Mohon tunggu...
27_Reyhan Hafidz Nur Cahya
27_Reyhan Hafidz Nur Cahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

MAHASISWA UNIVERSITAS ARILANGGA

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tiktok: Pedang Bermata Dua

28 Desember 2024   16:36 Diperbarui: 28 Desember 2024   16:36 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

TikTok adalah salah satu platform media sosial paling populer di dunia saat ini. Tiktok sendiri pertama kali diluncurkan oleh perusahaan Tiongkok bernama ByteDance pada September 2016, tetapi dengan nama yang berbeda yaitu Douyin. Douyin dengan cepat menjadi populer di Tiongkok. Hal ini membuat ByteDance meluncurkan Douyin versi internasional dengan nama TikTok pada September 2017. TikTok berhasil menarik perhatian publik global karena formatnya yang unik, yaitu menggabungkan kreativitas, hiburan, hingga kemudahan pengguna dalam menjangkau pengguna lain dari berbagai belahan dunia. Akan tetapi, TikTok dulu belum se-populer saat ini. Melonjaknya pengguna TikTok dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif ini ditandai pada saat pandemi Covid-19. Pada masa pandemi kita tidak diperbolehkan untuk keluar rumah dan hal ini menyebabkan TikTok menjadi media sosial yang banyak digunakan masyarakat untuk mencari hiburan, edukasi, hingga berbisnis. Namun, seiring dengan popularitasnya muncul stigma masyarakat dari platform ini : Apakah TikTok lebih banyak memberi manfaat atau justru memiliki efek negatif ? Mari kita ulas. 

                Mayoritas pengguna TikTok adalah remaja Gen Z saat ini, dimana dengan bermain TikTok para remaja ini bisa mengetahui tren apa saja yang sedang hype saat ini. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu aplikasi ini juga banyak digunakan oleh para influencer hingga pejabat. Ini membuktikan bahwa TikTok tidak hanya berdampak negatif saja, tetapi juga positif. Para influencer juga mencari uang atau nafkah dari sini, seperti membuka endorse sebuah produk yang nantinya akan dipasarkan atau dikenalkan melalui platform TikTok ini. Tidak hanya itu, di tahun 2024 ini menjadi tahun politik dimana banyak para pejabat mencari suara lewat TikTok. Mereka bisa melakukan kampanye untuk mencari suara dari TikTok dengan mengenalkan diri mereka sebaik mungkin.  

                 Dengan memanfaatkan TikTok ini secara maksimal kita juga bisa menjadikan platform ini sebagai media untuk mencari informasi dan pengetahuan. Konten edukasi, seperti belajar, trik matematika, tutorial memasak, hingga sains dan teknologi bisa kita dapatkan disini. Gaya penyampaian yang singkat dan menarik membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. TikTok juga bisa menjadi peluang bisnis dan pemasaran, utamanya bagi UMKM. Melalui strategi pemasaran yang kreatif ini bisa menjangkau audiens yang lebih luas dengan biaya yang relatif rendah. Banyak fitur yang bisa digunakan seperti hashtag dan influencer marketing bisa memberi peluang besar untuk meningkatkan visibilitas produk. Tidak hanya itu, TikTok juga bisa digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan kreativitas dan branding diri mereka, baik melalui musik, video storytelling, bermain basket, hingga sketsa komedi. Fitur editing bawaan TikTok juga memungkinkan bagi pemula untuk membuat konten berkualitas tinggi. Yang tidak kalah pentingnya, yaitu TikTok ini bisa digunakan untuk membangun komunitas yang solid dan mendukung gerakan sosial seperti kesetaraan gender.

                 TikTok juga bisa menjadi sebuah alat yang mengancam bagi diri kita sendiri jika tidak bisa menggunakan dengan bijak. Tidak semua konten di TikTok ini bersifat positif atau mendidik. Beberapa tren yang viral dan konten tidak sehat, seperti challenges yang berbahaya dan video tidak senonoh banyak beredar di TikTok. Selain itu, maraknya penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks. TikTok juga dirancang untuk membuat pengguna terus menonton tanpa henti (Infinite scrolling). Dengan algoritma yang dibuat TikTok sebaik mungkin, menyebabkan para penggunanya menjadi kecanduan dan kehilangan produktivitas, terutama di kalangan anak muda yang sulit mengatur waktu. Tidak hanya itu, TikTok juga sering kali mempromosikan standar kecantikan tertentu yang bisa menyebabkan rasa kurang percaya diri pada sebagian orang. Tekanan sosial juga bisa muncul dikarenakan pengguna yang terlalu fokus pada jumlah like dan views.

                TikTok, sama seperti teknologi lainnya, adalah alat yang penggunaannya tergantung pada manusia. Dengan pemanfaatan yang tepat, TikTok bisa menjadi alat yang berdampak positif. Namun, jika digunakan tanpa batas atau tanpa pengawasan, platform ini bisa membawa dampak negatif yang signifikan. 

Terdapat berbagai cara untuk memaksimalkan manfaatnya :

1.     Pilih konten yang berkualitas, Dengan memilih konten yang baik maka kita juga banyak mendapat ilmu seperti bagaimana berbisnis di usia muda dan lainnya

2.     Jaga privasi, Pastikan pengaturan di aplikasi terjaga dan hindari membagikan informasi pribadi secara berlebihan 

3.     Gunakan dengan bijak, Batasi waktu penggunaan TikTok agar tetap produktif

4.     Maksimalkan peluang yang ada, Dengan fitur yang ada maka kita juga membuka peluang bisnis yang ada lewat TikTok

5.     Berikan edukasi kepada anak-anak, Orang tua perlu mendampingi anak agar tidak mengakses konten yang tidak sesuai 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun