Mohon tunggu...
Akung Krisna
Akung Krisna Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang yang masih terus berusaha memperbaiki diri, salah satunya dengan jalan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Antara Fb, Bb, dan Piala Dunia

6 Juli 2010   03:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sore ini tiba-tiba saja muncul keinginan untuk ‘latah’ menulis tentang sepak bola. Yah mungkin akibat saya terkena dan terserang ‘demam’ Piala Dunia tahun ini mau tidak mau jadi tergelitik untuk mencoba….ya sekedar mencoba.

Jujur saja, saya bukanlah seorang penggila olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang pemain. Penggila bola saja bukan, apalagi sampai pada predikat pengamat. Saya hanyalah penggembira saja tepatnya, kalau boleh dikatakan seperti itu. Bagaimana tidak? Yang saya tahu benar-benar terbatas tentang dunia sepak bola ini. Saya sendiri saja mungkin sudah lupa juga kapan terakhir saya masuk ke lapangan bola. Seingat saya, pada masa-masa kelas 1 SMA dulu. (Pura-pura lupa tahunnya, biar nggak ketahuan tuanya). :D

Tidak terasa, kurang lebih seminggu lagi Pesta Piala Dunia 2010 akan usai. Perhelatan terbesar dalam setiap 4 tahun sekali ini memang sangat luar biasa. Berjalan sudah 3 minggu perhelatan akbar bidang olahraga di muka bumi ini menyedot perhatian khalayak ramai. Dari mulai ana-anak, remaja hingga dewasa serta tidak peduli dengan jenis kelamian, laki-laki ataupun perempuan Piala Dunia 2010 telah menyingkirkan berita-berita apapun dalam kurun waktu 3 minggu ini. Sebelum Pentas Piala Dunia 2010 dibuka, kita (di Indonesia) sempat dihentakkan adanya berita dari dunia selebritis yang sangat heboh. Semua orang terhenyak! Bahkan dianggap bisa meluluhkan gegap gempitanya Piala Dunia 2010. Ketika Piala Dunia 2010 dibuka dan kemudian berlangsung satu demi satu tim masing-masing negara yang telah lolos pada pra-kualifikasi Piala Dunia 2010 tampil, babak demi babak bertanding dan kemudian terus masuk kepada partai-partai selanjutnya, berita-berita lain (apapun itu) segera tergeser dari perhatian publik. Begitu juga yang terjadi di masyarakat kita, kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik) pun sampai-sampai dianggap angin lalu saja. Sedikit yang perduli. Atau jangan-jangan masyarakat kita sudah skeptis dengan kebijakan-kebijakan yang sangat tidak populer itu. Habis mau bagaimana lagi? Rakyat ini mau berteriak saja sudah tidak sanggup mengeluarkan suara apapun, mau bertindak sudah tidak memiliki tenaga, mau berdebat sudah dibentak terlebih dahulu. Kata orang jawa, “yo wes nrimo wae-laah…”

Ada yang membuat menarik perhatian saya pada Piala Dunia 2010 saat ini. Piala Dunia 2010 ini seakan lebih gegap gempitanya dibandingkan dengan Piala Dunia sebelum-sebelumnya. Hal yang sangat terasa adalah tidak terbayangnya kecanggihan-kecanggihan teknologi yang kini sudah menjadi kebutuhan manusia. Piala Dunia 2010 menjadi sangat seru ketika kini kita sudah terbiasa ditemani dengan berbagai seperangkat alat yang seakan menjadi teman dan pendamping setia. Mulai dari handphone, blackberry, jejaring sosial twitter, facebook dan lainnya semakin menambah tingkat peradaban manusia.

Tidak pernah terbayang dalam hidup saya sebelumnya, bahwa kini tiba saatnya kita menonton bola seorang diri di rumah atau dimanapun tetapi seraya sedang menyaksikan bersama-sama dengan teman, saudara bahkan termasuk dengan orang yang kita tidak pernah mengenal pun.

Tidak pernah terlintas sebelum ini, ketika sebuah pertandingan akan dimulai jika kita mengecek account facebook misalnya, maka bisa dipastikan sebagian besar (estimasi asal, 80 %) status di facebook akan bermuatan dan berkaitan dengan pertandingan yang akan segera dimulai. Dan tak lama kemudian berbagai kalimat pendapat (comment) dari teman-teman pun mengalir, baik yang membela tim yang sama ataupun tim lawannya. Begitu pula bagi kita yang menggunakan balckberry, meski kita menonton seorang diri di kamar atau rumah misalnya, sejak awal hingga pluit panjang berbunyi pun masing-masing asyik ‘berbalas pantun’ dengan teman-teman yang berada dalam group bbm-nya.

Ada yang bernada meledek, ada yang menyindir, bahkan ada pula yang selalu melontarkan kekecewaannya melalui perangkat komunikasinya itu.

Kebersamaan dan keakraban mewarnai perjalanana pertandingan-pertandingan Piala Dunia 2010 ini. Meski tak bertatap muka, kini kita seakan sedang menyaksikan tontonan dalam satu ruangan yang bersama-sama. Teman yang jauh seakan berada di samping kita. Saudara kita yang terpisah seakan berada di dekat kita.

Entah mana yang harus kita katakan yang lebih berjasa, sepak bola atau perangkat komunikasi yang kita miliki ini? Tidak perlu dijawab serempak. Sepak bola memang sebuah olahraga terbesar di muka bumi ini. Sepak bola bagaikan musik, bisa menyatukan siapapun. Bisa menembus batas-batas usia, jenis kelamin, agama, suku dan bangsa, apalagi jika hanya mengukur tingkatan sosial – ekonomi. Coba tengok ketika sebuah tendang keras menembus gawang, semua orang yang membela tim tersebut pasti akan kompak berdiri, berteriak dan berekspresi secara bersamaan. Begitu pula untuk orang-orang yang merasa timnya mendapat kekalahan, akan bereaksi sebaliknya, secara bersamaan pula. Juga, perangkat yang anda miliki tidak henti berbunyi atau bergetar secara terus menerus ketika terjadi sebuah kejadian yang mencekam di lapangan hijau itu. Meski kita semua hanya meyaksikan dari depan layar kaca ataupun layar lebar raksasa.

Dalam sebuah pertandingan sepak bola, nilai akhirnya adalah ada yang menang dan ada yang kalah. Ada yang bersorak lantang, tapi ada juga yang tertunduk lesu bahkan hingga menangis. Satu persatu tim negara yang pada awal dianggap tangguh, beberapa sudah ‘dipaksa’ kembali ke negara asalnya. Kini tiba saatnya, babak semi final di depan mata dan kemudian laga final pun menjadi perhelatan yang kita tunggu-tunggu. Berbagai prediksi dan analisa tak pernah henti bermunculan di semua media informasi, baik cetak maupun elektronik. Tak luput juga prediksi dari berbagai kalangan mewarnai hari-hari belakangan ini, baik yang mengerti atau pun yang tidak pernah menginjakkan kakinya di lapangan bola sekalipun. Tiba-tiba saja semua orang menjadi komentator hebat dari sebuah pertandingan yang baru saja usai ataupun yang akan berlangsung. Tapi kenapa ya Tim Sepak Bola Indonesia tidak bisa ikut Piala Dunia?

Selamat sore sahabat-sahabatku semua…. Sukses bagi tim kesayangan anda masing-masing!

Tsamina mina
Zangalewa
Cuz this is Africa

Tsamina mina eh eh
Waka Waka eh eh

Tsamina mina zangalewa
Anawa aa
This time for Africa….(Song by Shakira)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun