Mohon tunggu...
Kiara Vie
Kiara Vie Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dialog September

21 September 2016   22:50 Diperbarui: 21 September 2016   22:57 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dialog September

Aku telah membeli begitu banyak air mata dari rumah suwung peninggalan para orang-orang yang ingkar itu, Sean.
Meletakkan rapi di dada juga keningku yang bergelombang.
Terkadang ia kudiamkan sampai didihnya luber ke pipi. Tapi lebih sering kunyanyikan bersama rentak dini, menjelang subuh.

Sekali waktu kau berkunjung, dan kulihat kau tercenung. Memandang lesi dengan bibir menggigil sepucat bayi yang kehilangan peluk ibu. "Masih kurangkah duka kita, Hun?" Langkahmu surut ke sudut, memengang tepian pintu, menyusun kata-kata tapi urung kau lahirkan. Sebab perihmu datang lebih awal, berjejal-jejal.

Tak apa-apa, Sayang. Aku akan kehilangan teman berbincang jika kau pergi nanti, sedang bunda telah cukup renta dengan ingatan putri kesayangannya, setelah sibuk menimang doa-doa baru. Lantas, bagaimana caraku menyiasati sepi? Selain memandang berulang bulan datar, mengingatmu, lalu kembali bercengkerama dengannya, air mata berwajah sejuta cerita.

Aku tua di gigir september ini, semenjakmu tiba tadi siang sebelum kau bilang bahwa pertalian kita akan dipercepat. Kau takut aku akan lupa janji kita? Sean, aku ini perempuan. Dan se-naif-naifnya ingatan, tak mungkin janji itu kulepas. Atau kau punya rencana berbeda?

Sean, mulailah mengerti dan menganggapku sebagai kekasih. Bukan sepasang janji januari yang pernah kuabai dulu.

Kiar 916.[caption caption="Hype.idntimes.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun