Mohon tunggu...
Halilah Syifa Ariqah
Halilah Syifa Ariqah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kemajuan Teknologi Peringatan Dini, Perlindungan Cepat di Tengah Risiko Bencana

3 Desember 2024   10:01 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:13 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan gempa dan tsunami, dan hal ini disebabkan oleh posisi geografisnya yang berada di "Cincin Api Pasifik" (Ring of Fire). Wilayah ini adalah zona seismik yang aktif, di mana tiga lempeng tektonik utama bertemu: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Pertemuan lempeng-lempeng ini menyebabkan aktivitas geologis yang intens, termasuk gempa bumi yang sering terjadi.

BMKG melaporkan sebanyak 13.798 aktivitas gempa pada 2019 dengan magnitudo hingga 8, sementara pada 2020 dilaporkan 10.163 aktivitas dengan magnitudo serupa. Pada tahun 2021, Indonesia mengalami 10.570 kali gempa bumi yang tercatat oleh BMKG. Untuk tahun 2022, BMKG mencatat bahwa Indonesia mengalami 9.492 kali gempa bumi sepanjang tahun.

 Sepanjang tahun 2023, BMKG mencatat sebanyak 10.789 aktivitas gempa yang terjadi di wilayah Indonesia. Angka ini menunjukkan bahwa frekuensi gempa bumi di Indonesia masih tinggi di 5 tahun terakhir, melebihi rata-rata tahunan yang biasanya sekitar 7.000 kali. 

Di tengah risiko tinggi bencana alam, keberadaan dan pemahaman akan alat seismograf sangatlah penting untuk keselamatan masyarakat. Seismograf berfungsi sebagai alat deteksi yang memberikan informasi cepat mengenai lokasi dan kekuatan gempa. Dengan kemajuan teknologi, seismograf modern kini mampu mendeteksi gempa kecil hingga besar dengan lebih cepat dan akurat. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memasang ratusan seismograf di seluruh Indonesia, terutama di wilayah pesisir yang rawan tsunami, untuk mempercepat sistem peringatan dini. Hingga tahun 2023, BMKG telah memasang seismograf di 438 lokasi di seluruh Indonesia.

Apa itu seismograf?

Seismograf adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mencatat getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi, terdiri dari beberapa komponen utama. Di dalamnya terdapat seismometer, yang berfungsi sebagai sensor untuk mendeteksi gerakan tanah dengan mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Sinyal listrik ini kemudian diperkuat oleh amplifier sebelum dicatat oleh rekorder, yang dapat berupa media kertas atau digital.

 Jam berfungsi untuk memberikan tanda waktu pada setiap catatan, sedangkan power supply menyediakan daya untuk seluruh rangkaian alat. 

Cara kerja seismograf dimulai ketika gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi merambat melalui tanah; seismometer mendeteksi gelombang ini dan merekamnya dalam bentuk seismogram, yang menunjukkan pola gelombang dan kekuatan gempa. Data yang direkam kemudian dianalisis untuk menentukan lokasi episenter, kedalaman, dan magnitude gempa, sehingga seismograf memainkan peran vital dalam pemantauan aktivitas seismik dan mitigasi bencana.

Seismograf tidak hanya berfungsi sebagai alat pendeteksi gempa, tetapi juga bagian dari sistem peringatan dini yang membantu masyarakat bersiap menghadapi bencana. Setelah mendeteksi getaran tanah dalam hitungan detik, data dari seismograf dikirim ke pusat pemantauan untuk dianalisis, memungkinkan BMKG memberikan peringatan mengenai kekuatan, lokasi, dan potensi tsunami. Ratusan seismograf yang tersebar di Indonesia mempercepat proses ini, terutama di wilayah rawan gempa.

 Teknologi terkini memungkinkan analisis data secara real-time, menghasilkan informasi akurat yang dapat digunakan pemerintah dan masyarakat untuk menyusun rencana evakuasi dan mitigasi risiko. Selain berfungsi dalam sistem peringatan, seismograf juga berperan dalam edukasi, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tanggap darurat dan kesiapsiagaan bencana.

Teknologi seismograf telah mengalami perubahan besar dari alat analog sederhana menjadi sensor digital yang canggih. Seismograf analog menggunakan mekanisme massa berat dan pena yang mencatat getaran pada kertas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun