Mohon tunggu...
Made Dwinda Gyarini Sugiarta
Made Dwinda Gyarini Sugiarta Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

HALO

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fungsi dan Makna Perayaan Nyepi

12 Maret 2024   16:45 Diperbarui: 12 Maret 2024   16:56 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika merayakan Nyepi, umat Hindu Bali belajar mengendalikan diri dengan tidak bepergian, tidak beraktivitas/bekerja, berpuasa (tidak makan dan minum), serta tidak melakukan aktivitas yang mencemarkan badan. Pengendalian diri ini dilakukan dengan menjalankan Catur Brata Penyepian. Melalui Catur Brata ini, umat Hindu dapat berkonsentrasi dan khusyuk untuk kembali pada jati diri dengan cara meditasi, perenungan diri dalam keheningan.

Catur Brata Penyepian dilaksanakan selama 24 jam, setelah Tilem Sasih Kasanga, tepatnya pada paroh terang pertama bulan kesepuluh/panaggal sasih kadasa. Pelaksanaannya dimulai pukul 05.00 sampai 05.00 keesokan harinya, dengan melakukan hal-hal berikut:

Amati Geni: Tidak menyalakan api/lampu dan tidak mengobarkan hawa nafsu.

Amati Karya: Tidak melakukan aktivitas fisik, tidak berhubungan suami-istri, dan tekun menyucikan rohani.

Amati Lelungan: Tidak bepergian ke mana pun, tetap di rumah dan memusatkan pikiran kepada Tuhan dalam berbagai perwujudan-Nya dalam diri manusia.

Amati Lelanguan: Tidak melakukan hiburan/rekreasi atau bersenang-senang, termasuk tidak makan dan minum.

Pada Hari Raya Nyepi, suasana di Bali  menjadi sunyi-senyap, dan tentu saja menjadi gelap gulita. Tidak ada orang yang berlalu-lalang, semua tinggal di rumah menjalani Brata Penyepian sampai menjelang matahari terbit keesokan harinya, tepatnya saat Ngembak Geni (Suwena, 2017).

Ngambek Geni
Hari Ngembak Geni dirayakan pada tanggal 2 bulan ke-10 kalender Saka, menandai berakhirnya Catur Brata Penyepian. Pada hari ini, umat Hindu saling mengunjungi keluarga, kerabat, teman untuk saling memaafkan atas kesalahan yang telah terjadi.

Rangkaian upacara Hari Raya Nyepi diawali dengan upacara Melasti, Pangrupukan, Nyepi, dan Ngembak Geni yang harus dilaksanakan secara berurutan karena setiap tahapan memiliki fungsi yang berkaitan.

Upacara Pangrupukan secara mendalam berfungsi: (1) membersihkan unsur-unsur panca maha bhuta dari gangguan bhuta kala, (2) membersihkan bhuta kala dari sifat buruknya, (3) meningkatkan derajat hidup bhuta kala dan binatang korban, serta (4) melaksanakan kewajiban ajaran agama Hindu. Semakin sering ritual dilakukan, semakin banyak aturan susila yang disadari sehingga meningkatkan sentimen keagamaan.

Tujuan ideal umat Hindu adalah mencapai kesejahteraan lahir (jagadhita) dan batin (moksartham). Ini dapat diwujudkan dengan pikiran jernih dan bebas dosa, salah satunya dengan membebaskan diri dari gangguan bhuta kala. Pada Pangrupukan, bhuta kala disuguhkan korban agar tidak berkeliaran sehingga umat Hindu dapat menjalani Nyepi dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun