Mohon tunggu...
Jamaludin
Jamaludin Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN/UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA/NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dan Peluang: Pendidikan sebagai Alat Perlawanan terhadap Kekuasaan di Era Mileniel

14 Desember 2024   07:56 Diperbarui: 19 Desember 2024   10:45 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remaja Milenial Lagi Asyik Main Hanpon (Sumber: topmedia.co.id)

Di era milenial, pendidikan berperan lebih dari sekadar transfer ilmu; ia menjadi instrumen vital dalam melawan dominasi kekuasaan yang tidak adil. Pendidikan memiliki potensi besar untuk memberdayakan individu, menginspirasi perubahan sosial, dan membangun kesadaran kritis. Namun, peran ini dihadapkan pada tantangan dan peluang yang kompleks dalam konteks dunia digital yang saling terhubung.

Tantangan

Salah satu tantangan utama adalah kontrol kekuasaan atas sistem pendidikan. Kurikulum sering diatur untuk mendukung narasi yang menguntungkan pihak berkuasa, membatasi ruang bagi pemikiran kritis dan kebebasan akademik. UNESCO menekankan bahwa pendidikan sering digunakan sebagai alat untuk mempertahankan status quo melalui penanaman ideologi tertentu, yang dapat menghambat kemampuan individu untuk berpikir kritis dan menantang ketidakadilan.

Selain itu, disinformasi yang menyebar melalui media sosial memperkeruh upaya pendidikan kritis. Generasi milenial, meskipun memiliki akses luas ke informasi, sering kesulitan memilah kebenaran, yang menghambat pemahaman mereka terhadap struktur kekuasaan. UNESCO mencatat bahwa literasi informasi menjadi tantangan signifikan, terutama di era digital di mana arus informasi begitu deras dan tidak selalu dapat dipercaya.

Resistensi dari masyarakat juga menjadi hambatan. Tidak semua individu siap menerima pendidikan sebagai alat perlawanan, terutama dalam budaya yang menghargai hierarki dan kepatuhan. Guru dan pendidik yang mendorong pemikiran kritis sering menghadapi tekanan politik dan sosial, yang mengancam kebebasan mereka dalam mengajar. UNESCO menyoroti bahwa pendidikan sering kali digunakan oleh penguasa atau kelompok elit untuk mempertahankan dan memperkuat kekuasaan mereka, sehingga pendidikan dalam hal ini bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga proses pembentukan ideologi dan kontrol sosial dari sebuah kekuasaan.

Peluang

Namun, teknologi digital menawarkan peluang besar untuk menjadikan pendidikan sebagai alat perlawanan yang efektif. Platform e-learning, media sosial, dan ruang diskusi daring membuka akses luas bagi generasi muda untuk belajar secara mandiri dan kritis. Mereka dapat memanfaatkan sumber daya ini untuk memahami isu-isu global, menganalisis struktur kekuasaan, dan merancang gerakan sosial yang lebih strategis. UNESCO menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas akses pendidikan dan mendorong partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan berbasis nilai-nilai keadilan sosial dan demokrasi juga menjadi peluang. Institusi pendidikan mulai mengadopsi pendekatan baru seperti pembelajaran berbasis proyek yang mendorong siswa menyelesaikan masalah nyata di masyarakat. Hal ini membuka jalan untuk memperkenalkan konsep perlawanan terhadap kekuasaan yang tidak adil secara konstruktif. UNESCO menekankan bahwa pendidikan harus menjadi proses pembebasan, bukan penindasan, dan harus membangun kesadaran kritis yang memungkinkan individu untuk memahami struktur kekuasaan yang menindas dan berjuang untuk mengubahnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun