Masuknya pendidikan Islam di Indonesia tidak terlepas dari masuknya Islam itu sendiri, yang diperkirakan terjadi pada abad ke-7 Masehi melalui jalur perdagangan. Pedagang-pedagang Muslim dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok yang datang ke Nusantara membawa ajaran Islam, yang kemudian diadopsi oleh penduduk lokal, terutama di daerah pesisir.
- Masa awal Islam (abad ke-7-13 M). Pada masa ini, Islam diperkenalkan melalui pedagang Muslim yang singgah di pelabuhan-pelabuhan seperti Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. Mereka tidak hanya berdagang tetapi juga menyebarkan ajaran agama Islam. Pendidikan agama pada masa ini disampaikan secara informal melalui pengajaran langsung dari pedagang atau ulama yang datang bersama mereka.
- Perkembangan Awal: Peran Kerajaan-Kerajaan Islam (Abad ke-13 hingga ke-16). Â Kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudra Pasai di Aceh (abad ke-13), Kesultanan Demak di Jawa (abad ke-15), dan Kesultanan Malaka di Semenanjung Malaka memiliki peran penting dalam menyebarkan Islam. Bersamaan dengan penyebaran Islam, sistem pendidikan juga berkembang, terutama dalam bentuk pengajian di masjid atau surau. Pengajaran difokuskan pada Al-Qur'an, hadis, dan fiqih.
- Pesantren: Bentuk Lembaga Pendidikan Islam Tradisional (Abad ke-16 hingga sekarang). Pesantren mulai berkembang pada abad ke-16 di Jawa, dengan salah satu pesantren tertua didirikan oleh Sunan Giri di Gresik. Sistem pesantren ini merupakan lembaga pendidikan tradisional yang menjadi pusat penyebaran Islam di Indonesia. Para santri (murid) belajar langsung dari kiai (guru agama) dengan metode pengajaran kitab kuning (kitab-kitab klasik Islam berbahasa Arab). Selain pendidikan agama, pesantren juga mengajarkan keterampilan hidup seperti bertani dan berdagang.
- Masa Kolonial: Pergumulan dengan Pendidikan Barat (Abad ke-19 hingga awal abad ke-20). Selama masa kolonial Belanda, pendidikan Islam mengalami tantangan besar dengan diperkenalkannya pendidikan Barat yang didominasi oleh sistem pendidikan Belanda. Namun, umat Islam tetap mempertahankan pendidikan Islam melalui pesantren dan madrasah. Pada masa ini, madrasah mulai muncul sebagai bentuk lembaga pendidikan Islam yang lebih formal, mengkombinasikan pengajaran agama dan pengetahuan umum.
- Masa Modern: Pendidikan Islam Formal (Abad ke-20 hingga sekarang). Pada awal abad ke-20, muncul pembaruan dalam pendidikan Islam di Indonesia. Ulama-ulama pembaru seperti KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (1912), yang fokus pada modernisasi pendidikan Islam. Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang menggabungkan pelajaran agama dengan pelajaran umum. Nahdlatul Ulama (NU), yang didirikan pada 1926, juga memberikan pengaruh besar dalam mempertahankan tradisi pesantren sambil beradaptasi dengan tantangan modern.
Pada masa pasca-kemerdekaan, pemerintah Indonesia mulai memasukkan pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional. Madrasah dan pesantren menjadi bagian dari sistem pendidikan formal, dengan kurikulum yang mencakup mata pelajaran agama dan umum.
Pendidikan Islam di Indonesia berkembang dari pengajaran informal yang dibawa oleh para pedagang Muslim menjadi sistem pendidikan yang lebih formal seperti pesantren dan madrasah. Selama berabad-abad, pendidikan Islam di Indonesia telah beradaptasi dengan berbagai perubahan sosial, politik, dan ekonomi, sambil mempertahankan inti ajaran Islam. Hingga saat ini, pendidikan Islam tetap menjadi bagian penting dari sistem pendidikan Indonesia.
Pada masa Walisongo, pendidikan Islam di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dan menjadi salah satu tonggak penting dalam penyebaran Islam di Nusantara, terutama di Pulau Jawa. Walisongo (sembilan wali) adalah sekelompok ulama yang memainkan peran besar dalam penyebaran Islam pada abad ke-15 dan 16. Mereka tidak hanya menyebarkan ajaran agama Islam, tetapi juga berkontribusi dalam mengembangkan sistem pendidikan Islam yang lebih terstruktur.
Pengaruh pendidikan Islam yang dibawa Walisongo masih terasa hingga saat ini, terutama dalam bentuk pesantren yang tetap menjadi salah satu pilar pendidikan Islam di Indonesia. Walisongo berhasil meletakkan fondasi kuat bagi pendidikan Islam di Nusantara yang menekankan pada pendekatan budaya, kearifan lokal, serta metode pengajaran yang relevan dengan masyarakat setempat.
Selain itu, mereka juga berhasil mengislamkan wilayah-wilayah penting di Jawa dengan cara yang damai dan toleran. Islamisasi yang dilakukan Walisongo melalui pendidikan ini kemudian diikuti oleh kerajaan-kerajaan Islam di Jawa seperti Kesultanan Demak, yang memperkuat posisi pendidikan Islam sebagai pusat pengetahuan agama dan kehidupan sosial.
 Tokoh-Tokoh Walisongo dan Peran Mereka dalam Pendidikan diantaranya adalah:
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Dikenal sebagai wali yang pertama menyebarkan Islam di Jawa. Ia juga mendirikan pesantren dan mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat). Mendirikan pesantren di Ampel, Surabaya, yang menjadi salah satu pusat pendidikan Islam penting di Jawa.
3. Sunan Giri (Raden Paku). Dikenal sebagai tokoh penting dalam penyebaran Islam melalui pesantren Giri di Gresik, dan beliau mendidik banyak ulama dan penyebar Islam.
4. Sunan Kalijaga. Menggunakan pendekatan seni dan budaya seperti wayang dan gamelan untuk menyampaikan ajaran Islam.