Mohon tunggu...
Nazwa Riandari
Nazwa Riandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional UPN VETERAN JAWA TIMUR

-

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Peningkatan Kekerasan Hizbullah-Israel dan Dampaknya terhadap Stabilitas Regional di Timur Tengah

13 Desember 2024   19:18 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:30 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik antara Hizbullah dan Israel telah menjadi salah satu konflik yang paling berkelanjutan di Timur Tengah sejak berdirinya Hizbullah pada tahun 1982. Pada tahun 2024, kekerasan antara kedua belah pihak meningkat secara signifikan, menarik perhatian internasional. Meskipun konflik tersebut sering dianggap sebagai konflik regional, dampaknya terhadap stabilitas Timur Tengah sangat besar, terutama karena hubungan Hizbullah dengan Iran dan keterlibatan kekuatan besar dunia sepertiAmerika Serikat dan Rusia

Peningkatan kekerasan baru-baru ini memiliki berbagai dimensi, mulai dari konflik militer langsung, serangan misil dan roket, hingga pertikaian diplomatik yang melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan aktor-aktor internasional lainnya.

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis penyebab peningkatan kekerasan ini dan bagaimana konflik tersebut mempengaruhi stabilitas regional di Timur Tengah, dengan menyoroti risiko perang skala besar dan krisis kemanusiaan.

Faktor Penyebab Peningkatan Kekerasan pada 2024, Ada beberapa faktor yang memicu peningkatan kekerasan antara Hizbullah dan israel pada tahun 2024, yang melibatkan dinamika domestik, regional, dan internasional.

1. Keterlibatan Iran dan Dukungan untuk Hizbullah Iran memainkan peran krusial sebagai pendukung utama Hizbullah, memberikan bantuan dalam bentuk pendanaan, pelatihan, dan pasokan senjata.

Hubungan erat antara kedua entitas ini bukan hanya mencerminkan aliansi strategis, tetapi juga menciptakan sinergi yang memperkuat kemampuan militer Hizbullah. Iran melihat Hizbullah sebagai alat untuk menghadapi dan melawan Israel, yang dianggap sebagai musuh utama di kawasan. Melalui dukungan ini, belah pihak dan keterlibatan aktor internasional. Jika konflik ini tidak diatasi dengan Hizbullah tidak hanya diperkuat dari segi persenjataan, tetapi juga dilatih dalam taktik militer yang lebih canggih, memungkinkan mereka untuk beroperasi lebih efektif dalam menghadapi angkatan bersenjata Israel.

Pada tahun 2024, peningkatan dukungan militer dari Iran ke Hizbullah semakin signifikan, dengan pengiriman roket jarak jauh dan sistem pertahanan udara yang canggih. Dukungan ini telah meningkatkan kemampuan serangan Hizbullah terhadap target di Israel, menjadikan mereka kekuatan yang lebih ditakuti di kawasan. Selain itu, peran Iran dalam menyediakan teknologi dan intelijen militer menjadikan Hizbullah semakin berdaya dalam konflik. Hal ini tidak hanya memperkuat posisi Hizbullah dalam menghadapi Israel, tetapi juga memperburuk ketegangan di kawasan, berpotensi memicu reaksi dari negara-negara lain dan memperbesar skala konflik yang ada.

2. Ketegangan di Wilayah Perbatasan Wilayah perbatasan antara Israel dan Lebanon telah menjadi tempat bentrokan militer selama bertahun-tahun. Pada tahun 2024, pertempuran di perbatasan meningkat ketika Hizbullah menghancurkan beberapa tank Israel dalam serangan lintas perbatasan.iii Israel merespons dengan serangan udara besar-besaran terhadap target Hizbullah di Lebanon Selatan, termasuk pangkalan militer dan gudang senjata.

3. Faktor Internal Politik Lebanon Selain faktor eksternal, situasi politik dalam negeri Lebanon juga berperan dalam eskalasi konflik ini. Hizbullah memiliki peran yang kuat dalam pemerintahan Lebanon, yang telah menghadapi krisis ekonomi dan politik yang parah. Hizbullah mungkin menggunakan konflik dengan Israel sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik dan memperkuat posisinya di antara basis pendukungnya di Lebanon.

Peningkatan kekerasan antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2024 memiliki beberapa dampak penting terhadap stabilitas regional di Timur Tengah. Dampak ini dapat dilihat dari beberapa aspek, termasuk keamanan, politik, ekonomi, dan krisis kemanusiaan.

1. Ancaman Terhadap Stabilitas Keamanan Regional Eskalasi konflik antara Hizbullah dan Israel dapat memicu konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Iran, sebagai pendukung utama Hizbullah, mungkin terlibat lebih jauh dalam konflik ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan antara Iran dan negara-negara Teluk yang mendukung Israel, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Ketegangan ini dapat memicu perang regional yang melibatkan banyak aktor, termasuk negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia, yang memiliki kepentingan di kawasan tersebut.

2. Krisis Kemanusiaan dan Pengungsian Konflik bersenjata antara Hizbullah dan Israel selalu menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat sipil, dengan ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk menghindari kekerasan. Pada tahun 2024, serangan udara Israel yang intens di wilayah Lebanon Selatan mengakibatkan gelombang besar pengungsi, banyak di antara mereka mencari perlindungan di daerah-daerah yang dianggap lebih aman dalam negeri Lebanon atau bahkan melintasi perbatasan menuju negara-negara tetangga. Krisis kemanusiaan ini semakin diperburuk oleh kerusakan infrastruktur yang parah, seperti rumah, sekolah, dan fasilitas kesehatan, yang menyulitkan upaya penanganan kebutuhan dasar bagi para pengungsi dan korban konflik. Di sisi lain, warga sipil di Israel utara juga merasakan dampak serius akibat serangan roket yang diluncurkan oleh Hizbullah. Serangan ini memaksa banyak penduduk untuk meninggalkan rumah mereka, menciptakan ketidakpastian dan ketakutan yang mendalam di antara mereka. Ketegangan ini menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi keluarga-keluarga, terutama bagi anak-anak yang terjebak dalam situasi yang penuh tekanan. Dengan kedua belah pihak terlibat dalam serangan dan balasan, situasi kemanusiaan terus memburuk, menimbulkan tantangan besar bagi organisasi kemanusiaan dalam memberikan bantuan yang diperlukan bagi mereka yang terdampak konflik ini.

3. Dampak Ekonomi Konflik ini juga berdampak negatif terhadap perekonomian regional. Di Lebanon, infrastruktur yang hancur akibat serangan udara Israel memperburuk krisis ekonomi yang sudah parah. Sebelum eskalasi ini, Lebanon telah menghadapi krisis ekonomi yang mendalam, termasuk hiperinflasi dan ketidakstabilan mata uang. Di Israel, ketegangan militer yang terus meningkat dapat mengganggu aktivitas ekonomi, terutama di wilayah utara yang berbatasan dengan Lebanon.

4. Diplomasi Internasional dan Peran PBB. PBB dan negara-negara Barat telah berusaha untuk memediasi gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel. Namun, mediasi tersebut sering kali terhambat oleh kepentingan politik dan militer kedua belah pihak. Pada tahun 2024, meskipun ada upaya untuk mengurangi ketegangan, kekerasan terus berlanjut. PBB memperingatkan bahwa peningkatan kekerasan ini dapat memicu krisis keamanan yang lebih luas dan menyerukan kepada kedua pihak untuk melakukan dialog diplomatik.

Kesimpulannya, peningkatan kekerasan antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2024 memiliki dampak yang sangat besar terhadap stabilitas di Timur Tengah. Konflik ini tidak hanya memengaruhi kedua pihak yang bertikai, tetapi juga berisiko memperluas ketegangan regional dan melibatkan negara-negara lain. Faktor-faktor seperti dukungan Iran terhadap Hizbullah, ketegangan di perbatasan, dan situasi politik domestik Lebanon menjadi pendorong utama eskalasi kekerasan. Dampak dari konflik ini terlihat jelas dalam krisis kemanusiaan, ancaman keamanan regional, serta kerugian ekonomi yang diderita oleh kedua belah pihak. 

Upaya diplomasi internasional untuk meredakan konflik ini sangat penting, namun keberhasilan upaya tersebut masih tergantung pada kemauan politik kedua belah pihak dan keterlibatan aktor internasional. Jika konflik ini tidak diatasi dengan cepat, ada kemungkinan terjadinya perang skala besar di Timur Tengah yang akan berdampak serius terhadap stabilitas global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun