Bahasa Isyarat adalah Bahasa yang mengutamakan komunikasi manual, bahasa tubuh dan Non verbal, kadang-kadang mengeluarkan suara untuk berkomunikasi. Bahasa ini bukan dengan kata-kata verbal, melainkan gabungan ekspresi sandi atau reaksi.
Sarana komunikasi apapun melalui Gerakan tubuh yaitu terutama tangan dan lengan yang digunakan saat komunikasi lisan tidak mungkin atau tidak diinginkan. Prakteknya mungkin lebih tua dari ucapan. Bahasa isyarat dapat diekspresikan secara kasar seperti meringis, mengangkat bahu, atau menunjuk; atau mungkin menggunakan kombinasi halus dari sinyal manual berkode yang diperkuat oleh ekspresi wajah dan mungkin ditambah dengan kata – kata yang ejaan dalam abjad manual. Di mana pun komunikasi vokal tidak mungkin dilakukan, seperti antara penutur Bahasa yang sama – sama tidak dapat dipahami atau Ketika satu atau lebih calon komunikator tuli, Bahasa isyarat dapat digunakan untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Seorang tuli adalah kelompok utama menggunakan Bahasa ini, biasanya dengan kombinasi bentuk tangan, orientasi dan gerak tangan, lengan, dan tubuh, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran mereka. Bertentangan dengan pendapat banyak orang, pada kenyataannya Bahasa isyarat di tiap daerah maupun negara adalah berbeda-beda. Bahasa isyarat unik dalam jenisnya di setiap negara. Bahasa isyarat bisa saja berbeda di negara-negara yang berbahasa sama. Contohnya: Jepang dan Indonesia meskipun memiliki Bahasa tertulis yang sama, mereka memiliki bahasa isyarat yang sama sekali berbeda ( Japan sign Language dan Bahasa isyarat Indonesia ). Hal yang sebaliknya juga berlaku. Ada negara-negara yang memiliki Bahasa tertulis yang berbeda ( contoh: Inggris dengan Australia ), tetapi menggunakan bahasa isyarat yang sama.
Komunitas Tuli/Deaf/Tuna Rungu dalam komunikasi dengan sesamanya yang berasal dari negara yang berbeda akan menggunakan Isyarat Internasional atau International Sign yang dapat dipahami satu sama lain. Isyarat Internasional juga digunakan dalam pertemuan - pertemuan Komunitas Tuli/Deaf/Disabilitas Rungu dalam skala internasional.
Bahasa Isyarat di Indonesia adalah Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) yang pengembangannya didukung oleh salah satu lembaga donatur dari Jepang yang melibatkan Chinese University of Hong Kong dan Universitas Indonesia.
Ada dua bahasa isyarat yang digunakan kelompok Tuli di Indonesia, yaitu Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Meski sama-sama bahasa isyarat, keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan SIBI dan BISINDO yang cukup terlihat adalah gerakan tangan dan Ekspresi.
Sistem isyarat ini dibentuk oleh mantan kepala SLB yang merupakan orang dengar. SIBI diadopsi dari Bahasa Isyarat Amerika. SIBI telah diresmikan pemerintah, namun lebih sering digunakan pada pembelajaran di SLB. SIBI dianggap lebih sulit karena mengandung kosakata yang baku dan rumit, serta memiliki awalan dan akhiran. Berbeda dengan BISINDO, SIBI disampaikan dengan satu tangan. (RYR/SKS). Sedangkan, Bahasa isyarat ini lah yang sering ditemukan di kalangan Teman Tuli maupun Teman Inklusi pengguna bahasa isyarat. BISINDO dibentuk oleh kelompok Tuli dan muncul secara alami berdasarkan pengamatan Teman Tuli. Maka dari itu, BISINDO memiliki variasi “dialek” di berbagai daerah. BISINDO disampaikan dengan gerakan dua tangan.
SIBI digunakan sebagai pengantar resmi di SLB, sementara BISINDO digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Ada pengertian Bahasa isyarat di negara-negara yaitu Jepang, Amerika, dan Inggris
JAPAN SIGN LANGUAGE ( Bahasa Isyarat Jepang )