Mohon tunggu...
usman hasan
usman hasan Mohon Tunggu... profesional -

seorang yang mengembara mencari...mencari... terus dan belajar terus sampai akhir hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Sapi Menggugat

30 April 2015   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:30 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu saat pers negeri Kelabu mengangkat sebuah berita unik yang tidak pernah terjadi diseantero dunia kala itu, yaitu gugatan sapi ke Mahkamah Tingg (MT).

Soal gugat menggugat antar warga, lembaga dengan lembaga, antara warga dan lembaga sudah sangat biasa terjadi sehingga tidak menjadi berita menarik. Namun yang terjadi di negeri Kelabu adalah gugatan  Sapi ke MT. Tentu gugatan  itu menarik sehingga  media diseluruh dunia meliputnya dan dan ditayangkan berulang-ulang.

"Silahkan pengacara menyampaikan materi gugatan." Kata hakim  setelah mengetok meja tiga kali.

"Tuan Hakim yang Mulia .Izinkan saya sebagai pengacara menyampaikan gugatan mewakili sapi yang ada dinegeri ini dan sapi dimanapaun berada."

"Tunggu dulu ! Saudara pengacara salah sasaran, sebab disini MT hannya  menerima gugatan manusia atas manusia lainnya, gugatan warga terhadap lembaga,  atau instansi satu kepada instannsi lainnya. Pokoknya yang dianggap memiliki hak hukum. mana boleh saudara pengacara terkenal  bisa-bisanya melakukan gugatan mewakili sapi. Saudara manusia, bukan sapi." Hakim berkata tegas

"Terima kasih , sungguh-sungguh sangat bijaksana sikap tuan Hakim. Tidak percuma disebut Mulia. Saya lanjutkan ini gugatan: Sapi dan sejenis sapi  seperti kerbau, sapi hutan  dan sebagainya  berkeberatan  dikarenakan telah dibawa-bawa pada masalah yang bukan urusannya . Bayangkan saja tuan Hakim  yang Mulia , sudah dua  tahun sapi  dikaitkan  dengan urusan korupsi impor daging sapi, wanita cantik, dan penyitaan rumah/mobil mewah. Pokoknya segala macam urusan tetek bengek yang sapi - sapi tidak paham, tidak ikut urusan.  Bahkan pernah di media digambarkan  mengenai sapi berjanggut. . Itu pelecehan dan pembohongan tiada tara.  sebuah pendustaan sejarah.  Sapi tidak pernah berjenggot. . kalau bertanduk itu benar.  Sapi-sapi tidak pernah berpoliitk, tidak ikut-ikutan pemliu, tidak pernah  mengurusi  dana pemenangan pemilu, pilpres dan segala macam urusan duniawi. Kami makhluk ikhlas, disuruh membajak sawah  kami jalani, bahkan disembelih pun kami bersyukur  sebab sudah seperti itu makna dan tujuan penciptaan kami, untuk kepentingan  manusia. Kami tidak pernah  protes soal kenaikan tarif air minum, tidak pernah kami mempertanyakan terkait keuangan perusahaan air minum seperti apa, rugi atau untung. mengapa hendak naik tarifnya, mengapa direkturnya lebih  mementingkan pengadaan mobil dinas ketimbang peningkatan pelayana masyarakat. Berapa gaji direktur . besar atau kecil. apa fasilitas yang didapatkan, berapa tunjangan dan sebagainya, kami tidak pernah urus. Kami tidak pernah mempertanyakan mengenai air yang hanya menetes, sekalinya lancar kemudian keruh bercampur lumpur, karena kami tidakr  menggunakan air perusahaan. Kami hanya biasa mandi air sungai. Kami cukup minum air selokan, tidak apa-apa

Hakim memotong pengacara yang sementara membacakan gugatan

"Tunggu dulu ! Tadi saya berkeberatan atas gugatan ini kemudian saya terima dengan pemikiran bahwa saudara  akan memberikan argumentasi dasar terkait masalah mewakili sapi  dalam melakukan gugatan ke MT."

Maaf tuan Hakim. Benar sekali tuan Hakim,  tapi saya belum sampai pada argumentasi. Baiklah, saya langsung saja masuk pada argumentasi yang tuan hakim maksudkan.. Pertama , kita bukan negara agama, bukan negara Islam, namun dalam melahirkan regulasi dan dalam keseluruhan gerak  langkah sebagai negeri yang berpenduduk mayoritas Islam  tentunya nilai-nilai  Islam sebagai agama tidak boleh dikesampingkan  begitu saja. Artinya, nilai, roh, semangat  keberadaan sebagaoi bangsa , , regulasinya, kebijakannya harus  mengimplemenatsikan kemuliaan ajaran Islam, walau  secara teks sepenuhnya tidak diadopsi. Sebagai contoh : nabi besar Muhamad SAW memperlakukan kucing dengan baik. Bukan hanya nabi Muhamad, Khaliifah Usman bnb Abdul Azis  seteLah mendengar  bahwa harta dibaituil maL berelebihan kemudian Umar memerintahkan :Setelah semua yang berhak  atas hartaBaitul Mal Mal  sudah terakomodir kemudian masih ada sisanya, sebarkanlah gandum-gandum dipuncak-puncak gunung sehingga tidak ada yang mengatakan  bahwa ada burung yang kelaparan di negeri ini.sampai sebegitu jauh perhatian pemimpin Islam  terhadap hewan

Pernah seorang ulama menegur anaknya dikarenakan dia menghardik seekor anjing dengan kata-kata hinaan. Nah. itu argumentasi saya sebagai pengacara sehingga yakin sekali atas gugatan ini memiliki basis ajaran agama Islam. Bumi dan seisinya dianugerahkan bukan saja kepada manusia , namun kepada seluruh makhluk agar semua melakukan fungsinya dengan baik sesuai dengan petunjuk Allah. Itu sebabnya tidka ada alasan melakukan penghinaan kepada sapi dan semua hewan dimuka bumi ini.

Selanjutnya tuan Hakim yang Mulia. Dengan alasan apa sehingga sapi dikaitkan  dengan korupsi. Kalau mau korupsi silahkan saja. Kalau mau bersaing silahkan saja. Kalau mau saling busuk membusukan   silahkan saja, saling  intrik silahkan. Kami sapi tidak pernah korupsi, karena kami biasa hidup dengan  cukup makan rumput, tanpa vitsin, tanpa garam. Kami tidak perlu ke kafe-kafe, tidak perlu kawin cerai, tidak pakai kawin kontrak, hugel segala macam. Tidak ada ambisi kami mengejar proyek di dinas-dinas, tidak kepingin fee proyek sesenpun, tidak perlu membeli mobil, tidak perlu membangun rumah mewah bertingkat-tingkat, tidak perlu mengejar jabatan kepala dinas, apalagi sekab, bupati, gubernur, presiden. Kami tidak pernah tahu urusan seperti itu. Kami tidak pernah tahu soal pemilu, tidak ikut-ikutan partai politik, apalagi hendak menaggung dosa-dosanya. Tidak ada ambisi kami meraih kursi mayoritas, tidak pernah curang mencurangi saling mencuri suara rakyat. Kami tidak mengenal istilah PT, suara terbanyak, dapil, KPU, . Yang seperti itu  hanya urusan manusia  yang Tuhan ciptakan sebagai makhluk mulia , makhluk yang menjadi pemimpin dimuka bumi. Jadi tolong  jangan bawa-bawa kami dalam urusan yang kami tidak paham

Selanjutnya kami mengatakan bahwa mengaitkan kami denganpartai politik , dengan penegak hukum, dengan agama tertentu adalahs ebuah pelanggaran hak kami sebagai makhluk Tuhan . Kami non politis, tidak tertarik dengan gaya spion, manuver wanita cantik kayak agen film James Bond. Itu urusan manusia  dengan ambisinya. Ambisi kekuasaan , ambisi  harta, ambisi jabatan . Jangan bawa-bawa  kami  yang tidak tau urusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun