SUATU ketika, salah seorang anggota dewan yang biasa memimpin sidang etik di parlemen, memilih naik bus umum untuk berangkat ke kantornya, di Senayan. Anggota dewan ini rupanya ingin dilihat merakyat. Dia terusik dengan sindiran-sindiran banyak warga di media sosial, tentang tingkah anggota dewan yang tidak lagi mewakili rakyat.
Di dalam bus, anggota dewan tersebut sedikit ngantuk, dan samar-samar mendengar kernet berteriak, "yang mulia, yang mulia. silahkan turun."
Dia pun berdiri. "Iya, saya," ucapnya kepada kernet, lalu turun. Namun, saat menginjakkan kaki, dia kaget, karena bus berhenti di depan sebuah hotel, bukan Gedung DPR. Dia pun gusar, dan memarahi kernet. Si kernet yang baru sadar dimarahi anggota dewan, spontan menjawab, "Sorry pak. Tadi saya bilang Hotel Mulia. Bukan Yang Mulia."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H