ha ha ha......!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H