Mohon tunggu...
AHMAD WALELA
AHMAD WALELA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Undiksha

olaraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dan demokrasi: menggapai cita cita indonesia yang berkeadilan dan bermartabat

28 Desember 2024   11:50 Diperbarui: 28 Desember 2024   11:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan dan demokrasi telah menjadi dua pilar utama yang telah mendorong kemajuan dan perkembangan masyarakat Indonesia sepanjang sejarahnya. Keduanya berinteraksi satu sama lain untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, kritis, dan berkeadilan. Namun, perjalanan menuju idealisme tersebut penuh dengan hambatan. Demokrasi sebenarnya adalah cara hidup yang mengedepankan nilai-nilai kesetaraan, kebebasan, dan keterlibatan aktif setiap warga negara. Dalam hal ini, pendidikan adalah sarana penting untuk menanamkan prinsip-prinsip demokratis ini pada anak-anak.

Pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk menjadi warga negara yang menyadari hak dan kewajibannya dalam sistem demokratis. Proses kemajuan demokrasi Indonesia telah didorong oleh era reformasi. Dijamin oleh konstitusi, kebebasan berpendapat, berkumpul, dan berorganisasi memberikan ruang yang lebih luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pendidikan. Sekolah telah berubah dari institusi yang kaku dan tertutup menjadi tempat diskusi yang hidup.Paradigma pendidikan demokratis menuntut transformasi mendasar dalam proses pendidikan.

 Pembelajaran monolog dan indoktrinatif harus diganti dengan diskusi konstruktif antara guru dan siswa. Dilihat sekarang bukan lagi siswa sebagai wadah kosong yang perlu dipenuhi; sebaliknya, mereka dilihat sebagai bagian dari proses belajar yang aktif yang memiliki potensi dan karakteristik yang berbeda.
Untuk memasukkan prinsip-prinsip demokrasi ke dalam pendidikan, yang paling sulit adalah mengubah perspektif dan kultur yang sudah ada. Proses pembelajaran yang demokratis seringkali dihalangi oleh budaya paternalistik yang masih kuat di Indonesia.

Guru masih dianggap sebagai sumber kebenaran abadi.
Dalam hubungan antara pendidikan dan demokrasi, teknologi informasi dan komunikasi telah memasukkan aspek baru. Media sosial dan platform digital memungkinkan orang lebih mudah mendapatkan informasi. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan baru, seperti penyebaran hoaks dan informasi palsu yang dapat mengancam prinsip demokratis. Pendidikan karakter demokratis sangat penting untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi kompleksitas tantangan global.

Kurikulum yang terintegrasi harus mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, kebijaksanaan, kemampuan bernegosiasi, dan menghargai perbedaan.
Sebagai bagian dari demokratisasi pendidikan, upaya untuk memberikan autonomi pendidikan masih menghadapi banyak hambatan. Kebijakan yang menyeluruh diperlukan untuk mengatasi masalah seperti disparitas kualitas pendidikan di antara daerah, keterbatasan sumber daya, dan kebanggaan kedaerahan.

Untuk berkembangnya sistem pendidikan yang demokratis, partisipasi masyarakat dalam pendidikan sangat penting. Komite sekolah, organisasi profesi guru, dan kelompok masyarakat sipil harus berpartisipasi secara aktif dalam pengambilan kebijakan pendidikan, mulai dari tingkat sekolah hingga tingkat nasional.Selain itu, evaluasi pembelajaran harus diubah dalam pendidikan demokratis. Sistem penilaian tidak boleh hanya melihat kognitif. Itu juga harus melihat perkembangan sosial-emosi siswa dan bagaimana mereka menerapkan prinsip demokratis dalam kehidupan sehari-hari.

Guru memiliki tugas strategis untuk mendorong demokrasi. Mereka tidak hanya diharuskan untuk menguasai materi pelajaran, tetapi mereka juga diharuskan untuk mampu menciptakan suasana kelas yang demokratis. Dalam situasi seperti ini, peningkatan profesionalisme guru sangat penting untuk masa depan demokrasi Indonesia.Problem struktural seperti komersialisasi pendidikan dan keterbatasan akses ke pendidikan masih menjadi masalah besar.

Demokrasi pendidikan mengharuskan semua orang memiliki akses yang sama dan kualitas yang sama, tanpa memandang status sosial ekonomi mereka.
Dalam era disrupsi informasi, peningkatan literasi digital dan media sangat penting. Agar mereka dapat berpartisipasi secara konstruktif dalam diskursus publik yang demokratis, siswa harus diajarkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan memverifikasi informasi.Untuk membangun sistem pendidikan yang demokratis, tidak ada waktu yang singkat.

 Untuk terus mendorong transformasi pendidikan yang berpihak pada nilai-nilai demokratis, semua pemangku kepentingan harus berkomitmen dan bekerja sama. Keadilan dan martabat Indonesia hanya dapat diwujudkan dengan cara ini.
Kualitas pendidikan saat ini sangat penting untuk masa depan demokrasi Indonesia. Sistem pendidikan yang demokratis memungkinkan kita untuk menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki empati sosial dan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun