Mohon tunggu...
2410406003224104060032
2410406003224104060032 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendaki gunung

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pendekatan Bayani, Burhani dan Irfani dalam ilmu politik

16 Desember 2024   20:53 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:53 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pendekatan Bayani, Burhani, dan Irfani dalam Ilmu Politik

Integrasi Islam dengan ilmu sosial humaniora, terutama dalam cabang ilmu politik, merupakan suatu upaya yang penting untuk memahami dinamika masyarakat dalam konteks kehidupan modern. Di dalam perspektif Islam, ilmu tidak hanya dianggap sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperbaiki akhlak dan kesejahteraan umat manusia. Dalam artikel ini, kita akan menggali paradigma integrasi Islam dengan ilmu sosial humaniora, khususnya ilmu politik, melalui tiga pendekatan utama: bayani, burhani, dan irfani, serta melihat bagaimana ayat-ayat Al-Qur'an terkait antropologi dapat menjadi dasar pemikiran yang relevan dalam konteks ini.

Pendekatan Bayani dalam Integrasi Islam dan Ilmu Politik

Pendekatan bayani adalah pendekatan yang berlandaskan pada pemahaman teks secara literal dan normatif, terutama teks-teks Al-Qur'an dan Hadis. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya mengikuti petunjuk yang sudah ditetapkan dalam ajaran Islam. Dalam ilmu politik, bayani bisa diartikan sebagai upaya untuk memahami tatanan politik yang berlaku dalam Islam, seperti prinsip-prinsip syura (musyawarah), keadilan, dan kepemimpinan yang berlandaskan pada syariat.

Salah satu contoh penerapan pendekatan bayani dalam ilmu politik dapat ditemukan dalam konsep khalifah. Islam mengajarkan bahwa kekuasaan adalah amanah dari Allah, yang harus dijalankan dengan penuh keadilan dan untuk kesejahteraan umat. Di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:30):

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'..."

Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diberikan tugas untuk menjadi pemimpin yang adil, menjaga kesejahteraan umat, dan menjalankan hukum Allah. Dalam konteks ini, pendekatan bayani mengajak kita untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip politik Islam dengan berpegang pada teks-teks wahyu yang sudah ditetapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun