Mohon tunggu...
25 Monica Asteriani Gracia
25 Monica Asteriani Gracia Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kejujuran Sangatlah Penting (Cerita Anak Gembala dan Serigala)

5 Oktober 2024   00:26 Diperbarui: 5 Oktober 2024   00:33 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Suatu hari di sebuah desa (kemungkinan letaknya di Asia Tenggara), hiduplah seorang anak biasa yang namanya Maria, maklumlah warga desa setempat menyapanya Marietta. Dia adalah seorang anak piatu alias anak yang tidak memiliki ibu kandung. Selain dia bekerja sebagai pelajar di sekolah yang berakreditasi unggul, dia bekerja sebagai penggembala kambing. Maria menggembalakan kambing milik ayahnya yang berjarak tidak jauh dari kampung tempat tinggal Maria. 

Sebelum berangkat menggembalakan kambing milik ayahnya, ayahnya berpesan, "Nak, apabila jika kamu melihat apapun itu yang datang seperti pencuri secara mendadak dan menangkap kambing, kau harus berteriak meminta tolong ke seluruh warga kampung." Maria menuruti apa kata sang ayah, dan berangkat. Namun sampai hari ini, hal yang dibayangkannya tidak pernah terjadi. 

Selama menggembala kambing di hutan, belum ada "setan" pun yang mengincar kambing ternak milik ayahnya. Lalu, Maria pun membayangkan ide gilanya. Menurut dia, pasti sungguh sangat lucu kalau dia berpura-pura melihat serigala, kemudian berteriak teriak untuk datang menolong. Maka, Maria pun berteriak, "Serigala! Tolong ada serigala!" Dalam sekejap, warga desa berbondong-bondong mengerumuni Maria dan mereka bersiap melakukan apapun untuk memukul sang serigala jahat. Mereka meninggalkan berbagai pekerjaan penting demi membantu Maria. Berbagai alat juga dibawa untuk mengusir serigala sekaligus untuk melindungi diri. 

Namun sesampainya disana, warga desa tidak menemukan serigala yang menangkap kambingnya, melainkan si Maria yang tertawa kencang-kencang. Ternyata Maria yang disapa Marietta membohongi mereka dan merasa bangga karena prank-nya berhasil dan sangat sangat senang melihat ekspresi  warga yang kaget mendengar ada serigala.

Sadar dibohongi, warga desa pun membubarkan diri dan kembali ke desa melanjutkan aktivitas mereka. "Aku hanya mengetes saja, apakah bila serigala datang mengejar kambing milik ayahku, kalian semua mau membantu tidak?" kata Maria dalam hati. Ia yang merasa puas kejahilannya berhasil, kembali mengawasi domba.  

Beberapa hari kemudian, si gembala kecil mengulangi kejadian itu. Maria menjerit keras dengan nada panik, "Serigala! Serigala!" Dan lagi-lagi warga sekampung yang baik hati pun segera datang. Mereka berlari sekencang mungkin agar tidak terlambat memberikan bantuan. Sayangnya, sekali lagi, yang mereka temukan bukan serigala sedang menyerang kambing. 

Mereka malah mendapati Maria tertawa puas terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Kejadian ini persis sama seperti sebelumnya. "Oh, kamu ya Marietta mengelabuhi kami!," geram tetangganya yang merupakan seorang petani. Petani ini meninggalkan ladangnya begitu mendengar teriakan minta tolong tadi. "Jangan lakukan itu lagi," pesan seorang ibu penjual makanan.  "Atau kami tidak akan memercayaimu lagi," ancam warga lainnya. Warga desa pun bubar sambil bergumam kesal.

Maria hanya tertawa puas melihat kemarahan mereka. Teguran warga ternyata tidak dipedulikan oleh Maria. Besoknya, ia kembali berulah. Ia berteriak "Serigala! Serigala!" saat tidak ada satu pun serigala yang mendekat. Meski awalnya warga desa ragu apakah ini benar atau hanya permainan, warga kembali memutuskan datang untuk membantunya. Hasilnya sama seperti sebelumnya, mereka hanya dijahili oleh Maria. Warga pun bergegas pulang dengan marah karena bosan dipermainkan Maria. 

Maria masih tidak merasa insaf, walaupun ia sudah berkali-kali menjahili warga. Suatu sore, saat matahari mulai tenggelam, yang orang Jawa menyebutnya sendekala, tak disangka seekor serigala benar-benar muncul di pinggiran hutan. Serigala buas itu tampak lapar dan mulai menyambar kambing. Maria yang melihatnya mulai panik, berlari sambil berteriak meminta tolong, "Serigala! Tolong ada serigala! Serigala menangkap kambing!" Tetapi warga desa tidak menghiraukan teriakan Maria. Serigala berhasil memakan banyak kambing milik ayahnya Maria dan akhirnya Maria pulang dengan tangan kosong dan dia diomeli oleh ayahnya. 

Pesan moralnya adalah, Berkata jujur adalah dasar dari hubungan yang sehat dan aman. Kejujuran dapat membantu kepercayaan. Jadi ketika kepercayaannya sudah hilang maka sulit untuk mendapatkannya lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun