Mohon tunggu...
Noga Salsabilla A.
Noga Salsabilla A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Broken home Terhadap Anak : Tantangan dan Solusi

13 Juni 2024   18:00 Diperbarui: 13 Juni 2024   18:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keluarga dianggap sebagai pondasi utama dalam membentuk perkembangan dan kesejahteraan anak-anak. Ini bukan hanya tempat di mana mereka tumbuh dan berkembang, tetapi juga lingkungan di mana mereka belajar tentang hubungan, nilai-nilai, dan keterampilan penting untuk kehidupan. Walaupun diharapkan menjadi tempat yang aman dan penuh kasih, keluarga seringkali menjadi medan kompleks yang tidak selalu sesuai dengan harapan. Ketika fenomena broken home atau perceraian terjadi dalam sebuah keluarga, dampaknya dapat sangat signifikan bagi anak-anak yang terlibat di dalamnya. Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam tentang berbagai dampak tersebut, mulai dari masalah psikologis hingga akademik, yang sering dialami oleh anak-anak dari keluarga broken home. Selain itu, kita akan mencari solusi-solusi yang dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi oleh mereka dalam menghadapi situasi ini.

Salah satu dampak yang paling terasa dari situasi broken home adalah secara psikologis. Anak yang merasakan perceraian orang tua cenderung mengalami tingkat stres yang tinggi, kecemasan yang kronis, dan bahkan kemungkinan mengalami depresi. Perasaan kehilangan yang mendalam dan ketidakpastian mengenai masa depan keluarga mereka bisa mengganggu keseimbangan emosional mereka secara signifikan, mempengaruhi kesejahteraan mental mereka dalam jangka panjang. Selain itu, anak-anak dari keluarga broken home juga mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat dan mempercayai orang lain. Hal ini dapat berdampak pada perkembangan sosial mereka, membuat mereka merasa canggung atau enggan bergaul dengan orang lain. Secara emosional, mereka mungkin mengalami perasaan kehilangan, kecemasan, atau bahkan depresi akibat kondisi keluarga yang tidak stabil. Dampak ini juga bisa memengaruhi performa akademik mereka di sekolah karena mereka kesulitan berkonsentrasi atau memiliki motivasi yang rendah dalam belajar.

Tantangan lainnya terletak pada bidang pendidikan. Anak-anak dari keluarga broken home kerap  mengalami kesulitan dalam hal konsentrasi, motivasi, dan disiplin belajar. Beberapa di antara mereka bahkan mungkin mengalami penurunan signifikan dalam kinerja akademik mereka dan berisiko tinggi untuk mengalami putus sekolah. Kondisi rumah tangga yang tidak stabil dan konflik yang mungkin terjadi antara orang tua dapat mengganggu fokus belajar anak-anak, mengurangi minat mereka dalam pendidikan, dan bahkan menghambat kemampuan mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah dengan baik. Meskipun demikian, bukan berarti situasi ini tidak bisa diatasi. Untuk mengatasi tantangan ini secara efektif, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga memberikan lingkup yang stabil dan mensejahterakan bagi anak-anak, sementara sekolah dapat memberikan bimbingan akademik dan emosional yang diperlukan. Di sisi lain, masyarakat dapat memberikan dukungan sosial dan sumber daya tambahan untuk membantu mereka yang merupakan bagian dari keluarga broken home agar dapat menghadapi kesulitan yang mereka hadapi. Dengan kerjasama yang kokoh dari semua pihak terkait, dapat diciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak tumbuh dan berkembang secara optimal meskipun dihadapkan pada situasi keluarga yang rumit.

Langkah pertama yang sangat penting bagi orang tua yang mengalami perceraian adalah menjaga komunikasi yang baik dan saling memberikan dukungan satu sama lain dalam membesarkan anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka dan positif antara orang tua dapat membantu menciptakan lingkungan yang stabil dan aman bagi anak-anak di tengah-tengah perubahan yang terjadi dalam dinamika keluarga mereka. Dengan tetap memprioritaskan kepentingan dan kesejahteraan anak-anak di atas segalanya, orang tua dapat memberikan contoh yang positif dan mendukung perkembangan emosional serta sosial anak-anak mereka dalam menghadapi situasi perceraian tersebut. Langkah berikutnya adalah melibatkan konseling individu atau keluarga sebagai sarana efektif untuk membantu anak-anak dalam mengatasi perasaan mereka dan membangun kembali kepercayaan diri serta harga diri. Melalui sesi konseling, anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka dengan bebas dan mendapatkan dukungan serta panduan dari seorang profesional yang terlatih dalam menangani masalah-masalah psikologis dan emosional. Selain itu, pendekatan pendidikan yang inklusif dan disesuaikan dengan kebutuhan anak juga sangat penting. Dengan memberikan dukungan ekstra dan bimbingan yang sesuai, sekolah dapat membantu anak-anak dari keluarga broken home meraih potensi penuh mereka di lingkungan akademik, sehingga mengurangi risiko putus sekolah dan meningkatkan prestasi akademik mereka.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, penting bagi semua pihak terlibat, termasuk orang tua, guru, konselor, dan masyarakat umum, untuk bekerja sama dalam memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan bagi anak-anak dari keluarga broken home. Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak memungkinkan penerapan pendekatan yang holistik dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi anak-anak ini. Dengan demikian, kita dapat menyediakan dukungan yang komprehensif yang mencakup aspek psikologis, emosional, sosial, dan akademik, yang membantu anak-anak ini mengatasi kesulitan mereka dan membuka jalan bagi mereka menuju masa depan yang cerah, meskipun menghadapi rintangan yang besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun