Mohon tunggu...
Arwian Musthazim Billah
Arwian Musthazim Billah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

#IndonesianBusinessAnalyst

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Teknologi Digital Membantu Perekonomian Manusia

15 Januari 2021   19:59 Diperbarui: 15 Januari 2021   20:18 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

        Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dan pergeseran yang cepat dalam suatu kehidupan tanpa batas di era globalisasi ini. Dengan memanfaatkan teknologi digital dapat mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai informasi dapat disajikan melalui hubungan jarak jauh, dan dengan perkembangan teknologi informasi ini juga membentuk masyarakat dunia baru yang tidak lagi dihalangi oleh batas-batas teritorial dan telah membalikkan segalanya yang jauh jadi dekat yang khayal jadi nyata. Mari kita belajar dari beberapa kisah ini.

Kisah pertama, kisah ini datang dari pasangan suami istri asal Madiun, sang suami dulu bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta yang ada di Madiun dan sang istri bekerja sebagai pedagang bakso, mereka berdua hidup sangat nyaman dengan pekerjaan mereka dan dengan pekerjaan itu mereka bisa memenuhi kehidupan mereka tanpa ada suatu kesusahan, tetapi ketika dunia dihadapkan dengan suatu pandemi yaitu virus Corona ini keuangan mereka menjadi berantakan yang dulunya suami bekerja sebagai pegawai dan sang istri berdagang bakso tapi dengan adanya pandemi ini sang suami harus di istirahat kan dari pekerjaannya dan istri pun yang dulunya berjualan bakso bisa dibilang laris tapi sekarang karena orang takut untuk keluar rumah dagangannya menjadi sepi. Oleh karena itu sang suami dan istri berpikir keras gimana caranya bisa survive dan membangkitkan keuangan mereka kembali di saat seperti ini dengan keterbatasan yang mereka miliki. Mereka berdua sama-sama melanjutkan pekerjaan yang disukainya sang istri melanjutkan pekerjaannya sebagai pedagang tetapi yang dia jual bukan lagi sebuah bakso melainkan sebuah Tas atau fashion wanita dan gaya berjualannya juga berbeda yang dulu berjualan dengan menggunakan sebuah toko sekarang dia mempromosikan-nya melalui Marketplace dan Media sosial, dan juga dia tidak memproduksi sendiri atau tidak mennyetok produk sendiri dia hanya membeli produk dari orang lain lalu dijual kembali kepada pembelinya atau bisa disebut sebagai Dropshiper. Sang suami juga sama melanjutkan pekerjaannya dia berkerja di salah satu situs freelance dan bekerja sebagai admin dan data entry. Dengan pekerjaan yang mereka jalani sekarang akhirnya mereka bisa bertahan di situasi pandemi ini bahkan penghasilannya juga bertambah ketika beralih dengan menggunakan dunia digital ini.

Kisah kedua datang dari seorang penjual Pakaian Batik yang bernama Ratih Purwaningsih. Ratih Purwaningsih adalah seorang penjual Pakaian Batik dari Kota semarang, dia memulai usahanya pada tahun 2011 dan pada awal mulai usahanya dia tidak membuat sebuah toko untuk memajang/memamerkan barang jualannya. Dia berfikir daripada membuat toko di pinggir jalan raya pasti sangat mahal dan menghabiskan banyak uang  jadi lebih baik uang yang akan digunakan untuk membuat toko dia alokasi-kan uang tersebut untuk memasarkan produknya di internet atau media sosial seperti Facebook Bussines page untuk memasarkan bisnis pakaian batik dan untuk menjangkau konsumen-nya. Hasilnya diluar dugaan, hanya berjualan dirumah tetapi penjualan Pakaian Batik meningkat 60% dalam 10 bulan pertama, dan basis pelanggan juga meningkat hingga 70%. Hingga sekarang  95% penjualan Pakaian Batik berasal dari media sosial. Dan sekarang Ratih juga menggunakan Instagram dan Marketplace sebagai platform pemasaran dan media komunikasi dengan konsumen. Padahal pada 2011 perkembangan dunia digital belum sebesar sekarang ini tetapi dia sudah berani memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan bisnisnya. Ketika ditanya seseorang apa penyebab dia sampai berani melakukannya, dia berkata "memang benar waktu itu dunia digital belum sebesar sekarang tatapi dari situlah kita memulai dari dunia digital yang dibilang masih kecil sehingga kelak ketika dunia digital membesar maka usaha saya juga akan membesar, karene itu bisa menjadi sebuah investasi ketika dunia digital sudah mulai membesar dan ketika orang-orang baru mulai membuka dan membuat nama disitulah saya sudah memiliki nama yang besar. Dan didunia digital ini saya bisa memasarkan bisinis saya dengan sangat luas dan bisa menjangkau target siapapun, dimanapun dan kapanpun".

Kisah Ratih dan Pasangan Suami&Istri tersebut merupakan salah satu strategi bisnis yang memanfaatkan kekuatan media sosial dan Internet untuk menciptakan pasar baru sekaligus memenangkan persaingan usaha yang kompetitif diranah offline.  Dan dengan kisah tersebut bisa diketahui bahwa perkembangan teknologi digital hampir telah menguasai perdagaan dan bisnis pada masa sekarang, jadi alangkah baiknya kita baradaptasi dari sekarang agar teknologi digital tersebut bisa kita gunakan untuk memperbagus keuangan kita dan ketika kelak teknologi digital sudah mendominasi dan mempengaruhi kehidupan manusia kita tidak kaget dan tertinggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun