Pendidikan Islam melatih kepekaan (sensibility) para peserta didik sedemikian rupa, sehingga sikap hidup dan prilaku didominasi oleh perasaan mendalam nilai-nilai etis dan spritual Islam. Pendekatan pedagogis Islam dalam pembelajaran merupakan cara atau metode yang didasarkan pada nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang bertujuan untuk mencetak individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter dan akhlak mulia. Pendidikan dalam Islam bukan hanya sekadar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga upaya membentuk pribadi yang seimbang antara aspek spiritual, moral, dan intelektual. Dalam konteks ini, pendekatan pedagogis Islam menekankan pada pembelajaran yang holistik, yang mencakup aspek jasmani, rohani, dan sosial peserta didik.
Salah satu dasar utama pendekatan pedagogis Islam adalah bahwa setiap individu memiliki potensi yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, pendidikan dalam Islam harus menghargai dan mengembangkan potensi tersebut dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama. Hal ini tercermin dalam firman Allah dalam Surah Al-Alaq ayat 1--5, yang menyebutkan tentang pentingnya ilmu pengetahuan dan membaca sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pembelajaran dalam Islam diharapkan dapat menciptakan kesadaran diri peserta didik terhadap keberadaan Tuhan dan tugasnya sebagai khalifah di bumi.
Pendekatan pedagogis Islam tidak hanya berfokus pada pencapaian kognitif, tetapi juga mencakup pembentukan karakter. Dalam hal ini, akhlak mulia merupakan tujuan utama yang ingin dicapai. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Oleh karena itu, proses pendidikan harus mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika Islam dalam setiap aspek pembelajaran. Guru tidak hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai teladan bagi peserta didik dalam hal akhlak dan sikap.
Dalam konteks metodologi, pendekatan pedagogis Islam mengutamakan interaksi yang positif antara guru dan peserta didik. Islam mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik, penuh kasih sayang, dan penuh pengertian. Rasulullah SAW sendiri dikenal sebagai pendidik yang sangat sabar dan bijaksana dalam menghadapi para sahabat dan umatnya. Hal ini menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar, di mana peserta didik merasa dihargai dan didorong untuk berkembang. Oleh karena itu, dalam pendekatan pedagogis Islam, guru diharapkan mampu menjadi figur yang memberi contoh, memotivasi, dan membimbing peserta didik dengan penuh kasih sayang dan perhatian.
Selanjutnya, pendekatan pedagogis Islam juga menekankan pentingnya pembelajaran yang berbasis pada pengalaman dan refleksi. Dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat yang mendorong umat manusia untuk berpikir, merenung, dan mengambil pelajaran dari alam semesta serta kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini mengajak peserta didik untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga untuk aktif dalam proses pembelajaran, baik melalui diskusi, tanya jawab, maupun eksperimen. Pembelajaran berbasis pengalaman ini juga mendukung terbentuknya kecakapan hidup (life skills), di mana peserta didik dapat menghubungkan pengetahuan yang diperoleh dengan kehidupan nyata.
Selain itu, pendekatan pedagogis Islam juga mengajarkan pentingnya keseimbangan antara ilmu duniawi dan ukhrawi. Pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada pencapaian prestasi akademik atau karir semata, tetapi juga pada persiapan untuk kehidupan di akhirat. Oleh karena itu, pembelajaran dalam Islam tidak boleh menyingkirkan nilai-nilai spiritual dan moral. Ilmu pengetahuan harus digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberi manfaat bagi masyarakat, bukan hanya untuk keuntungan pribadi.
Dalam implementasinya, pendekatan pedagogis Islam memerlukan peran aktif orang tua, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Kolaborasi antara keluarga dan sekolah sangat penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai Islam dapat diinternalisasikan dengan baik kepada peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran dalam Islam tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua memiliki peran besar dalam mendidik anak-anak dengan nilai-nilai Islam, sedangkan sekolah menjadi tempat untuk memperdalam pengetahuan serta mengembangkan potensi diri peserta didik.Secara keseluruhan, pendekatan pedagogis Islam dalam pembelajaran mengutamakan pengembangan intelektual yang seimbang dengan penguatan karakter dan akhlak. Dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan, moral, dan spiritual, pendidikan dalam Islam diharapkan dapat menghasilkan individu yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia dan siap memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan umat manusia. Dengan demikian, pendidikan Islam bukan hanya tentang pencapaian duniawi, tetapi juga mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan yang lebih baik di akhirat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H