Mohon tunggu...
Jamaludin
Jamaludin Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN/UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA/NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Politik di Kampus: Menjaga Kebebasan agar Tidak Kebabblasan

11 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   10:53 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan berpolitik adalah upaya penting dalam menjaga keseimbangan antara kebebasan berpolitik dan batasan moral serta hukum, sehingga kebablasan dapat dicegah. Dalam pendidikan politik, nilai-nilai demokrasi seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia harus ditanamkan sejak dini. Pemahaman tentang tanggung jawab sosial, seperti tidak menyebarkan informasi palsu atau ujaran kebencian, menjadi kunci untuk memastikan kebebasan politik digunakan secara bijaksana. Selain itu, literasi politik perlu ditingkatkan melalui pembelajaran tentang sistem pemerintahan, peran lembaga negara, dan kemampuan untuk memilah informasi valid dari hoaks atau manipulasi politik.

Pendidikan kewarganegaraan juga dapat diperkuat melalui kurikulum berbasis demokrasi yang melibatkan siswa dalam diskusi, debat, atau simulasi politik, sehingga mereka dapat memahami dinamika politik secara langsung. Etika politik perlu menjadi bagian dari pendidikan, dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan penghormatan terhadap perbedaan. Hal ini penting untuk menghindari polarisasi dan politik identitas yang memecah belah masyarakat. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi politik yang edukatif, seperti melalui media sosial, infografis, atau podcast, namun harus disertai dengan panduan penggunaan media sosial yang bijaksana.

Contohnya:

Simulasi Parlemen adalah kegiatan di mana mahasiswa berperan sebagai anggota legislatif, eksekutif, atau yudikatif dalam proses pengambilan keputusan. Mahasiswa diajarkan bagaimana cara merancang dan mengesahkan "undang-undang" yang relevan dengan kehidupan kampus. Kegiatan ini memberikan pemahaman tentang sistem politik, proses legislasi, dan pentingnya kolaborasi antar pihak untuk mencapai tujuan bersama.

Pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau Organisasi Mahasiswa (Ormaswa) sering dijadikan sarana pendidikan politik. Mahasiswa dilibatkan secara langsung sebagai calon pemimpin, tim kampanye, dan pemilih. Proses ini mencakup pendaftaran calon, penyampaian visi-misi melalui debat terbuka, kampanye yang sehat, hingga pemungutan suara. Dengan mengikuti pemilu kampus, mahasiswa memahami pentingnya partisipasi dalam demokrasi, belajar menghargai perbedaan pilihan, serta mengembangkan kemampuan politik seperti kepemimpinan dan pengambilan keputusan.

Pendidikan politik melalui kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap demokrasi, tetapi juga melatih mereka untuk menjadi warga negara yang kritis, partisipatif, dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun