Apakah kita ini termasuk bangsa yang MALU-MALU MAU atau MUNAFIK, ketika merasa diri sebagai bangsa berpenduduk besar dan beragama semua kepada Allah Sang Maha Pencipta sering mengutuk tindakan "oknum" yang melakukan tindakan asusila atau melakukan perbuatan pornografi dengan menghakimi secara habis-habisan, namun di sisi lain ada juga "oknum" yang mengundang aktris-aktris porno dari luar negri untuk membintangi film nasional kita, secara terbuka atau diam-diam. Sudah cukup banyak artis-artis porno dari luar negri yang berperan dalam kancah film nasional kita, dengan berbagai alasan mereka berargumentasi, utamanya menyangkut profesionalisme. Lantas apakah aktris-aktris kita tidak bisa melakukan tindakan profesional dalam profesinya hingga perlu mengundang aktris dari luar HANYA untuk film yang KURANG bobot filmisnya? DIbandingkan aktris luar soal bayaran, bukankah aktris kita lebih murah dan mudah? Ataukah yang mengundang itu memang SUKA aktris porno yang sudah punya nama di dunia pornografi hingga pengin mencobanya secara maksimal luar dalam? Entahlah, yang jelas judul film yang dibintangi Tera Patrick dari judulnya saja sudah lucu padahal maunya horor Rintihan Kuntilanak Perawan, bayangkan saja apa ada manusia yang sudah memperiksa Kuntilanak hingga berani mengatakan Perawan? Kenapa judulnya tidak diganti sekalian yang lebih vulgar Rintihan Tera Patrick Saat Perawan? Judul demikian tidak mengada-ada namun bisa membuat pikiran kita ikutan merintih kok. "Saya terangsang saat bercinta dan disaksikan banyak orang," ujar Tera Patrick kepada pers dalam suatu wawancara saat ditanya kenapa suka menjadi bintang film porno. Apakah Tera Patrick mempunyai kelainan seksual hingga mengatakan demikian? Atau memang semua bintang porno akan terangsang bila sedang shooting film UBLUS-UBLUS itu? Entahlah, sepertinya belum ada penelitian terhadap para bintang porno di dunia ini. Seperti Maria Ozawa alias Miyabi, kedatangannya ke Indonesia karena diajak main film nasional, tidak banyak menuai demo di berbagai tempat, entah pada kemana para pendemo itu, atau mereka merasa "suka" dengan Tera Patrick daripada Maria Ozawa? Atau karena Tera Patrick tidak punya nama depan MARIA sehingga ia bebas melenggang ke jagat perfilman nasional? Atau sudah ada antisipasi dari pihak pengundang bintang porno itu kepada para pendemo, sehingga tidak terjadi peristiwa demo terhadap bintang porno itu? Yah begitulah, Indonesia punya banyak peristiwa "lucu" yang juga banyak tidak kita tahu. Menegur seseorang yang melakukan kesalahan adalah tindakan yang baik dan terpuji, karena teguran itu dimaksudkan agar orang yang bersalah mengetahui atau menyadarinya lalu bersedia memperbaiki diri. Akan tetapi, kalau teguran itu dilakukan secara terbuka di depan banyak orang, tindakan menegur itu menjadi TIDAK BAIK, TIDAK SOPAN dan TIDAK BIJAKSANA. Sebab yang ditegur bisa dibuat malu dan merasa ditelanjangi di hadapan umum. Agar kekeliruan cara menegur tidak terjadi, orang Jawa mempunyai ungkapan NGGUTUK LOR KENA KIDUL, nggutuk artinya memukul, lor = utara, kidul = selatan. Inilah resep yang telah mentradisi agar orang bisa menyampaikan tegurannya dalam bentuk sindiran atau menegur secara tidak langsung. Orang bisa juga menyampaikan teguran dengan mengarang fiktif, menyampaikannya dalam bentuk PARIKAN, PARIBASAN, atau ungkapan lainnya. Dengan cara ini, kalau nurani orang yang ditegur masih peka, dia akan merasa malu, lalu diam-diam mau mengakui kesalahan lantas memperbaiki diri. Dengan metode sindiran ini diharapkan orang yang ditegur bisa menerima teguran itu dengan enak tanpa merasa ditelanjangi atau dibuat malu di hadapan publik. Sementara itu hubungan antara orang yang menegur dengan orang yang ditegur tetap baik. Orang yang menegur dengan cara yang baik, tanpa beban, sedang yang ditegur tidak merasa sakit hati atau dendam. Hubungan orang yang menegur dengan yang ditegur tetap mulus. Namun, hal itu apakah masih bisa dipakai di zaman modern ini bagi masyarakat Indonesia? Ataukah dengan cara kekerasan atau demontranstip lebih efektif? Tentu masing-masing punya jawaban sendiri, bahkan kalau perlu ayat-ayat agama pun dipakai untuk membenarkan tindakannya itu sudah sesuai petunjuk Allah.
Ada salah seorang penggemar Tera Patrick dari Indonesa yang datang ke sebuah BAR dan mengatakan kepada pelayannya. "Minta satu botol whisky seperti yang kemarin!" "Merk apa ya bos?" tanya pelayan itu. "Saya lupa! Tapi setelah saya minum satu botol, istri saya kelihatan seperti TERA PATRICK!!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H