Dulu dirimu begitu eloknya Bintang kelas di masa sekolahnya Paras ayu nan jelita kau punya Tubuh harum semampai lenggoknya Pria mana yang tak tergoda syahwatnya Otak cerdasmu melambungkan namamu Bak malaikat bersayap putih anggun kepak sayapmu Hingga Arjuna tampan bersujud di kakimu Namun sayang ia harus pergi terlebih dulu Engkau memang seorang putri Keteguhan dan ketabahan hati tak tertandingi Begitu mempesonanya dirimu menjalani hari sendiri Tiada asa pupus di sepanjang hari Sang Putri tetap anggun melangkahkan kaki Mengisi hari dengan lobi sana-sini Untuk menyongsong masa depan buah hati Sayang seribu sayang, Sang Putri lupa diri Duh...kasihan Sang Putri Engkau di nanti jeruji terali besi Smoga dirimu sadar diri Bahwa Mahkotamu kini jatuh ke bumi Selamat menjalani hidup barumu Sang Putri Oh...maaf, kini engkau bukan malaikat lagi Sayap putihmu patah tersangkut di pohon berduri Siapakah kini yang berbaik hati Semua kawanmu lari menjauhi Musuhmu terbahak setengah mati Jakarta, 15 Februari 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H