Mohon tunggu...
Syamsul Arifin
Syamsul Arifin Mohon Tunggu... lainnya -

Ketua Kelompok Musik Gamelan Jamus Kalimasada Lampung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebodohan Sangat

20 Februari 2015   04:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebodohan terus berulang sejalan dengan ketamakan. Semakin membubung nafsu menyundul-nyundul langit khayal, semakin tinggi pula kebodohan bercokol di dada, dan semakin wantah mengejawantah di tindakan.

Kebodohan bukan semata disebabkan oleh kebodohan itu sendiri. Tetapi kebodohan malah banyak mencengkeram diri orang yang sesungguhnya pintar. Kepintaran yang  dikelola tanpa empan papan, sehingga hasilnya justeru memproduksi kebodohan demi kebodohan. Kebodohan semacam ini identik dengan kebebalan, berotak pintar tetapi bebal alias pandir.

Betapa rumit membedakan sikap dan tindakan orang-orang pintar yang terbebas dari tendensi kepentingan, dengan sikap dan tindakan yang benar-benar diniati oleh semangat dan keinginan memperbaiki keadaan atau menyelesaikan suatu permasalahan. Orang pintar yang paling memiliki kemungkinan seribu akal untuk melakukan akal-akalan.

Katakanlah seseorang sangat cukup syarat dan rukun disiplin keilmuannya, tak diragukan lagi derajat dan martabat sosialnya, serta telah tamat ‘ijazah’ tinggi moralitas dan akhlaq keagamaannya. Akan tetapi di lapangan sepak bola sejarah, siapa yang bisa menjamin  seseorang dapat benar-benar steril dari kejumudan maupun kekedirlan mental, yaitu kesombongan, keangkuhan,  kecongkakan?

Padahal  jika kaki terkilir saja sudah tak bisa menyangga tubuh dengan normal. Apalagi kalau otak yang sakit, seluruh struktur organ tubuh pun akan tersandera mengerjakan sunatullahnya. Masalahnya kita juga terlalu gampang menggurui diri sendiri, sehingga akhirnya kita terjebak pada realitas sok semuci.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun