Berfilsafat Tidak Selamanya Rumit
Oleh Azis Tri Budianto
Filsafat termasuk ilmu pengetahuan yang paling luas cakupannya, karena itu titik tolak untuk memahami dan mengerti butuhlah pemahaman secara mendalam, dari sini saja mungkin kita sudah beranggapan bahwa sangat sulit dan butuh konsentrasi tinggi untuk memahaminya.Â
Banyak sekali para mahasiswa yang mengeluh kesulitan dalam mamahi dan menangkap inti dari suatu persoalan yang dihubungkan dengan filsafat, banyak pula yang beranggapan bahwa filsafat itu bisa menyesatkan, bahkan bisa menjadikan seseorang menjadi budak dari pemikirannya sendiri.Â
Hal tersebutlah yang kemudian memunculkan paradigma negative tentang betapa rumitnya dan susahnya belajar filsafat, padahal hal itu belum pasti kebenarannya, karena pada hakekatnya kita semua mampu dan bisa paham dengan hal apa saja, namun yang terjadi adalah kita sendiri yang sering membatasi kemampuan dan pikiran kita.
Filsafat tidak selamanya rumit, ada beberapa filsafat yang mudah dipahami dan bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah Filsafat Stoikisme atau Filsafat Stoa, filsafat ini berasal dari Yunani dan didirikan dikota Athena oleh Zeno Of Citium pada awal abad ke-3 SM, di dalam filsafat ini dijelaskan tentang cara hidup yang menekankan dimendsi internal manusia, seorang Stoik dapat hidup bahagia ketika ia tidak terpengaruh oleh hal-hal diluar dirinya.
Beberapa contoh pemikiran filsafat stoikisme yang bisa kita terapkan agarbisa hidup bahagia dengan tidak bergantung pada sesuatu luar diri kita, antara lain:
Seneca (4 SM - 65 M)
Lucius Annaeus Seneca adalah seorang filsuf Stoik, negarawan dan penulis drama Romawi pada zaman perak sastra latin. Dia adalah tutor dan kemudian menjadi penasehat kaisar Nero. Berbagai macam kata-kata dan tulisannya yang sudah tersebar luas antara lain:
1. Bukan hidup kita yang terlalu pendek, hanya kita saja yang menyia-nyiakan waktu
Semua orang diberikan kesempatan dan waktu yang sama yaitu 24 jam, tidak ada orang yang diberikan kesempatan waktu berbeda, hanya saja cara kita menggunakan waktu tersebut yang terkadang kurang maksimal, sehingga pikiran kita terpusat pada cepatnya waktu kita berlalu. Dapat kita contohkan para tokoh besar mereka juga sama mempunyai waktu 24 jam untuk menjalani hari-harinya, namun yang membedakan dengan kita adalah cara menggunakannya.