Mohon tunggu...
Aliah
Aliah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru di SMPN 278 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Muridku Sayang Muridku Malang

13 Desember 2018   12:25 Diperbarui: 13 Desember 2018   13:03 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Keceriaan yang terpancar di raut wajahmu
Kini mulai pudar perlahan-lahan seiring berputarnya waktu
Kenakalan demi kenakalan yang sering kau perbuat kini menjadi sepi
Kesunyian kini menjadi teman dalam hidupmu

Tubuhmu perlahan-lahan mulai rapuh
Tenagamu mulai terkuras habis oleh benda-benda aneh yang menempel ditubuhmu
Kau mulai merasakan sakitnya keseluruh sendi tubuhmu
Kau mulai mengerang-ngerang kesakitan dengan sengatan itu
Kau tetap berjuang tanpa mengeluh dan menyerah

Semangatmu untuk hidup tetap terpatri dalam hatimu
Kau berusaha untuk melawan itu semua
Walau sakit seluruh persendian badanmu
Kau tetap telan derita itu sebagai makananmu

Tubuhmu kini semakin kurus dan wajahmu  semakin pucat
Aliran darahmu kini tidak selancar seperti dahulu
Kini kau harus cuci darah merahmu
Berganti dengan yang baru

Apakah ini akan berlangsung lama anakku?
Apakah kau  bisa bertahan dengan keadaan ini?
Ibu yakin kau bisa untuk melawan rasa sakit, nyeri, panas, ngilu
yang menyerang tubuhmu
Semangatmu untuk bertahan hidup membuat buat ibu salut dan bangga
Anakku, kau pahlawan dalam  melawan rasa sakit yang menggerogoti
Dikit demi sedikit tubuhmu

Bertahanlah anakku, ini ujian yang harus kau terima dengan ikhlas
Ibu yakin Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas  kemampuannya.
Tetaplah bertahan hidup anakku
Doa ibu dan orang yang sayang padamu selalu menyertaimu

Jangan menyerah dan putus asa
Lawan semua penyakit yang kau derita
Jangan kalah dengan keadaan
Ibu yakin Tuhan selalu menyertaimu
Jangan lupakan shoalatmu dan banyak berzikir untuk menenangkan hatimu
Tuhan pasti akan membantumu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun