Mohon tunggu...
2502
2502 Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengungkap Pelecehan Seksual yang Dilakukan Oleh Orang Disabilitas

16 Desember 2024   13:24 Diperbarui: 16 Desember 2024   13:24 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Agus sedang di evakuasi, Sumbernya dari Suara.com

Nabila Hamdah

Kamis, 12 Desember 2024|21.46 WIB 




Fakta Agus Disabilitas dan Kasus Pelecehan Seksual: Apa yang Harus Kita Ketahui?

Subang - Pelecehan seksual adalah salah satu isu sosial yang sering kali tersembunyi di balik
rasa takut dan stigma masyarakat. Baru-baru ini kasus pelecehan seksual yang melibatkan I
Wayan Agus Suartama, yang lebih dikenal sebagai Agus Buntung, telah menjadi sorotan
publik sejak Oktober 2024. Agus, seorang pria difabel tanpa kedua tangan asal Lombok, Nusa
Tenggara Barat (NTB), diduga melakukan serangkaian tindakan pelecehan seksual terhadap
beberapa perempuan, termasuk anak di bawah umur. Meski kisahnya sempat menjadi
bahan perbincangan di media sosial, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam
mengenai pelecehan seksual itu sendiri, dampaknya, dan langkah apa yang harus dilakukan
untuk mencegah hal ini terus terjadi. Pelecehan seksual bukanlah perkara sepele. Perilaku ini
tidak hanya merugikan korban secara fisik, tetapi juga menghancurkan mental dan
kepercayaan diri mereka.
Dalam artikel yang saya dapat ini, kita akan membahas fakta-fakta mengenai kasus tersebut,
kenapa ini penting untuk dibicarakan, dan bagaimana kita sebagai masyarakat bisa terlibat
dalam mencegah hal serupa terjadi lagi. Bertujuan untuk mengupas kasus Agus Disabilitas ,
menganalisis dampak sosial dari pelecehan seksual, dan memberikan pandangan tentang
langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kasus serupa.

Siapa Agus ?

Agus yang belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial dan pemberitaan. Ia dikenal
sebagai figur yang cukup dikenal di lingkungan tempat tinggalnya, tetapi popularitasnya tiba-
tiba meningkat karena kasus pelecehan seksual yang menyeret namanya. Nama "Buntung"
sendiri merujuk pada kondisi fisik Agus yang memiliki keterbatasan pada bagian tubuhnya,
namun hal ini tidak membenarkan tindakannya.

Kronologi Kasus

Pelecehan seksual yang dialami oleh Agus Disabilitas terjadi di luar dugaan banyak pihak.
Sebagai seorang yang mungkin tak terlalu dikenal sebelumnya, Agus terlibat dalam sebuah
insiden yang tidak hanya merusak kehormatan dirinya, tetapi juga mengguncang masyarakat
sekitar. Pada saat kejadian, Agus berada di sebuah tempat umum yang dianggap aman dan
tidak berbahaya. Namun, pelecehan yang dialaminya terjadi begitu tiba-tiba dan tanpa ada
tanda-tanda yang bisa diwaspadai. Kasus Agus Disabilitas mulai mencuat setelah seorang
korban memberanikan diri untuk berbicara. Kasus ini pertama kali mencuat pada 7 Oktober
2024, ketika seorang mahasiswi melaporkan bahwa dirinya menjadi korban pelecehan
seksual oleh Agus. Menurut pengakuan korban, Agus menggunakan pengaruh dan
kedekatannya dengan lingkungan untuk mendekati korban sebelum akhirnya melakukan
tindakan pelecehan. Tidak hanya satu korban, ternyata ada lebih banyak yang mengalami hal
serupa tetapi belum melaporkan kejadian tersebut karena takut atau merasa malu.
Penyelidikan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTB menetapkan Agus sebagai
tersangka. Meskipun Agus awalnya mengklaim bahwa dirinya difitnah, seiring berjalannya
waktu, jumlah korban yang melapor terus bertambah. Hingga Desember 2024, tercatat 17
korban, dengan tiga di antaranya adalah anak di bawah umur.

Berikut adalah garis besar kronologi kasus:

Modus Operandi: Dalam beberapa laporan, Agus menggunakan modus "mandi suci" untuk
mendekati korbannya. Ia mempelajari latar belakang dan trauma masalalu korban, kemudian
menawarkan ritual pembersihan diri untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam prosesnya,
Agus membujuk korban untuk melakukan tindakan yang melanggar batas. Agus diduga
menggunakan manipulasi emosional untuk mendekati korbannya. Dengan memanfaatkan
kondisinya sebagai penyandang disabilitas, ia menciptakan kedekatan emosional yang
membuat korban merasa nyaman sebelum melakukan aksinya. Beberapa korban
melaporkan bahwa Agus sering mengajak mereka ke homestay di Mataram, di mana
tindakan pelecehan terjadi. Pemilik homestay mengungkapkan bahwa Agus sering datang
dengan perempuan berbeda, dan beberapa korban terlihat keluar dalam kondisi panik atau menangis.

Korban Angkat Bicara: Salah satu korban akhirnya melaporkan kejadian tersebut kepada
pihak berwenang setelah mendapatkan dukungan dari teman-temannya.
Reaksi Masyarakat
Saat kasus ini mulai viral, masyarakat memiliki reaksi yang beragam. Ada yang langsung
mendukung korban, tetapi tidak sedikit juga yang meragukan cerita tersebut, dengan alasan
kondisi fisik Agus dianggap membatasi kemampuannya melakukan pelecehan. Kasus ini
menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat. Beberapa pihak menduga bahwa Agus
menggunakan ilmu hitam atau mantra untuk memengaruhi korbannya. Namun, ibunda
Agus, I Gusti Ayu Aripadni membantah keras tuduhan tersebut, menyatakan bahwa anaknya
tidak memiliki kemampuan semacam itu.
Namun, penting untuk diingat bahwa pelecehan seksual tidak selalu soal fisik. Itu tentang
niat dan cara seseorang memanfaatkan situasi atau hubungan kekuasaan. Bahkan dengan
keterbatasan fisik, seseorang tetap bisa menjadi pelaku jika ada kesempatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun