Pemuda adalah masa keemasan. Tak heran banyak ungkapan-ungkapan yang menunjukkan betapa besar harapan terhadap para pemuda. Di tangan mereka urusan umat, yaitu baik dan buruknya masa depan umat ini. Jika pemuda hari ini baik, maka baiklah masa depan umat. Sebaliknya, jika pemuda hari ini buruk, maka suramlah masa depan mereka.
Tak dipungkiri, pemuda hari ini banyak bergelimang syahwat. Pola dan gaya hidup Barat merasuk dalam pikiran dan perilaku mereka. Pergaulan bebas, minum-minuman, nyanyian-nyanyian syahwat, majalah dan gambar porno serta perzinaan bukan dianggap sesuatu yang tabu. Sementara itu, pengawasan dan kontrol orang tua semakin longgar.
Kisah Pemuda yang Ingin Berzina
Kisah ini menarik untuk dicermati di tengah maraknya perzinaan hari ini. Di dalam hadits Rasulullah dijelaskan, ada seorang laki- laki datang kepada Rasulullah dan berkata, "Ya Rasulullah, saya ingin Islam, tetapi saya tidak dapat meninggalkan zina." Mendengar pertanyaan orang para shahabat yang mendengarnya emosi, namun Rasulullah menenangkannya dan tidak mencela sedikit pun orang yang bertanya tersebut.
Rasulullah kemudian balik bertanya, "Relakah kamu bila ibumu dizinai?" Lelaki tersebut menjawab, "Tidak." Rasullah bertanya lagi, "Relakah kamu jika saudarimu dizinai?" Lelaki itu kembali menjawab, "Tidak." Rasulullah bertanya lagi, "Relakah kamu puterima dizinai?" Lelaki itu menjawab, "Tidak Rasulullah bertanya lagi, "Apakah kamu akan menerimanya jika bibimu (dari pihak ibumu) berselingkuh? Pria itu menjawab, "Tidak". Lalu Rasulullah pergi menghilang, "Bagaimana orang lain bisa rela, sedangkan kamu sendiri tidak mau? Orang terakhir tetap diam. Kemudian dia berkata, "Aku bertobat di hadapan Allah karena berzina."
Kisah ini cukup menarik di tengah perzinaan dianggap biasa. Pergaulan bebas terjadi di mana-mana. Batas antara laki-laki dan perempuan sudah semakin tipis.
Penyakit Pemuda
Banyak hal menjadi penyakit pemuda hari ini. A'idh Al-Qarni menyebut beberapa rintangan dan godaan pemuda hari ini.Â
Pertama, lemahnya hubungan dengan Allah. Banyak pemuda yang menjauh dari Allah. Mereka tidak merasa dekat dengan Allah. Padahal hubungan yang paling dekat seseorang dengan Allah adalah waktu shalat Betapa banyak masjid-masjid kosong dari pemuda. Rumah-rumah Allah kalah dengan mall, tempat hiburan, dan bebagai tempat glamour dan maksiat lainnya.
Kedua, berjangkitnya penyakit syirik dan lemah tawakal. Pola hidup hedonisme, serba boleh, hura-hura dan maksiat merasuki pemuda hari ini. Pola ini menjadikan mereka rendah hubungannya kepada Allah. Tipis rasa tawakalnya. Ketergantungan mereka bukan kepada Allah, tetapi kepada manusia atau makhluk yang lain.
Ketiga, kurang perhatian masalah agama. Ini penyakit umum yang dialami umat Islam hari ini. Minimnya perhatian masalah agama, sehingga mereka tidak memahami Islam dengan benar dan jauh dari tuntunan Allah.
Keempat, lemah cita-citanya. Tidak memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia. Cita-citanya hanya sebatas untuk kesenangan duniawi.
Kelima, tidak percaya diri. Penyakit ini menjadikan mereka mencari selain Islam. Tidak percaya diri menjadikan mereka merasa rendah di hadapan orang lain, termasuk mudah terpesona dan meniru gaya dan pola hidup orang kafir.
Keenam, tidak sabar menahan godaan. Godaan datang bertubi-tubi. Banjir syahwat mengancam mereka. Mulai foto, film, media sosial dan konten-konten porno bertebaran. Jika tidak dibentengi dengan iman yang kuat, mereka akan menjadi orang-orang yang tidak mampu menahan godaan.
Ketujuh, tidak sungguh-sungguh, merasa putus asa. Penyakit ini menjadikan mereka generasi yang lemah semangat, hilang gairah, dan mudah terpengaruh oleh lingkungan dan teman.
Kedelapan, terlalu optimis. Satu hal yang juga berbahaya bagi pemuda adalah terlalu optimis dan ingin cepat mendapatkan hasil. Ketika hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, mereka putus asa dan tidak memiliki semangat hidup
Jadilah Pemuda Pejuang