Mohon tunggu...
Pahriah
Pahriah Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa S3 Universitas Pendidikan Ganesha

Menulis adalah cara kita berbicara dengan dunia, menyampaikan ide dan perasaan yang mungkin tak bisa diungkapkan dengan kata-kata biasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggagas Peran Strategis Pendidikan dalam Memperkuat Demokrasi

28 November 2024   05:51 Diperbarui: 30 November 2024   20:41 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Google Image

Demokrasi adalah sistem yang mengandalkan partisipasi aktif warganya untuk menciptakan pemerintahan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan. Namun, partisipasi ini tidak lahir begitu saja; ia memerlukan fondasi kuat yang ditanamkan melalui pendidikan. Sebagai salah satu pilar utama pembangunan bangsa, pendidikan memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat yang demokratis. Lebih dari sekadar menyampaikan ilmu pengetahuan, pendidikan bertugas menanamkan nilai-nilai seperti keadilan, kebebasan, toleransi, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Bagaimana pendidikan dapat berperan dalam memperkuat demokrasi? Mari kita telusuri lebih dalam gagasan ini.

Pendidikan: Katalisator Perubahan Sosial

Pendidikan adalah kekuatan transformasi. Ia membekali individu dengan pemahaman kritis terhadap lingkungan sosial, politik, dan budaya mereka. Dalam konteks demokrasi, pendidikan memainkan peran sebagai katalisator perubahan sosial. Melalui pendidikan, masyarakat didorong untuk berpikir kritis, menyuarakan pendapat, dan terlibat aktif dalam kehidupan politik serta sosial.

Sebagai contoh, siswa yang memahami pentingnya partisipasi politik akan lebih mungkin menggunakan hak pilih mereka dengan bijaksana. Mereka yang diajarkan untuk menghargai keberagaman akan menjadi penjaga harmoni dalam masyarakat. Di sinilah letak strategis pendidikan: ia tidak hanya menciptakan individu yang cerdas secara akademis tetapi juga berkarakter demokratis.

Menanamkan Nilai-Nilai Demokrasi Sejak Dini

Demokrasi yang sejati tidak hanya soal prosedur, seperti pemilu atau pembuatan kebijakan. Demokrasi adalah sebuah budaya yang berakar pada nilai-nilai. Untuk itu, pendidikan harus dimulai sejak dini, menanamkan prinsip-prinsip dasar seperti kebebasan, keadilan, dan kesetaraan.

Di sekolah, guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Diskusi kelompok, simulasi pemilu, atau debat kelas adalah beberapa cara untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya partisipasi aktif dan penghargaan terhadap pendapat orang lain. Kurikulum yang berbasis pada nilai-nilai demokrasi akan membentuk generasi yang mampu memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Pendidikan untuk Menerima Keberagaman

Indonesia adalah negara dengan keberagaman yang luar biasa. Sayangnya, keberagaman ini juga sering kali menjadi pemicu konflik. Pendidikan memiliki tugas penting untuk membangun toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.

Sekolah dapat menjadi tempat di mana siswa belajar untuk saling menghormati, menerima, dan merayakan perbedaan. Kegiatan lintas budaya, pembelajaran kolaboratif, atau pengenalan sejarah berbagai kelompok masyarakat dapat membantu menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang pluralitas Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun