Mohon tunggu...
Novelia Nareswari Putri
Novelia Nareswari Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Permasalahan Ekonomi yang Masih Dihadapi Kota Jember

4 September 2024   15:23 Diperbarui: 4 September 2024   15:41 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jember merupakan sebuah kota yang terletak di sisi timur Provinsi Jawa Timur. Kota Jember dikenal sebagai daerah agraris karena memiliki tanah yang subur, dan menghasilkan berbagai komoditas pertanian, hortikultura, dan perkebunan, seperti padi, jagung, dan kedelai. Selain itu Jember juga dikenal dengan kota penghasil tembakau, hal ini dikarenakan kota Jember merupakan salah satu penghasil tembakau terbesar di Indonesia. Jember juga dikenal sebagai kota karnaval karena JFC (Jember Fashion Carnival) yang kerap dilakukan setiap tahunnya. JFC sendiri merupakan salah satu karnaval busana terbesar yang ada di dunia.

Namun, dibalik potensi ekonominya kota Jember ini juga dihadapkan pada banyak permasalahan ekonomi yang harus diperbaiki. Lalu apa saja yang menjadi permasalahan ekonomi di Kota jember, yuk simak dibawah ini.

Permasalahan Ekonomi Di Kota Jember

1. Sangat Bergantung pada Bidang Pertanian

Permasalahan ekonomi pertama yang harus dihadapi kota jember adalah terlalu bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian memang sudah menjadi sumber perekonomian utama kota Jember, dengan komoditas utama seperti, tembakau, kopi, padi, dan lain-lain. Namun, terlalu bergantung pada sektor pertanian ini tidak baik, karena bisa menyebabkan Jember rentan terhadap fluktuasi harga pasar dan perubahan iklim. Musim kemarau panjang atau banjir bisa merusak hasil panen, sementara harga komoditas yang tidak stabil bisa berdampak langsung pada pendapatan petani nantinya.

Solusi untuk permasalahan ini adalah melakukan diversifikasi ekonomi. Artinya Kota Jember tidak harus bergantung pada sektor pertanian saja namun juga harus mencoba pengembangan di berbagai sektor-sektor lainnya untuk mengurangi risiko yang terjadi. Pengembangan pada sektor industri kecil menengah dan pariwisata bisa menjadi suatu alternatif yang menjanjikan. Selain itu Program pelatihan untuk petani dalam teknologi pertanian modern dan pemasaran hasil panen juga dapat membantu meningkatkan ketahanan ekonomi mereka.

2. Kemiskinan dan Pengangguran

Permasalahan ekonomi kedua Kota Jember adalah kemiskinan dan pengangguran. Permasalahan seperti ini sebenarnya adalah masalah yang cukup umum dihadapai di berbagai kota besar. Di jember sendiri, permasalahan  ini bisa disebabkan karena  kurangnya ketersediaan lapangan kerja dan keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja menyebabkan banyak penduduk sulit  untuk menemukan pekerjaan yang layak.  

Untuk kedepannya, program pendidikan dan pelatihan keterampilan harus lebih ditingkatkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja. Penawaran kursus vokasi dan pelatihan teknis yang relevan dengan industri yang berkembang bisa membantu mengurangi angka pengangguran. Selain itu, penciptaan lapangan kerja melalui pengembangan industri lokal, usaha kecil, dan investasi dalam sektor pariwisata dapat memberikan peluang ekonomi baru bagi Masyarakat Jember.

Namun untuk saat ini, kepala Survei Badan Pusat Statistik (BPS) Jember, Tri Irwandi, mengatakan tingkat kemiskinan di Kabupaten Jember pada tahun 2024 turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tri Irwandi, menjelaskan bahwa pada tahun 2023 tercatat angka kemiskinan di Jember hingga 9,51 persen atau sebanyak 236.460 jiwa penduduk miskin. Sedangkan pada tahun 2024, angka kemiskinan di Jember turun menjadi 9,01 persen atau sebanyak 224.770 penduduk Jember yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Tidak hanya dari angka kemiskinan makro, indeks kedalaman kemiskinan di Jember juga mengalami penurunan. Indeks kedalaman kemiskinan di Jember pada tahun 2024 turun sebesar 0,16 persen dibandingkan dengan tahun 2023 dari 1,17 menjadi 1,01 persen.

Sedangkan untuk indeks keparahan kemiskinan di Kabupaten Jember pada tahun 2024 juga mengalami penurunan sebesar 0,04 persen dibandingkan tahun 2023. Indeks keparahan kemiskinan di Jember saat ini adalah sebesar 0,180 persen. Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, bahwa faktor penurunan kemiskinan di Jember saat ini salah satunya karena banyaknya event-event besar yang kerap kali melibatkan UMKM.

3. Infrastruktur yang Kurang Memadai

Ketersediaan dan kualitas infrastruktur juga menjadi salah satu hambatan utama bagi perkembangan ekonomi di kota Jember. Beberapa contoh permasalahan infrastruktur seperti, jalan-jalan yang rusak, transportasi publik yang terbatas, serta fasilitas kesehatan dan pendidikan yang kurang. Infrastruktur yang buruk atau kurang tidak hanya menghambat mobilitas dan aktivitas ekonomi saja, tetapi juga bisa mengurangi daya tarik Jember bagi para investor.

Untuk itu, Investasi dalam pembangunan infrastruktur haruslah menjadi salah satu prioritas. Peningkatan kondisi jalan, pembangunan fasilitas transportasi, dan akses internet yang lebih baik akan memperlancar distribusi barang dan dapat memperluas pasar bagi produk lokal. Oleh karena itu, pemerintah daerah dan sektor swasta perlu bekerja sama agar mempercepat pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Kota Jember ini.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun