Pernahkah kita berpikir kemana perginya sampah yang kita buang? Atau apa yang terjadi saat itu dan apa dampaknya terhadap lingkungan? Pernahkah kita memikirkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut? Sebagai manusia, mau tidak mau ia menghasilkan sampah dari aktivitas hidupnya setiap hari.
Sampah merupakan masalah struktural sekaligus budaya karena dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pengelolaan sampah yang buruk berdampak negatif terhadap alam sehingga menimbulkan masalah. Mulai dari masalah kesehatan hingga bencana alam.
Selain itu, seperti sampah plastik yang sulit terurai bahkan bisa bertahan hingga ratusan tahun. Sampah plastik telah menjadi ancaman bagi lingkungan dan manusia.
Menurut Asosiasi Industri Plastik dan Olefin Aromatik Indonesia (INAPLAS), 65% dari konsumsi plastik negara ini sebagian besar masih berupa plastik kemasan. Sekitar 60% dari total permintaan kemasan plastik berasal dari industri makanan.
Pada tahun 2010, Indonesia mengeluarkan 3,22 juta ton sampah plastik, dimana sekitar 0,48 hingga 1,29 juta ton mencemari lautan. Data tersebut menempatkan Indonesia di urutan kedua sebagai negara penghasil sampah plastik terbanyak di lautan dunia, setelah China.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang pesat, terjadi peningkatan tajam dalam timbulan sampah di Indonesia. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2020 total sampah yang dihasilkan secara nasional mencapai 67,8 juta ton. Artinya, sekitar 185.753 ton sampah dihasilkan setiap hari oleh 270 juta orang. Setiap penduduk menghasilkan sekitar 0,68 kg sampah per hari. Data ini merupakan bukti kuat dan dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi alam saat ini.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Februari 2019, 60% sampah diangkut dan ditimbun di TPA, 10% didaur ulang, 30% sisanya tidak dikelola dan mencemari lingkungan sekolah.
Pandangan manusia tentang alam
Dari situ, masyarakat perlu mulai meningkatkan kesadaran dan minat untuk menjaga alam. Salah seorang filosof Amerika Serikat, Aldo Leopold mengemukakan ide-ide luar biasa tentang menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan alam, khususnya dalam konsep etika tanah atau etika tanah atau lingkungan.
Konsep tersebut melihat hubungan antara perilaku manusia dengan alam. Pertama, kita perlu memahami pandangan orang terhadap alam, sehingga kita bisa melihat dari mana asal dampaknya.