Mohon tunggu...
Hasbi Zainuddin
Hasbi Zainuddin Mohon Tunggu... profesional -

Sedang menjalani rutinitas sebagai jurnalis. dan selalu berusaha menyajikan berita yang mencerahkan dan mencerdaskan. Setidaknya, melanjutkan tradisi para nabi dan rasul yang dijuluki "pembawa kabar gembira."

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Tertembak atau Ditembak?

18 Juni 2013   07:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:51 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13715170901236193094

Hari ini, headline media cetak dan online rata-rata diramaikan oleh berita tentang kenaikan harga BBM. Temanya mungkin sama, tapi dengan angle yang berbeda-beda. Saya tertarik untuk menyoroti beberapa berita yang mengambil angle wartawan dan demonstran yang luka kena tembak. Ada yang menulis judul besar dengan redaksi begini: "Mahasiswa dan Wartawan Ditembak" atau, "Wartawan Ditembak Polisi, Timur Pradopo Sesali Tanpa Minta Maaf". Pertanyaannya, sudah betulkah penulisan diksi "ditembak" pada kalimat judul tersebut? Masing-masing judul itu, menjelaskan berita tentang wartawan yang meliput demonstrasi, dan mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi menolak kenaikan BBM. Dalam berita "Mahasiswa dan Wartawan Ditembak", misalnya, salah satu paragrafnya berbunyi seperti ini: Seperti dituturkan M Arif Ramadhani, Koordinator Aksi Demo, waktu itu Anton bersama sejumlah wartawan lain sedang meliput aksi. Mereka berada di sebelah kiri para mahasiswa. Ketika suasana memanas, para wartawan tetap berada di sebelah massa. “Waktu kami (massa aksi) berhadap-hadapan dengan polisi, dia (Anton) dan beberapa wartawan masih di sana. Tiba-tiba terdengar suara tembakan gas, lalu tiba-tiba dia kena,” kata Arif, Senin (17/6). Paragraf di atas, secara tersirat, menjelaskan tentang peluru yang "nyasar", dan mengenai korban. Melihat bahasa kalimat di atas, termasuk beberapa berita lainnya, saya rasa tidak mungkin aparat dengan sengaja membidik Anton (Wartawan Trans 7) yang jadi korban, sehingga terkena proyektil gas air mata. Karena tidak mungkin disengaja, tentu tidak tepat jika menuliskan judul dengan diksi "Wartawan Ditembak". Imbuhan "di-" pada kata kerja memang berfungsi membuat kalimat menjadi pasif (Objek-Predikat-Subjek). Namun, budaya bahasa yang saya pahami, imbuhan "di-" membuat kata kerja bermakna dilakukan secara sadar dan sengaja. Kata dipukul, ditabrak, ditendang, diajar, dipuja, diditelan, dan lain-lain, bermakna subjeknya melakukan perbuatan itu secara sadar: Anton dipukul Ayahnya. Obat ditelan Roni Ayah Anton dan Roni, tentu dipahami melakukan perbuatan itu dengan sengaja. Sedangkan imbuhan "ter-", dalam budaya bahasa kita, punya makna yang hampir sama dengan imbuhan "ke-" yang lazim digunakan orang jawa: ketembak-tertembak, ketabrak - tertabrak, dst. Ya, imbuhan "ter-" selalu dimaknai dengan perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja: tertembak, terlindas, tertabrak, teriris, dst. Maka, berita tentang mahasiswa yang kena tembak, atau wartawan yang terkena proyektil gas air mata, seharusnya ditulis dengan diksi: "Wartawan dan Demonstran Tertembak", seperti ini: Liput Demo BBM, Wartawan "Trans7" Tertembak Jika semua media ramai menulis dengan diksi "tertembak" itu, saya rasa aparat Polisi dan Menkopolhukam tidak akan repot-repot mengklarifikasi, bahwa anak buahnya tidak sengaja menembak, seperti dilansir dalam berita ini. Saya yakin, Menko Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto, merasa harus membantah, karena menangkap makna judul "ditembak" itu, sebagai kesengajaan yang dilakukan aparat. Maka, dia harus mengklarifikasi, bahwa anak buahnya tidak sengaja menembak. Selamat pagi.... Bulukumba, 18 Juni 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun