pada kelopak anggrek
aku menanak ingatan
menjejalkan pada batok kepala
seperti putih kusut
tentang kepergian carut-marutÂ
sedang emak mendongeng
tadi malam, antara sulam pipih silam
"bapakmu itu, nak. ia lelaki pemberani
rela ditusuk maut
di pelupuk mata
daun jendela bergidik
menarik rapat-rapat giginya
mendekap dada
lalu menyerahkan sekuntum untukku
pada kelopak anggrek
aku menolak
memberi banyak rahasia.
kiar 29092016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!