Mohon tunggu...
wahyu alatas sitompul
wahyu alatas sitompul Mohon Tunggu... -

saya suka dengan mengarang cerita yang nyata maupun yang fiksi belaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Cerita dari Hatiku

2 Mei 2013   20:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:13 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“ ibu mu mana fa,” sahut andi
“ ibu di belakang lagi menyiapkan makan siang, sebentar ya biar ku panggilkan ibu,” kataku
“ sudah sudah tidak usah syifa biar aku yang membantumu untuk memanggilkan ibu mu,”sambung nabila.

“sudah tidak apa apa aku kuat kok,” paksa ku

“ tapi syifa,” bantah nabila

“ benar lho gak apa apa, aku kuat aku bisa,” bantah ku lagi

Aku bangkit dari kursi. Ku paksakan kaki ku untuk bergerak. Perlahan lahan aku coba. Walau sakit yang penting aku tidak menyusahkan orang lain lagi. Bismillah, aku langkah kan pelan pelan. Lega aku rasakan, aku masih mampu berdiri.

“ syifa pelan pelan biar aku bantu ya,” sahut edo

“gak gak aku bisa. Aku gak mau ngerepoti kalian,” kata ku

“ beneran ni,”sambung edo

“ bener lho teman teman,” sahut ku senyum

Bismillah bantu aku ya allah, aku jalan perlahan lahan. Namun belum lagi aku memanggil ummi ku aku pun…………..

“syifa syifa ya ampun nak bangun nak, kamu harus kuat nak, syifa tahan sayangkamu jangan lemah” suara ibu ku cemas

“ syifa ya allah kenapa kamu tadi harus membantah,”kata salah satu teman ku

“sayang bangun nak bangun, anak ummi kuat anak ummi gak lemah,” kata ibu sambil menangis

“ummi,” panggil ku

Aku tak tau lagi aku gak bisa membuka mata ku, yang ku dengar hanya lah suara ummi dan teman teman ku . ya allah bila ini saatnya aku ikhlas, karena bila aku bertahan aku akan menyusahkan banyak orang lain terutama ummi dan ayah.

Beberapa saat kemudian

Aku tersadar kubuka perlahan lahan mata ku, yang kulihat hanyalah benda benda yang membuat menyiksa tubuh ku aku tahu pasti aku di rumah sakit tempat yang paling tidak aku sukai. Pasti tadi aku pingsan. Dan aku juga melihat ada teman teman juga ayah dan, ya ampun ummi mana aku tidak melihat ummi.

“ a.. a.. ayah,” panggil pelan

“syifa nak kamu sadar sayang, ayah senang,”kata ayah gembira

“syifa syifa kamu sudah sadar,” sambung teman teman ku

“ayah, ummi mana,” sambung ku

“ummi kamu d kamar sebelah sedang di rawat sayang,” kata ayah

“kenapa yah, syifa mau lihat ummi sekarang ayah,”kata ku menangis

“ ummi tadi pingsan nak jantung nya ummi kumat, ummi tidak sanggup melihat shifa,” kata ayah sendu

“ayah, shifa mau melihat ummi. Ayah ayuk lah ayah,”

“ iya sayang ayah bantu kamu ya, ya sudah ayah panggil suster dulu,” kata ayah

Ayah memanggil suster untuk membantu melepaskan alat alat di tubuh ku ayah dan teman teman ku juga membantu menuntunku untuk duduk d kursi roda. Dengan tenang aku duduk di kursi itu dan di dorong oleh ayah menuju kekamar di mana ummi ku di rawat.Ketika sampai di depan kamar ummi ayah pelan pelan membuka kamar tempat di rawat nya ummi. Aku terkejut melihat ummi tergeletak sendiri yang hanya di temani alat alat rumah sakit. Lagi lagi ini karena aku , ehemmm aku meneteskan air mata hanya gara gara aku ummi sakit, kasihan ummi maafkan syifa ummi, shifa selalu membuat ummi susah, membuat jantung ummi kambuh lagi, semua karena shifa.

Ayah mendorongku ke tempat tidur ummi, aku langsung memeluk ummi erat hingga air mata ku menetes ke wajah ummi.

“ ummi ini syifa ummi, bangun ummi maafkan syifa,” kata ku sambil menangis

“ sa.. sa.. sayang,” sambung ummi

“ ummi ummi sudah bangun, ayah ummi sudah bangun, ummi maafkan syifa ummi,” kata ku sambil memeluk ummi

“iya sayang,” kata ayah

“sini sayang dekat sama ummi kamu gak salah kok sayang,” sahut ummi

“iya ummi, ayah syifa minta tolong ,” kata ku

“ iya sayang apa itu biar ayah bantu,” sambung ayah

“ ayah tolong syifa ya, syifa mau baring di sebelah umi, ayah mau kan bantu syifa,” sahut ku

“ iya sayang ayah mau, ya sudah ayo ayah pegangin syifa,” sambung ayah

Ayah menggendongku untuk membantu membaringkan ku di sebelah ummi yang paling aku sayang. Setelah ayah membaringkan ku, aku langsung memeluk tubuh ummi dengan erat. Aku merasakan kehangatan dari ummi, ummi juga membalas memeluk tubuh ku, seketika aku menangis merasa ada perasaan yang tidak enak di hati ku. Ku peluk erat ummi lagi.

“syifa sayang tidak sama ummi.” Kata ummi sedih kepada ku

“ sayang sayang sekali, kenapa ummi mengatakan seperti itu,” aku menjawab terkejut

Perasaan ku semakin tidak enak ketika ummi bertanya seperti itu. Dan ku tenang kembali ketika ummi memelukku. Aku terdiam dan melihat jam sudah jam 00.00 dini hari, aku tersentak dan aku sadar bahwa hari ini tepat tangal 13 mei ummiku berulang tahun yang ke 40.

“ummi,” panggil ku

“ iya sayang kamu kenapa,” jawab ummi tersenyum

“syifa mau nyanyi buat ummi,” kata ku
“iya sayang nyanyi apa nak,” jawab ummi
“ dengarin nya ummi,” balas ku

Kasih ibu kepada beta

Tak terhingga sepanjang masa

Hanya memberi tak harap kembali

Bagai sang surya menyinari dunia

selamat ulang tahun umi, semoga cepat sembuh ya ummi, panjang umur, syifa sayang ummi,” kata ku sambil mencium pipi ummi

“sepertinya tidak sayang, umur ummi tidak akan lama lagi, kamu yang akan panjang umur sayang dan akan sembuh dari sakit mu sayang percaya dengan ummi nak,” kata ummi sedih

“ummi kenapa ngomong seperti itu, syifa gak mau kehilangan ummi,”jawab ku menangis

“gak apa apa sayang kan ada ayah, syifa kuat sayang syifa gak lemah, “ jawab ummi menangis

“ummi,” panggil ku

“ummi berpesan jangan menjadi anak yang lemah syifa kuat, jaga ayah syifa, dan juga jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu ya syifa,” jawab ummi tegas

Perasaan aneh itu datang lagi. Ya allah perasaan apa ini. Aku takut ketika ummi mengatakan itu,

“sini sayang ummi peluk, ummi sayang syifa, ummi sayang ayah,” jawab ummi meneteskan air mata

Aku menangis ketika ummi memelukku aku merasa ini pelukan terindah dari ummi. Pelukan ini berbeda dari biasanya pelukan ummi ini lebih hangat, lembut, dan sangat sangat berbeda. Aku terus menangis di pelukan ummi.

“ummi,” panggil ku

“ummi,” panggil ku yang kedua kali

Aku curiga ummi tidak menyahut panggilan ku, ku lepaskan pelukan ummi pelan pelan. aku bangkit dari tempat tidur. Ku lihat ummi tak sadar kan diri, aku panggil berkali kali kali namun ummi tidak juga menyahut, ku panggil ayah yang tertidur di sofa,

“ayah, ayah ummi yah,” panggil ku berbisik

“ehhem kenapa nakdengan ummi,” jawab ayah lesuh

“ayah ummi tidak bargerak yah cepat panggil dokter yah cepat yah,” jawabku sedih

“ apa, iya iya sebentar nak ayah akan panggil kan dokter,” kata ayah ku panik

Menunggu ayah memanggil kan dokter, aku juga terus memanggil ummi,
“ ummi.. ummi,” panggil ku menangis

“ sayang,” jawab ummi

“jangan menangis nak ummi baik baik saja, ummi mau ketemu dengan ayah nak,” jawab ummi lagi

Tak lama setelah itu ayah datang membawa dokter. Ayah mendekat ke tempat tidur ummi

“ayah,” panggil ummi

“ayah, jaga anak kita syifa ya ayah,” Kata ummi

“ayah akan menjaga syifa, kenapa ummi ngomong seperti itu,” jawab ayah

“tidak apa-apa ayah, syifa kemari ummi peluk,”sambung ummi

syifa cepat sembuh ya ummiyakinpenyakitsyifa akan hilang sayang,” sambung ummi lagi

“iya ummi, syifa janji ummi tapi ummi jangan ngomong yang tidak-tidak lagi ya ummi,” sambung ku

“ummi kenapa ummi, ummi ayah sayang sama ummi, ummi selamat ulang tahun ya, maaf ayah terlambat ummi,” sambung ayah mengecup kening ummi

Sambil tersenyum ummi mengangguk kepada ayah.

“ayah, syifa……………………..,” kata ummi

“ ummi ummi ummi bangun ummi, bangun ummi ummi bangun ummi,” jawabku menangis
“ ummi bangun sayang, dokter kenapa diam saja tolong dokter tolong,” jawab ayah menangis dan marah

Kami menunggu di luar sampai dokter selesai memeriksa ummi. Aku menangis tak tega melihat ummi seperti itu. Ayah mencoba menenangkan ku yang tak berhenti menangis dari tadi. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangannya.

“pak,” panggil dokter tegas

kami minta maaf pak, semua yang hidup pasti akan kembali kepada Allah,” kata dokter

“maksud bapak apa, saya tidak mengerti pak, tolong yang jelas pak,” bantah ayah

“maafkan kami pak, kami sudah berusaha pak, “ sambung dokter

“akhk u.. umi kenapa ya allah kenapa, ummi jangan tinggalkan ayah,” kata ayah menangis

Aku mendekati ayah aku melihat ayahmenangis. Secara spontan aku juga kaget dan perasaan aneh datang lagi.

“ayah kenapa,” tanya ku

“syifa ayah tak sanggup nak,” jawab ayah

“kenapa yah syifa tidak mengerti yah, jelasin sama syifa yah,” tanyaku
“ummi nak ummi,” sambung ayah lagi
“kenapa yah dengan ummi ayah jangn buat syifa takut yah,” tanyaku lagi
“ ummi ummisudah di panggil sama allah nak,” jawab ayah menangis

aku merasa tak percaya, aku langsung berlari ke kamar ummi ku lihat ummi sudah terbaring kaku di tempat tidur dan di tutupi selimut hingga sekujur tubuhnya. Aku terdiam terpaku yang hanya bisa mamandangi jasad ummi. Aku berjalan pelan pelan kearah ummi. Kemudian aku berlari dan menjerit memanggil nama ummi ummi ummi ummi. Tak lama itu ayah pun masuk untuk melihat ummi yang sudah terbujur kaku.
ini kah perasaan itu ya allah aku kehilangan ummi selamanya dan pelukan itu sudah menjadi tanda bahwa itu pelukan terakhir ummi untuk ku. Aku terus memeluk erat ummi dan ayah hanya bisa menangis sambil mengelus punggung ku agar aku tenang akan kejadian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun