Pada hari Senin, siswa-siswi SMA Sint Mathilda Bogor melakukan upacara. Setelah selesai upacara, mereka masuk ke kelas masing-masing dengan tertib. Tiga siswa itu yang bernama Dela, Tomas dan Fitri yang merupakan siswa kelas X3 merencanakan mau bolos sekolah ke mana.Â
Keesokan harinya, saat pelajaran Fisika dimulai, Fitri mengeluh karena dia tidak menyukai pelajaran Fisika. "Lo nunggu ganti mapelnya Fit, kan gurunya (Bu Nazhwa) ga masuk." jawab Dela. "Iyo iyoo gak ada yg jaga tunggu berapa menit lagi?" tanya Fitri dengan gelisah. Dela pun mengiyakan Fitri.Â
Setelah selesai mata pelajaran Bahasa daerah yaitu Bahasa Sunda, 3 siswa tersebut merencanakan dan bergegas meninggalkan kelas. Hal tersebut diketahui oleh Lois, sang sie ketertiban kelas sekaligus penyanyi kenamaan yang masuk dalam Trinity Entertainment, dan juga pacarnya, Julian yang merupakan ketua kelas dan seleb tiktok. "Alaaaahh bukan urusanmu Jul, Lois!" teriak Tomas.Â
Setelah beberapa menit kemudian Dela, Tomas dan Fitri berhasil meninggalkan kelas. Lois menceritakan semua itu terjadi kepada pacarnya, "Mereka bertiga kayaknya mau bolos deh ke cafe langganan gue." "Jelaslah, kan kita udah liat gerak gerik mereka. Kita bilangin ke Pak Aep, wali kelas kita pengampu Bahasa Sunda." jawab Julian.Â
Mereka berdua berjalan menuju ruang guru. "Permisi mau cari Pak Aep." kata Lois dan Julian dengan kompaknya. "Ya ada apa nak?" tanya Pak Aep. "Dela, Tomas, dan Fitri bolos pak." kata Lois. "Hah? Darimana kau berdua tau?" tanya Pak Aep lagi. "Dari... Corinth Xu pak, wakil ketua kelas kami. Tadi jam pertama sampai pelajaran yg diampu bapak yakni pelajaran Bahasa Sunda ada pak, tapi pas pergantian jam pelajaran mereka sudah tidak ada pak." jawab Lois.Â
"Oiya mereka tidak ada di kelas. Ayo kita ke BK." ajak Pak Aep. Lois, Julian dan Pak Aep berjalan menuju ke ruang BK. "Saya mau melaporkan sesuatu, Bu." kata Pak Aep. "Siapa?" tanya Bu Ketut, guru BK itu. "Dela, Tomas dan Fitri bu." jawab Pak Aep. "Besok kita panggil mereka bertiga biar mereka tau kesalahan mereka."Â
Keesokan harinya saat mata pelajaran Bahasa Jepang yang diampu oleh Sensei Dana.. "Permisi sensei, mau cari Dela, Tomas dan Fitri." kata Bu Ketut. "Ya bu silahkan." jawab Sensei Dana. Mereka pun pergi ke ruang BK. "Kemana kalian pergi?" tanya Bu Ketut. Fitri menjawab, "Gak kemana mana kok bu." "Gak usah bohong!!!!" teriak Bu Ketut (Bu Ketut adalah guru BK yang latar belakang keluarganya adalah anak tunggal, yang kata orang anak tunggal adalah anak yang temperamen tinggi).Â
"Saya sakit perut bu!" kata Dela. "Saya bantu Dela ke rumah sakit karena tulang retak bu!" kata Tomas dan Fitri sambil menganggukkan kepala. Beberapa menit kemudian datanglah Pak Pras kepala sekolah.Â
"Ada apa ini?" tanya Pak Pras. "Mereka bertiga membolos sekolah pak saat ganti jam pelajwran kemarin." jawab Bu Ketut. "Kemana kalian pergi?" tanya Pak Pras. "Kami menemani Dela sampai ke ruang opnam pak." kata Tomas dan Fitri. "Alasan saja kalian bertiga, perlu pemanggilan pamong asrama dan orang tua." "Jangan pak, kami mohon," rengek Fitri.Â
"Jika kalian tidak jujur maka akan saya keluarkan." amuk Pak Pras. "Ya pak kami jujur, kami bosan di kelas sehingga kami keluar," kata Tomas. "Kami jalan jalan saja pak." kata Fitri. "Baiklah akan saya beri kesempatan, tetapi jangan melanggar perjanjian ini ; akan saya keluarkan kalian dengan tidak hormat." kata Pak Pras. "Baik pak, kami berjanji tidak akan mengulanginya kembali." kata Dela. Akhirnya Pak Pras memberi mereka bertiga surat pernyataan yang pertama dan mereka pun membuat surat pernyataan yang pertama dan mereka berjanji tidak akan mengulanginya kembali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H