Berbicara mengenai pendidikan seksual memang menjadi sesuatu yang cukup krusial di era sekarang. Hal yang tabu masih saja disematkan padanya. Akan tetapi, pendidikan seksual jelas merupakan hal penting. Menerima pendidikan seksual lebih baik daripada tidak tahu karena kekangan stereotype masyarakat. Tujuan edukasi seksual tentu banyak macamnya. Salah satunya adalah memberi pengetahuan pada anak tentang otoritas tubuhnya sendiri. Tidak boleh ada yang menyentuh bagian-bagian tertentu di tubuhnya, siapapun orangnya. Dari sini, terjadinya kekerasan seksual diharapkan bisa dicegah karena seseorang yang telah menerima pendidikan seksual akan secara otomatis paham bahwa dirinya menjadi korban tindakan amoral tersebut.
Ironi memang, ketidaktahuan tentang hal semacam ini yang diamini dengan keengganan untuk membicarakannya, bisa membuka kesempatan bagi predator seksual di luar sana untuk menggaet mangsanya. Oleh karena itu, Kelompok 20 Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) gelombang 5 dari Universitas Muhammadiyah Malang telah berbagi pengetahuan tentang pendidikan seksual dan kekerasan seksual kepada teman-teman Panti Asuhan Akhlaqul Karimah yang ada di Kota Malang, Jawa Timur. Harapannya, wawasan mereka bisa bertambah dan menjadi bekal untuk menghindari aksi pelecehan maupun kekerasan seksual.
Di antara program kegiatan PMM, kelompok 20 mengadakan sharing session tentang hubungan internasional yang diberi nama HI Talk. Kegiatan ini merupakan bincang-bincang santai untuk menambah wawasan teman-teman panti bahwa ada pihak internasional yang juga terlibat atau berperan dalam memberantas kekerasan seksual di Indonesia. Dalam kesempatan HI Talk yang diadakan, Kelompok 20 mengangkat topik seputar peran UN Women di Indonesia dalam memberantas kekerasan seksual. Bincang-bincang dilakukan dengan santai agar teman-teman Panti Asuhan Akhlaqul Karimah bisa menerima dengan baik.
UN Women sebagai pihak internasional atau lebih tepatnya organisasi internasional ternyata berperan dengan cara menciptakan program Safe Cities dan Safe Public Spaces. Program tersebut diimplementasikan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Semarang. Â Hasilnya adalah telah terjadi peningkatan dalam hal laporan kasus kekerasan seksual dari 2016 ke 2017. Peningkatan laporan kasus tersebut sebesar 396 kasus, dari 2270 menjadi 2666 kasus. Meningkatnya laporan tentang kekerasan seksual ini bukanlah hal yang harus dipandang negatif. Justru sebaliknya, hal ini menandakan bahwa UN Women dan berbagai pihak telah berhasil menyadarkan masyarakat untuk melaporkan hal tersebut. Di dua tahun selanjutnya, 2018 dan 2019, kasus kekerasan seksual terus menurun. Penyebabnya adalah awareness yang muncul dari diri masyarakat tentang kekerasan seksual. Awareness tentu saja tidak akan muncul jika masyarakat tidak memperoleh pengetahuan tentang pendidikan seksual dan kekerasan seksual. Â
Dari program pendidikan seksual dan HI Talk yang dilaksanakan, dapat memberi gambaran bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan seksual perlu dimunculkan agar kasus-kasus kekerasan seksual bisa diberantas.
Sebagai intermezzo dalam kegiatan HI Talk, kelompok 20 juga berbagi informasi kepada teman-teman panti tentang Indonesia yang menjadi presiden G20. Presidensi Indonesia yang mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger merupakan satu kebanggaan yang sudah seharusnya dikampanyekan ke masyarakat luas. Melalui HI Talk yang kami adakan, wawasan tentang presidensi Indonesia dalam forum G20 bisa pula menjangkau teman-teman Panti Asuhan Akhlaqul Karimah. Â Â Â Â