Mohon tunggu...
23 Naura Aurellia Zerlinda
23 Naura Aurellia Zerlinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Program Makan Siang Gratis: Harapan Masyarakat akan Kemajuan Bangsa

11 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 10 Desember 2024   08:39 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gebrakan Baru Presiden Prabowo (Sumber: Pinterest)

Presiden terpilih Prabowo Subianto akan merealisasikan salah satu program kerja gebrakannya pada tahun 2025 untuk memberikan makanan bergizi bagi balita, anak sekolah, ibu hamil maupun ibu menyusui. Prabowo sudah membentuk Badan Gizi Nasional untuk melaksanakan program ini dan telah dilakukan uji coba 9 bulan terakhir.

Presiden Prabowo mengklaim program ini berpotensi dalam menyelesaikan masalah fundamental di Indonesia, khususnya masalah stunting pada anak. Selain program makan siang gratis, beliau juga menggagas program bantuan gizi kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia. 

Program pemberian makan siang gratis juga bertujuan meningkatkan asupan gizi dan nutrisi pada anak. Program seperti ini di berbagai negara terbukti mengurangi angka putus sekolah.

Program makan siang gratis dapat berdampak positif pada kesehatan anak dan prestasi para murid sekaligus mengurangi beban ekonomi keluarga. 

Berdasarkan data dari World Food Programme (WFP) tahun 2022, program pemberian makan siang gratis telah membantu lebih dari 418 juta siswa secara global. Di sisi lain, ibu hamil juga harus diprioritaskan dalam program ini untuk menurunkan risiko anak lahir stunting. Pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dapat mencegah kelahiran stunting pada anak.


Program ini ditargetkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi belanja pemerintah. Belanja pemerintah ini tentu akan membuat peredaran uang di Indonesia khususnya di daerah semakin banyak dan membuat likuiditas perekonomian meningkat. 

Prabowo juga mengklaim program ini akan menghapuskan kemiskinan ekstrem dan secara penuh menggunakan hasil panen petani dan nelayan. Program ini akan menyerap 1,5 juta tenaga kerja melalui 30.000 satuan layanan MBG yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Dengan demikian dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.


Saat ini, simulasi makan siang gratis telah dilakukan di kabupaten Tanggerang tepatnya di SMP Negeri 2 Curug Tanggerang dan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto. 

Airlangga mengatakan dari simulasi ini, pemerintah pusat berharap dapat memetik pembelajaran untuk melaksanakan program yang sebenarnya pada 2025.

Pemerintah berkolaborasi dengan Pemkab Tanggerang dalam menggelar simulasi ini. Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp. 15.000 per orang per hari dengan 4 opsi menu.

Berikut ini merupakan daftar menu yang disediakan dalam simulasi dan nilai gizinya:

Menu 1

  • Nasi 150 gr
  • Ayam goreng 50 gr
  • Perkedel tahu 2 potong 50 gr
  • Sayur capjay 150 gr
  • Pisang 50 gr

Menu 2

  • Nasi 250 gr
  • Semur telur 55 gr
  • Tempe goreng 25 gr
  • Tumis buncis wortel 150 gr
  • Pisang 50 gr

Menu 3 (Gado-Gado)

  • Lontong 150 gr
  • Tahu goreng 50 gr
  • Bumbu kacang 150 gr
  • Wortel, kol dan sawi 100 gr
  • Pisang 50 gr

Menu 4 (Siomay)

  • Kentang 150 gr
  • Siomay 3 potong 100 gr
  • Telur rebus 55 gr
  • Bumbu kacang 75 gr
  • Tahu kukus 50 gr
  • Kol gulung 100 gr
  • Pisang 50 gr

Anggaran program makan siang gratis yang semula Rp. 15.000 kini menjadi Rp. 10.000 per porsi. Pemerintah menilai paket makanan bergizi dengan alokasi anggaran Rp.10.000 per porsi cukup layak dan bergizi dikonsumsi.

Makan bergizi gratis juga salah satu program yang bertujuan untuk menambah kesejahteraan rakyat termasuk buruh. Pemerintah juga akan menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.

Masyarakat yang tampak sangat antusias, berharap program ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan dan dapat membantu kalangan masyrakat dari segi ekonomi, sosial, maupun kesehatan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun