Mohon tunggu...
idrus bin harun
idrus bin harun Mohon Tunggu... -

saya seorang pendidik di sekolah pemerintah, karena belum punya sekolah sendiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Belajar Menjadi Penyair

26 Juni 2010   13:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:16 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang guru berkata pada murid-muridnya,
“ jika kalian terlanjur mencintai kata, ubahlah dunia dengan membeberkan rahasia!”

Seorang murid menanggapi, “saya percaya aib mesti ditenggelamkan bersama dosa-dosa, tugas kita hanya mengabarkan keindahan, kalau tak percaya, silakan kunjungi Pustaka!”.

Murid lain berkata: “daun jatuh adalah isyarat, gerimis itu seperti wabah kolera, mencintainya serupa tidur dengan laki-laki spilis. Berikanlah tanganmu, waktu terendam dalam sisa-sisa deterjen baju kotor, maka, menjadi penyair adalah proses merahasiakan sesuatu yang nyata!”.

Ia melanjutkan, “bagaimana bapak bilang mencintai kata adalah keagungan?”.

Diluar, seorang penyair menimpali, “penyair adalah sekelompok orang yang mencoba menyembunyikan bentuk kelaminnya”.
Belajar siang itu lancar
lantaran bercahaya.

Banda Aceh, 25 Mei 2010

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun