Mohon tunggu...
Kang Miftah
Kang Miftah Mohon Tunggu... Administrasi - Kontributor Kompasiana

Kompasianer 2012 Hp : 081586662186

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengasah Imajinasi Anak Lewat Boneka

18 Desember 2014   18:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:02 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14188774051310311755

Koleksi Foto Pribadi

Azka, adalah nama putri pertama penulis dan saat ini sudah berusia lima tahun kurang empat bulan. Diusianya yang sudah mulai menginjak sekolah TK nol besar, kini ia sangat fasih dalam hal bicara. Dulu saat bocah kelahiran 11 April ini masih berusia belasan bulan, penulis sering membelikannya banyak boneka dan koleksi buku bacaan menarik bertemakan kisah para nabi serta tema petualangan binatang yang lucu lucu. Lewat boneka dan buku buku bacaan itulah dirinya penulis arahkan dengan harapan agar kelak Azka besar menjadi anak cerdas dan kaya imajinasi.

Kenapa penulis memilihnya Boneka sebagai teman main Azka dan tidak memilih jenis mainan yang lain? Dari beberapa sumber bacaan yang pernah penulis pelajari, boneka itu merupakan karakter yang mewakili makhluk hidup yang dapat diajak berkomunikasi dan memerlukan perhatian serta kasih sayang. Boneka merupakan mainan yang dapat mengasah perkembangan emosional anak. Melalui boneka, anak kita bisa memeluk, membelai atau mengajaknya bicara dan berkata kata. Selain itu boneka juga dapat memberi dukungan sosial, misalnya boneka bisa menjadi pelipur ketika anak lagi sedih, atau menenangkannya saat sakit dan melatih belajar mandiri melalui kebiasaan merawat dan menjaga boneka tanpa bantuan dari orang lain.

Ada banyak koleksi boneka yang sengaja penulis kasih untuk Azka, Mulai dari boneka Teddy Bear, Shaun the sheep, Elmo, ragam boneka Anjing, Doraemon sampai boneka Barbie. Dari ukuran kecil hingga boneka berukuran besar tersedia di lemari khusus yang sengaja penulis sediakan untuknya. Dan dari sekian banyak koleksi boneka yang tertata di lemarinya itu, Azka paling suka sama boneka Barby. Saat penulis menanyakan alasan kenapa beliau begitu menyukai boneka Barbie, jawabannya sangat simple “Barbie itu wajahnya cantik”!! katanya.

Menurut psikolog anak, Ajeng Ravianto dari Universitas Indonesia. Saat anak kita sedang bermain imajinasi terhadap bonekanya, mereka perlu didampingi orangtua dan jangan membatasi dirinya saat bermain. Misalnya, 'barbie itu rambutnya jangan diikat', 'kok bajunya miring'. Orang tua hanya mendampingi dan membebaskan anak dengan imajinasinya,". Menurut Ajeng, saat menemani anak bermain boneka, orangtua juga bisa ikut serta dalam bermain peran. Misalnya saat bermain salon-salonan, boneka yang dimainkan sang anak sebagai hair stylist dan ayah sebagai customer. "Di sini orangtua tak sekedar menemani anak bermain, tapi juga membuat ikatan (bonding) yang kuat diantara keduanya," (sumber : liputan 6.com)

Ada pengalaman menarik yang penulis temukan ketika anak penulis menginjak usia tiga tahun. Dalam kondisi kamar setengah tertutup dan azka seorang diri, sembari duduk di kelilingi kumpulan boneka kesayangannya itu, ia tertangkap sedang merangkai sebuah cerita layaknya adegan Kak Kusumo tokoh pendongen yang biasa muncul di layar kaca. Karena penasaran pengen dengerin ocehan bocah cilik itu bercerita, kemudian penulis bersama istri mendekat secara perlahan lalu mengintipnya dari kejauhan. Stttt, jangan berisik nanti kita ketahuan!! Saya mewanti wanti istri supaya beliau mengunci mulutnya ketika azka sedang membawakan cerita. Sejurus kemudian, kami berdua masuk kamar dan memberi Standing Applause atas kemampuan dirinya membawakan satu cerita di hadapan boneka kesayangannya itu. Ujung ujungnya kami berdua ikut nimbrung main boneka juga.

Catatan : Tulisan ini adalah kisah nyata. Berhubung penulis sudah merasakan dampak atau manfaat dari sebuah boneka dalam menunjang perkembangan emosional serta imajinasi anak, maka tidak salahnya nilai kemanfaatan tersebut penulis share kembali kepada khalayak sehingga bisa memberi kemaslahatan yang lebih luas.

Jakarta,

18/12/2014





Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun